SBY sejak awal sudah jelas: silakan partai pemenang pemilu untuk berkuasa. Tapi malah diserang terus menurus. Sekarang kalah di parlemen, nyalahin lagi..
Kebiasaan kubu Jokowi yang menyalahkan pihak atas kekalahan di parlemen, menunjukkan sikap yang tak bermartabat.
Kubu jokowi tak berani menyangga kekalahan, kemudian melemparkan sebab kekalahan pada pihak lain. krakter seperti ini hanya dimiliki pecundang.
Sebagai pihak yang sebentar lagi berkuasa, kebiasaan menyalahkan pihak lain sebagai biang kekalahan, menunjukkan kekerdilan karekter kekuasaan.
Kebiasaan menunjuk pihk lain sebagai penyebab kekalahan yang dilakukan kubu Jokowi seperti filosofi Jawa: bila kita menunjuk orang lain, 4 jari mengarah ke kita sendiri.
Semestinya mereka lebih banyak melakukan evaluasi: mengapa bisa kalah? daripada lemparkan kotoran ke pihak lain.
Politik tentu bukan 4x6=6x4. Kalau kubu jokowi tetap menggunakan dalil matematika dalam berpolitik, mereka tentu akan babak belur.
Tak selamanya politik bisa dijawab dengan transaksi politik. Selama ini kubu jokowi terlalu menggampangkan: kalau dikasih jatah sekian akan diam.
Politik seringkali menuntut sikap rendah hati, tidak jumawa dalam menyikapi perkembangan kondisi objektif. Bukan mentang mentang.
Politik seringkali membutuhkan kecerdesan dalam memenangkan gagasan mayoritas, daripada transaksi bagi-bagi kekuasaan.
Bila politik dendam yang dilestarikan kubu Jokowi, kasus-kasus kekalahan yang lain akan terus terjadi di parlemen.
Sebagai pihak yang berkuasa semestinya kubu Jokowi lebih banyak merangkul daripada mencari musuh yang tak perlu.
Dalam politik liberal, yang dibutuhkan adalah menjadikan lawan sebagai kawan, bukan memperpanjang barisan musuh.
(by @ragilnugroho1)
sumber : http://ift.tt/1Bg2CcT
No comments:
Post a Comment