Thursday, December 31, 2015

[Testimoni Kesehatan] Bertahun-tahun Hidung Tersumbat, Sembuh dengan Obat Tetes AFRIN


[2016]

Selamat pagi baru,
hari baru,
tahun baru.

Gak tahan untuk sharing...

Setelah bertahun-tahun punya problem hampir setiap pagi hidung tersumbat (entah karena sinus, radang atau alergi dingin), kini tuntas sudah.

Dokter memberi obat tetes ini, "Afrin". Cukup sekali tetes, nafas langsung plong.

Alhamdulillah... silakan coba. Saya dapat atas rekomendasi dokter. Namun melihat labelnya yang bertanda biru, saya kira bisa dibeli bebas.

Recommended bagi kawan-kawan yang punya keluhan serupa.

(Joko Santoso HP)

*Sumber: fb




sumber : http://ift.tt/1MJPQrM

Merenungi Hatta dan Natsir: Refleksi Bagi Pemimpin Pergerakan


Oleh: Ali Wardhana
Alumni KAMMI dan Pegiat Komunitas Borneo Masa Depan

Memperbincangkan masalah moralitas dalam politik barangkali bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang absurd. Sesuatu yang langka atau barangkali mustahil. Pandangan demikian tidaklah salah jika dikaitkan dengan kejadian-kejadian yang kerap menjadi perbincangan di berbagi media. Misalnya, korupsi dan gaya hidup mewah berfoya-foya seakan melekat dikehidupan dunia para politikus.

Namun menilik kehidupan di era awal kemerdekaan, politik bagi beberapa “anak-anak pergerakan” adalah pengabdian, ada juga berpendapat berpolitik merupakan titipan amanat yang mesti dipertanggungjawabkan. Politik bukan semata alat mengejar kekuasaan semata. Namun dari sisi dimensi moral terwujud sebagai sikap maupun perilaku individu. Dua tokoh Moehammad Hatta dan Moehammmad Natsir, sekian dari beberapa pemimpin teladan yang  memberikan keteladanan pada era kepemimpinan mereka. Sosok bersahaja itu mampu membuktikan bahwa  moralitas dan politik dapat berdampingan dan menyatu dalam kepribadian dan sikap politiknya sehari-hari, mereka manusia yang yakin akan pikirannya bahwa

"Pemimpin berarti suri teladan dalam segala perbuatannya...."

Lihat saja bagaimana mudahnya bagi Hatta melepaskan jabatan prestisius sebagai wakil presiden ketika kekuasaan dianggapnya telah jauh menyimpang dari tujuannya. Ia dengan mudah menghapus segala tata rias kuasa didirinya, melepaskan berbagai fasilitas negara, menanggalkan segala kemudahan yang diberikan oleh negara, sebuah jabatan yang saat ini kerap diburu dan dipuja-puja.

Hatta juga memperlihatkan kepada mata dunia bahwa kepemimpinan tak selalu diiringi dengan kemewahan. Hatta membuktikan ia adalah sosok negarawan yang tak mengambil kesempatan dengan kekuasaannya untuk menumpuk harta kekayaan. Semasa hidupnya ia pernah tak mampu membayar tagihan listrik rumahnya hingga Bung Hatta sampai berkirim surat ke Gubernur Ali Sadikin untuk meminta pemotongan tagihan.

Lalu siapa yang tak terharu dengan kisah teladan Hatta dengan sepatu Bally yang ia idam-idamkan, yang hingga akhir hayatnya Hatta tak mampu membelinya. Hatta hanya bisa manyimpan potongan iklan sepatu Bally idamannya didalam dompetnya, penyebabnya uang tabungan sang proklamator selalu tak cukup untuk disisihkan karena ia lebih memilih menghabiskan untuk membiayai keperluan rumah tangganya dan membantu membantu orang-orang kesusahan yang dikenalnya. Padahal dengan kekuasaannya saat itu ia bisa membeli lebih dari sepasang sepatu Bally, tapi tidak dengan Hatta, ia memiliki moralitas yang kuat terhadap model kepemimpinan yang diyakininya.

Tidak berbeda dengan Hatta, sosok Moehammad Natsir tak kalah teladannya, Moehammad Natsir bukan pengusaha, bukan orang kaya. Moehammad Natsir tiga kali menjadi Menteri Penerangan dan sekali menjadi Perdana Menteri, bukan untuk mencari uang atau memperkaya diri. Bahkan George McTurman Kahin, salah seorang Guru besar Universitas Cornell Amerika yang kenal dengan Natsir sempat terheran-heran dengan kesederhanaan seorang Natsir, hingga baju yang dikenakannya saat menjabat sebagai Menteri adalah baju yang penuh dengan tambalan.

Dan yang sungguh luar biasa semasa menjabat sebagai pejabat ia hanya memiliki dua setel kemeja di saat masa jabatannya habis. Natsir meninggalkan kantor kementeriannya pulang menuju rumah dengan mengayuh sepeda berboncengan dengan supirnya. Mobil dinasnya langsung diserahkan saat itu juga kepada negara.

Negara kita sebenarnya surplus keteladanan, tidak hanya dua sosok anak bangsa tersebut, ada sosok-sosok  lain yang keteladanaannya pantas dicatat dengan tinta emas, sebut saja Jenderal Hoegang sang perwira polisi dan Baharuddin Lopa mantan Jaksa Agung yang terkenal dengan integritas dan keteladanannya sebagai pejabat negara.

Mengulas cerita keteladanan dua sosok manusia besar tersebut hanya akan melahirkan dua rasa didalam diri kita, yaitu rasa kagum dan rasa kecewa.

Kagum bahwa bangsa kita pernah memiliki sosok politikus sederhana. Integritas mereka menjadi pandu pandang dan sentrum dari setiap sikap dan kebijakan-kebijakan mereka. Kecewa, karena hari ini sulit rasanya melihat sosok keteladanan mereka pada pemimpin-pemimpin disekitar kita. Kemewahan seakan jadi syarat pertama kepemimpinan mereka.

Tapi semoga mengulas keteladanan sepenggal kisah mereka juga adalah sebuah tuntutan; tuntutan kepada generasi-generasi kita bahkan ada tanggung jawab kita untuk mencontoh sikap-sikap baik mereka dan mengilhami pikiran-pikiran kita.[]



sumber : http://ift.tt/1NY4Cgp

Rahasia Nabi Sabdakan Berlatih Renang-Memanah-Berkuda, Perang Akhir Zaman Senjata Manual


By: Nandang Burhanudin

(1) Ketika membaca fakta di balik fenomena krisis Syam (Syiria, Libanon, Palestina). Kita akan dibuat bingung. Ada apa di balik berkumpulnya 15 negara kuat dunia di Laut Mideterania.

(2) Rusia, AS, UE, Israel, Iran berada dalam satu kubu dalam operasi menghancurkan Islam dan umatnya. Seakan semua menjalankan satu komando, entah dari siapa.

(3) Satu hal yang pasti. Mereka mengimani hadis-hadis Akhir Zaman. Melakukan penelitian. Menyiapkan anggaran. Membuat rekayasa. Menciptakan produk. Ternyata banyak peristiwa besar di abad 21 ini yang telah diprediksikan oleh Rasulullah saw terjadi.

(4) Berbagai fenomena dan kejadian-kejadian besar di sepanjang abad 20 -21 semakin menambah daftar bukti atas kebenaran nubuwat beliau. Hanya keimanan yang bisa membuat kita tenang dan melakukan persiapan.

(5) Nubuwat tentang kedatangan Amerika yang akan menguasai minyak-minyak Saudi, tentang Invasi Bani Qanthura ke negeri Bashrah, tentang boikot bangsa Rum atas Iraq, Mesir dan Damaskus. Semua telah terjadi.

(6) Juga tentang perang umat Islam melawan India, tentang Palestina yang akan menjadi bumi ribath hingga akhir zaman, tentang kemunculan ashhabu rayati suud dari Khurasan. Tentang murtadnya bangsa Arab di akhir zaman, yang dimulai dari Emirates Arab. Sebaliknya, Turki kembali ke pangkuan Islam.

(7) Yang masih kita tunggu adalah Nubuwwat tentang malhamatul kubra -perang terdahsyat umat Islam melawan Eropa dan sekutunya- yang akan terjadi setelah kemunculan Al Mahdi. Amerika dan Eropa akan binasa dan menjadi wilayah Islam. UE, AS, Rusia dihancurkan. Otomatis, Israel binasa.

(8) Disebutkan dalam Kitab Zakaria (89/13), bahwa sebagian besar bangsa Yahudi akan mati dalam perang Armageddon dan dua pertiga dari mereka akan musnah. Sedangkan dalam kitab Zagiyal (12/39) disebutkan: “Akan berlangsung tujuh bulan sehingga rumah Israel berhasil mengubur mereka (orang-orang mereka yang terbunuh) sebelum membersihkan bumi”.

(9) Sebutan Armageddon sebenarnya tidak ada dalam Hadis. Hanya disebut dalam penelitian Kristen dan Ahli Kitab. Menurut bahasa Ibrani, Ar berarti gunung atau bukit. Mageddo adalah nama sebuah lembah di Palestina. Sebuah tempat yang cukup strategis dari segi peperangan. Perang ini juga dikatakan sebagai perang terakhir dengan menggunakan seluruh kekuatan berbagai peralatan senjata modern yang canggih.

(10) Bukit tersebut diprediksi adalah dataran tinggi Golan. Awalnya milik Syiria dan kini dikuasai Israel. Di sini sebabnya, mengapa Israel mati-matian mempertahankan Assad. Sebab Israel paham. Dataran tinggi Golan, ibarat puncak gunung di atas Bandung. Israel sangat mudah jadi target.

(11) Mungkin perang itu adalah Perang Dunia ketiga yang disebut-sebut sebagai Perang Nuklir. Setelah PD III ini berlangsung. Maka peperangan berlanjut dengan senjata manual: panah, kuda, tombak. Pemenangnya adalah siapa yang memiliki nafas panjang.

(12) Maka terjawab sudah. Rahasia baginda mewajibkan umatnya belajar dan mengajarkan renang, memanah, dan berkuda.

(13) Di sini pula. Mengapa Yahudi merusak generasi muda Islam dengan game, mainan, dan olahraga yang tidak ada kaitannya dengan ketangkasan.

(14) Terjawab pula. Negara mana dan elemen Islam mana yang kini paling siap menghadapi perang akhir zaman. Hanya semua mengalami tempaan di tahun-tahun penuh tipu daya seperti disabdakan baginda.

(15) Mungkin bukan generasi kita. Tapi tugas kita mempersiapkan generasi. Bersiap siagalah!




sumber : http://ift.tt/1kxbqtc

Fahri Hamzah: Popularitas Prabowo Sekarang Jauh Diatas Jokowi, 2016 Ujian Bagi KMP


PRESS RELEASE
2016: UJIAN BAGI KMP dan DPR

Sejak awal, cukup banyak yang ragu apakah KMP atau Koalisi Merah Putih bisa bertahan lama. Sejak dideklarasikan sebelum pilpres 2014, sinisme berkata, "Kalau Prabowo menang KMP bertahan, tapi kalau Prabowo kalah KMP habis."

Alhamdulillah setahun setelah KMP menguasai DPR dan MPR, koalisi masih bertahan, tetapi akhir 2015 lalu KMP menunjukkan gejala melemah.

Maka, tahun 2016 ini adalah tahun ujian besar bagi KMP. PAN sudah jelas mengumumkan bergabung dengan pemerintah meski menyatakan tetap di KMP. Sementara itu partai Demokrat dan PKS dalam kasus persidangan ketua DPR di MKD secara bulat mendukung koalisi pemerintah. Yang bertahan di garis KMP hanya Golkar, Gerindra dan PPP. Sementara pemerintah masih menggantung nasib Golkar dan PPP di kementerian hukum dan HAM.

Maka apakah KMP masih relevan? Publik harus terus diyakinkan bahwa membangun kekuatan penyeimbang di luar pemerintahan adalah jalan demokrasi yang niscaya. Sebab jika semua kekuatan politik masuk dalam pemerintahan maka akan tercipta oligarki kekuasaan yang berbahaya.

Oleh sebab itu, ikhtiar membangun legislatif yang kuat adalah ikhtiar yang mulia yang akan memberikan efek keseimbangan dan sistem keseimbangan (check and balance) dalam tubuh organisasi negara. Ikhtiar KMP untuk membangun kekuatan penyeimbang harusnya didukung oleh segenap masyarakat khususnya masyarakat sipil yang percaya dengan logika demokrasi.

Tidak akan ada Demokrasi yang sehat jika tradisi legislatif tidak berkembang. Keinginan kelompok KMP untuk membangun parlemen yang modern harusnya didukung karena parlemen modern adalah jaminan bagi daulat rakyat agar pengawasan publik pada pemerintahan bisa berjalan efektif. Jika parlemen dibiarkan lemah maka hegemoni kekuasaan eksekutif akan melahirkan korupsi dan penyimpangan besar-besaran.

Dalam banyak contoh yang sudah nampak tapi jarang diapresiasi jelas bahwa kerja DPR dalam pengawasan sangat efektif. Pansus angket misalnya yang pernah dipakai dalam berbagai kasus (dulu Century dan sekarang Pelindo II) jelas menunjukkan bahwa kerja korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan eksekutif yang dibungkus rapi dalam kebijakan akhirnya bisa dibongkar.

Di depan ada kasus Freeport yang sedang diusulkan agar DPR membuat pansus angket. Pansus FREEPORT akan menjadi metode pembuktian lain yang akan mengungkap bagaimana cara kekuasaan digunakan secara tidak bertanggungjawab. Tapi apakah masyarakat sipil dan media masa akan mendukung? Inilah tantangan DPR 2016 agar media dan masyarakat sipil justru menjadikan DPR sebagai mitra dalam mengawasi pemerintahan yang semakin besar.

Memang, periode 2014-2015 penuh goncangan yang bahkan menyebabkan ketua DPR justru terjungkal. Tetapi tahun 2016 harus menjadi momentum untuk menjawab tantangan bahwa KMP yang masih menguasai sebagian besar porsi cabang kekuasaan legislatif terutama DPR RI akan melampaui keraguan untuk menciptakan keseimbangan dalam trias politika agar sistem kendaraan berkarya secara lebih sempurna.

Keyakinan awal para pimpinan KMP harus dikuatkan kembali bahwa membangun kekuatan penyeimbang legislatif adalah sebuah kemuliaan yang sama saja dengan memimpin eksekutif.

Apalagi karena Pilpres 2019 akan dimulai lebih awal bersama pemilu legislatif dan popularitas Prabowo saat ini berada jauh lebih tinggi dari calon lain, termasuk presiden Jokowi.

FAHRI HAMZAH
Sekretaris Harian KMP

___
dari fb Fahri Hamzah (31/12/2015)




sumber : http://ift.tt/1OvmYVp

LUKISAN KEHIDUPAN


Oleh: Abdullah Haidir, Lc

{Seseorang akan menjadi pembicaraan orang-orang sesudahnya,
Maka jadilah bahan pembicaraan yang baik bagi orang yang mendengarnya}

Kita tentu pernah melihat sebuah lukisan yang indah, katakanlah tentang lukisan sebuah pemandangan. Sering kita terkesima dan terpana dengan lukisan seperti itu, komentar-komentar takjub dan apresiasi positif reflek terlontar dari mulut-mulut kita.

Tapi yang patut kita sadari adalah bahwa sesungguhnya yang membuat menarik bukan sekedar pemandangannya, tetapi kemampuan orang yang melukiskannya. Dengan objek pemandangan yang sama, jika dilukis oleh orang yang bukan ahlinya, tentu akan berbeda pula sikap dan apresiasi kita terhadap lukisan tersebut.

Kehidupan kita ini, pada dasarnya merupakan ‘pemandangan’ yang akan terekam bak sebuah lukisan. Bolehlah hal tersebut kita katakan sebagai ‘Lukisan Kehidupan’. Dan kitalah yang telah Allah tetapkan untuk menjadi pelukis bagi kehidupan kita sendiri. Maka, langkah kaki, lenggang tangan, lidah yang terucap, sejurus pandangan mata, pendengaran telinga dan gerak semua organ tubuh kita, tak ubahnya bagaikan kuas yang sedang menari-nari di atas kanvas kehidupan. Itulah arti dari hari-hari yang kita lalui dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu, kini masalahnya bukan lagi apakah kita seorang maestro pelukis terkenal macam Picasso dan Afandi atau bukan, tetapi adalah bahwa -suka atau tidak suka- hasil ‘lukisan’ kita pada akhirnya akan dilihat dan dinilai orang. Kesadaran tersebut jelas akan mendorong naluri kita untuk berkata bahwa ‘lukisan kehidupan’ saya harus terlihat indah dipandang. Dan, selama kesempatan 'melukis' itu masih diberikan, kita masih diberi kebebasan berekspresi untuk memperindah lukisan kehidupan kita; meluruskan guratan-guratan yang kurang harmonis, memperjelas sapuan warna yang buram, mengarahkan segmen gambar yang tak terarah, dst.

Hingga akhirnya, ketika mata ini terpejam dan nafas terakhir telah dihembuskan, itulah saatnya lukisan kita telah usai, lalu dibingkai, dan kemudian siap dipajang di ‘ruang depan rumah kita’. Ketika itu pula kita tinggal menunggu bagaimana komentar orang-orang yang melihat lukisan kita yang secara refleks –tanpa basa basi dan formalitas- akan terlontar dari mulut-mulut mereka. Bagaimana reaksi dan apresiasi yang akan mereka berikan, tentu sangat tergantung dengan kualitas lukisan yang terpampang. Di situlah salah satu parameter kehidupan kita sedang ditentukan.

Suatu saat para shahabat melihat jenazah yang sedang digotong, lalu mereka memuji kebaikannya, maka Rasulullah saw bersabda, ‘pasti.’ Kemudian lewat lagi jenazah yang lain, lalu mereka menyebut-nyebut keburukannya, Beliau bersabda, ‘Pasti.’ Umar bin Khattab bertanya, ‘Apanya yang pasti wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, “Yang kalian sebutkan kebaikannya, pasti masuk surga, sedangkan yang kalian sebutkan keburukannya pasti masuk neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi ini.” (Muttafaq alaih)

Seorang penyair berkata,

Innamal mar’u hadiitsu man ba’dahu
Fa kun hadiitsan hasanan liman wa’aa

{Seseorang akan menjadi pembicaraan orang-orang sesudahnya,
Maka jadilah bahan pembicaraan yang baik bagi orang yang mendengarnya}




sumber : http://ift.tt/1P3qHKp

TvOne Memang Beda, Malam Tahun Baru Siarkan LIVE TABLIGH AKBAR


Saksikan Tabligh Akbar "Do'a Untuk Indonesia"
Bersama Ust. Yusuf Mansur, Taufiq Ismail
Malam ini, Kamis 31 Desember 2015 
Pukul 19.00 - 20.30 WIB 
Hanya di tvOne 
Memang Beda




sumber : http://ift.tt/1MIeOYK

Malam Tahun Baru, Ridwan Kamil Serukan Doa Bersama Untuk Keberkahan Bandung


Menyambut tahun baru 2016, walikota Bandung Ridwan Kamil menyerukan warga Bandung untuk mengisi dengan kegiatan positif dan menggelar doa bersama di masjid-masjid untuk keberkahan kota Bandung.

"Warga BDG dalam rangka menyambut tahun baru 2016, sudah saya instruksikan agar masjid2 melakukan doa bersama bada Isya. Jadi warga Bandung silakan gabung di masjid2 shalat Isya berjamaah utk doakan BDG diberi keberkahan dan kesuksesan di thn 2016," demikian disampaikan Kang Emil -sapaan akrab Ridwan Kamil- melalui akunnya di jejaring sosial Facebook dan Twitter, Kamis (31/12).

Seruan orang nomor satu Bandung ini mendapat respon positif.

Salah seorang netizen Ma'eud Dysta Meilani berkomrntar: "ijin berkomentar pak ridwan kamil, saya selaku warga masyarakat jawa barat bangga terhadap kinerja yang bapak lakukan selama ini. semoga dengan bergantinya tahun, bisa menjadikan kita semua selaku umat manusia yang lebih mempunyai iman, lbih brtaqwa, lbih dewasa, lebih bertanggung jawab, dan yang lebih penting adalah lebih semangat lagi untuk mengayomi masyarakat secara kekeluargaan, arif dan bijaksana. semangat terus ya pak ridwan kamil....."

Status salah satu kandidat Gubernur DKI yang akan diusung Gerindra ini mendapat lebih dari dua puluh sembilan ribu jempol (likes) dari netizen, dan sekitar dua ribu yang komentar.




sumber : http://ift.tt/1PyXyts