Wednesday, September 24, 2014

Erdogan: Istanbul Pernah Menyatukan Eropa dan Timur Tengah Dalam Kedamaian










President Recep Tayyip Erdogan, of Turkey, addresses the United Nations Climate Summit, at UN headquarters, Tuesday, Sept. 23, 2014. (AP Photo/Richard Drew)



Presiden Turki, Rajab Tayyeb Erdogan mengatakan bahwa mengecam tindakan pembunuhan massal yang dilakukan Israel, pelanggaran HAM dan menganggap murah nyawa manusia; tidak dapat disebut sebagai tindakan anti semit.



Dalam pidatonya di depan The Council on Foreign Relations (CFR) atau Dewan Hubungan Internasional di Kota New York, Erdogan menambahkan bahwa sebahagian media massa berusaha untuk merusak nama Turki hanya karena Turki mengkritik Israil yang membunuh anak-anak yang tidak berdosa di Timur Tengah.



Erdogan menjelaskan bahwa masalah Palestina bukanlah masalah rakyat Palestina belaka melainkan masalah seluruh ummat Islam sedunia, dan masalah Palestina adalah pokok permasalahan berbagai konflik yang terjadi di Timur Tengah, sehingga penyelesaian Palestina dapat menyelesaikan berbagai konflik lainnya, dan Israel sangat mengerti hal itu, namun tetap saja tidak mau berhenti berperang dan senantiasa bekerja keras untuk mencelakakan rakyatnya dan rakyat-rakyat lain yang ada di kawasan.



Erdogan mengatakan bahwa "poster anti semit senantiasa dijadikan senjata utuk menyerang Turki dan saya secara pribadi, dan para mentri kabinet saya, dan para petinggi di negara Turki. Sepanjang sejarah, Turki tidak pernah mengambil sikap rasis, Turki senantiasa membela pihak-pihak yang teraniaya, dan bahkan komunitas yahudi juga Turki bela bila teraniaya".



Presiden Erdogan menegaskan itikad negerinya untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, dan Turki senantiasa berusaha dalam berbagai kesempatan untuk mewujdkan hal tersebut.



Erdogan juga menyampaikan bahwa berbagai krisis dunia - seperti krisis Palestina, Syiria, Irak, dan krisis di negara-negara Balkan- dimulai sejak runtuhnya Imperium Islam Otoman sekitar 100 tahun yang lalu. Saat itu, Imperium Islam Otoman yang berpusat di Istanbul mampu menyatukan dan menjaga semua wilayahnya, dari Iran sampai Vienna, meliputi utara Benua Afrika dan Samudera India, wilayah yang sangat luas sekali tentunya, namun namun mampu dikendalikan Istanbul secara baik dan damai.



Presiden Turki menjelaskan bahwa negerinya sangat menghormati semua wilayah-wilayah yang sudah terlepas dari Imperium Otoman, dan menjalin hubungan dan persahabatan, dan berusaha untuk menyingkirkan berbagai pertikaian.



Terkait Arab Spring dan berbagai perkembangan di negara-negara arab, Erdogan mengatakan "Sesungguhnya Turki sudah memperkirakan berbagai revolusi dan krisis tersebut di kawasan, dan Turki sudah mengingatkan hal tersebut, sebagaimana Turki juga sudah mengingatkan Basyar Al-Asad dan mengajaknya untuk melakukan proses perdamaian dan menghormati kehendak rakyatnya, namun Basyar tidak memperdulikan peringatan itu.



Erdogan melanjutkan pidatonya, "terkait Palestina, di mata kami, tidak ada bedanya Hamas atau lainnya, tidak ada bedanya apakah mereka orang Barat atau bukan, begitu juga halnya terkait Irak, tidak ada bedanya bagi kami antara Muslim-syiah-Kristen, atau Kurdi-Arab-Yazidi. Begitu juga dengan yang lainnya, tidak ada bedanya bagi kami antara syiah dan muslim di Syiria. Bagi kami semuanya sama di mata kemanusiaan. Jika warga Muslim teraniaya maka Turki akan membelanya, begitu juga halnya dengan warga Yahudi dan Kristen bila disakiti.



Erdoga mengecam berbagai berita di media massa yang menuduh Turki membela organisasi-organisasi teroris, Erdogan mengatakan "Turki sejak lama berperang melawan teroris dan menghabiskan banyak dana, tidak mungkin kami membela teroris, namun tetap saja media-media Amerika menuduh kami mendukung teroris".



Presiden Turki menegaskan bahwa negaranya tidak menjalin hubungan dagang dengan ISIS, dan tidak pernah membeli minyak dari ISIS, dan warga ISIS juga tidak pernah berobat di Turki, semua yang diisukan media terkait hal ini adalah fitnah. Demikian dilansir Anadolu, Selasa (23/09)-[Syaff].



*sumber: http://ift.tt/1upPC5z











sumber : http://ift.tt/1upPC5B

No comments:

Post a Comment