Friday, July 31, 2015

Catatan saya tentang kunjungan Erdogan ke Indonesia

Erdogan saat bertemu Jokowi di Istana Negara, 31 Juli 2015. (foto: Lipitan6.com)

Oleh Tengku Zulkifli Oesman

Catatan saya tentang kunjungan Erdogan ke Indonesia:

1. Jujur saja mimik Erdogan tidak begitu bersemangat dalam bingkai diplomasi, tapi lebih kepada kunjungan persaudaraan.

2. Erdogan lebih semangat untuk silaturahim dengan rakyat muslim Indonesia, bukan dengan pemerintah, karena Erdogan tau siapa pemerintah Indonesia sekarang.

3. Tidak disambut Jokowi, biasa saja, namun ada kemungkinan hal ini pesanan asing, untuk meninggalkan kesan, Erdogan tidak terlalu penting, sepenting Xi Jinping (presiden Cina).

4. Xi Jinping penting bagi pemerintahan jokowi , Erdogan penting bagi rakyat, rakyat lebih suka pemimpin jujur dan padat karya nyata.

5. Erdogan disambut bak artis oleh masyarakat, histeris, beda dengan presiden kita sendiri yang setiap hari dicaci maki rakyat.

6. Jika kita mengacu ke teori penyampaian pesan Herbert Mead, jelas 100 persen Erdogan tidak suka Jokowi, dan Erdogan mengirimkan pesan non verbal kepada Jokowi "anda pemimpin penipu".

7. Dalam pertemuan Erdogan dengan Jokowi di istana, Erdogan jarang melihat wajah Jokowi, malah lebih sering menyapa pers, Erdogan lebih sering melihat kedepan saat Jokowi bicara, artinya Erdogan sangat tidak suka duduk dengan pemimpin kelas rendah begini.

8. Mimik bicara Jokowi seperti biasa, masih cengengesan dan benar benar bikin malu rakyat Indonesia kepada pemimpin dunia lain bukan hanya ke Erdogan, susah mengkarbit orang agar pintar mendadak.

9. Ingat kejadian di forum ekonomi di Davos saat Erdogan semprot presiden israel Simon Peres, tatapan Erdogan ke Simon peres hampir sama dengan tatapan Erdogan ke Jokowi kemarin.


10. Fenomena masyarakat yang ajak selfie dengan Erdogan adalah pesan cinta rakyat kepada pemimpin idola, jokowi jangan sewot, beda kelas, idola jokowi komunis, idola rakyat Erdogan, sah saja, hidup adalah pilihan.

11. Pesan dari rakyat indonesia, bahwa negara ini sangat menginginkan sosok Erdogan untuk menjadikan Indonesia maju dan benar benar hebat, rakyat sudah cerdas, kalau boleh rakyat indonesia bikin petisi "pinjam Erdogan setahun saja".

12. Dalam pertemuan bisnis Turki - Indonesia, pesan tersirat Erdogan adalah tinggalkan Cina, karena itu berbahaya bagi Indonesia. Tapi yakinlah pejabat indonesia tipe nya jatuh ke lubang yang sama berkali kali.

13. Tujuan utama Turki ke Indonesia adalah melihat potensi terkini Indonesia dan keadaan muslim, bukan dijamu istana.

14. Bagi yang mau belajar, kemarin terlihat jelas kelas pemimpin dunia yang hebat, berkelas, dan standar demokrasi internasional, sedangkan jokowi tetap kelas walikota yang tidak naik kelas kecuali maksa jadi presiden dengan semua cara, termasuk berkhianat, meskipun rakyat tidak suka, meskipun dihina menteri sendiri.

15. Semua fakta di lapangan, memaksa Erdogan memberikan sinyal agar rakyat indonesia lebih cermat dalam memilih pemimpin, namun apakah rakyat menangkap pesan itu atau tidak, mari kita lihat di pilpres selanjutnya.

Wallahu alam

*Sumber: dari fb Tengku Zulkifli Oesman

Baca juga: Erdogan 'sindir' Jokowi terkait Islamofobia




sumber : http://ift.tt/1gwiuoS

Antara Jilbab Ibu Negara Turki dan Ibu Negara Indonesia

Indonesian President Joko Widodo (R2) and Iriana Widodo (R) welcome Turkish President Recep Tayyip Erdogan (L2) and his wife Emine Erdogan (L) at the presidential palace in Jakarta, Indonesia on July 31, 2015. (foto:Anadolu Agency)

Oleh: Ishmah Rafidatuddini*

Kolumnis Ikhwanul Kiram Mashuri, dalam opininya di koran Republika, mengisahkan perjuangan Recep Tayyip Erdogan yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Turki memperjuangkan kebebaasan berjilbab di negeri bekas Khilafah Islam itu.

Recep Tayyib Erdogan atau lebih tepatnya Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) membutuhkan waktu hingga 10 tahun guna mengubah undang-undang yang melarang jilbab masuk ke institusi negara.

Dalam rentang 10 tahun itu istri sang PM dan sang presiden (Emine Erdogan dan Hayrunnisa Gul) terpaksa tidak bisa mendampingi suami mereka di rumah dinas dan istana negara. Karena alasan jilbab pula, PM Erdogan kemudian menyekolahkan kedua anak perempuannya ke Amerika Serikat dan Bosnia.

Pada Oktober 2013, Erdogan mengumumkan paket reformasi yang telah disetujui parlemen yang juga dikuasai AKP. Paket reformasi itu mencakup antara lain pencabutan undang-undang yang melarang penggunaan jilbab di berbagai institusi pemerintah/negara.

Sebelumnya, larangan berjilbab di kampus-kampus, termasuk di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi negeri, juga telah dicabut. Dengan begitu, para pegawai negeri perempuan kini bebas mengenakan busana Muslimah dan laki-laki boleh memelihara jenggot. Namun, larangan memakai jilbab dan berjenggot masih tetap berlaku untuk tentara, polisi, hakim, dan jaksa.

Hasilnya, kini di parlemen Turki kita bisa melihat beberapa anggota dewan dari AKP mengenakan jilbab di ruang sidang. Bahkan, partai-partai sekuler Turki pun secara demonstratif mengajukan calon anggota parlemen yang juga mengenakan jilbab.

Sementara itu, di kancah acara kenegaraan, istri Erdogan, Emine, selalu tampil mengenakan jilbab khas Turki, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam kunjungan kenegaraannya, termasuk saat ke Indonesia pada akhir Juli – awal Agustus 2015 ini.

Hal ini berbanding terbalik dengan Ibu Negara Indonesia, Iriani Joko Widodo. Istri presiden Joko Widodo ini dalam seluruh acara kenegaraan tidak mengenakan jilbab, padahal di negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Iriana, yang merupakan lulusan Sarjana Ekonomi dan Magister Manajemen tersebut, lebih suka mengenakan pakaian kebaya dengan dandangan rambut yang disanggul.

Ironisnya, pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2014 lalu, Iriana selalu mengenakan jilbab warna putih yang menutup rambutnya dengan anggun. Namun, rupanya hal itu dilakukan hanya untuk menarik simpati kaum Muslimin Indonesia yang saat itu meragukan komitmen keislaman Joko Widodo.

Hal itu terbukti langsung beberapa hari setelah pemilihan presiden telah dilaksanakan, Iriani tidak pernah lagi terlihat mengenakan jilbab dalam acara kenegaraan. Hal itu menimbulkan kesan negatif dari kaum Muslimin Indonesia yang merasa bahwa jilbab telah dijadikan sebagai alat politik oleh Iriani yang kini menjadi Ibu Negara Indonesia.

Memandang perspektif Emine dan Iriani dalam mengenakan jilbab, sebagai bagian dari syariat Islam, memberikan suatu gambaran antara perjuangan jilbab dan hipokritasi niat berjilbab.

Sumber: fimadani.com




sumber : http://ift.tt/1OUqCL5

Atheis bertanya "Siapa yang menciptakan Allah?" Pemuda Ini Menjawab hingga Atheis tak berkutik


Ada seorang Atheis yg memasuki sebuah masjid, dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal. Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa...

Pertanyaan atheis itu adalah:

1. Siapa yg menciptakan Allah?? Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya?? 

2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal.... 

3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api?? 

Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.

Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2?? Atheis itu diam membisu..

"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal. Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"

2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan? Apakah kita juga minum? Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu?? Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??

3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan. Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab : "Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar?? Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yg sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??

Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...

Sahabat, pemuda tadi memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak semua pertanyaan yg terkesan mencela/merendahkan agama kita harus kita hadapi dengan kekerasan. Dia menjawab pertanyaan sang atheis dengan cerdas dan bernas, sehingga sang atheis tidak mampu berkata-kata lagi atas pertanyaannya..

Itulah pemuda yg Islami, pemuda yg berbudi tinggi, berpengtahuan luas, berfikiran bebas...tapi tidak liberal... tetap terbingkai manis dalam indahnya Aqidah...

Ada yg berkata bahwa pemuda itu adalah Imam Abu Hanifah muda. Rahimahullahu Ta'ala...

Wallahu 'alam




sumber : http://ift.tt/1IeA5Ik

Erdogan 'sindir' Jokowi terkait Islamofobia


Menjangkitnya Islamofobia di Indonesia sebenarnya sudah sampai kabarnya ke seluruh pemimin negara-negara di dunia. Ada yang senang, ada yang menyayangkan. Yang senang tentunya blok yang merasa diutungkan dengan merebaknya Islamofobia di Indonesia.

Mulai dari perlakuan yang tidak adil di hadapan hukum terkait dengan 'terorisme' yang hanya menyasar Islam, bacaan Al Quran versi Jawa, menghormati orang yang tidak berpuasa, dan lain sebagainya hingga kepada kejadian pelanggaran berat Hak Asasi Manusia dengan dibakarnya masjid di Tolikara dan merebaknya bendera Israel di Papua.

Salah satu yang 'geram' dengan wajah Indonesia, negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, adalah Recep Tayyip Erdoğan. Presiden Turki yang sebelumnya menjabat sebagai Perdana Menteri Turki selama dua periode. Erdoğan sangat menyayangkan mengenai posisi Indonesia yang di bawa ke 'arah sebelah kiri' mengekor kepada bangsa yang mengkampanyekan Islamofobia.

Oleh sebab itu, di antara konten pidato kenegaraannya, Erdoğan 'menyindir' kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang memberikan panggung kepada para Islamofobis di Indonesia.

"Saya menekankan kepada seluruh umat Islam, mari kita memerangi Islamofobia, anti-imigran dan diskriminasi etnis,' ungkap Erdoğan menyindir. Dalam komunikasi politik luar negeri antar negara, ajakan Erdoğan ini adalah tamparan keras. Tinggal apakah disadari oleh yang bersangkutan (Joko Widodo) atau tidak.

Mengenai maraknya bendera negara penjajah Palestina, Israel di Indonesia (khususnya di Papua), Erdoğan juga menanggapi: "Dunia Islam tidak akan pernah tenang selama masalah Palestina belum ditemukan solusinya. Perdamaian permanen baru akan terwujud jika disepakati merdekanya negara Palestina di batas wilayah tahun 1967, dan ibukotanya adalah Al Quds.”

Bahkan, sindiran terhadap tumpul dan tidak tegasnya organisasi negara-negara di Asia Tenggara, ASEAN, terhadap tragedi pelanggaran HAM dan genosida umat Islam di Rohingya, Myanmar, pun dilontarkan oleh Presiden Turki ini: "Perkenankan Turki menjadi anggota ASEAN," ungkap Erdogan.

Tebrikler Erdoğan...

(Ustadz Azzam Mujahid Izzulhaq)



sumber : http://ift.tt/1fRaluf

Menko Polhukam Tedjo minta bendera Israel di Tolikara tak dipersoalkan


Menko Polhukam Tedjo Edy meminta semua pihak tidak mempersoalkan munculnya bendera Israel di Tolikara, Papua. Menurutnya, hal semacam itu bisa saja hal biasa yang tak terlalu dipahami maknanya oleh orang setempat dan tak disusupi oleh ideologi.

"Beginilah ya, kita kan kadang-kadang suka lihat ada bendera Nazi, ada macam-macam, ya mungkin ada orang yang senang seperti itu. Mungkin ada orang yang pakai pakaian palu arit, ya mungkin dia enggak ngerti makna itu, tapi bukan berarti ada disusupi spionase," ujar Tedjo di toko Gramedia, Matraman, Jakarta (29/7).

Menurut dia, kondisi Tolikara saat ini sudah membaik dan adanya keinginan kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan dengan cara mereka tanpa harus dicampuri oleh orang luar.

"Kemarin saya ke Tolikara, warga kedua pihak sudah aman-aman saja. Mereka mengatakan biar kami selesaikan dengan cara kami, jangan ada orang luar yang membuat semakin panas," cerita Tedjo.

Lanjut dia, dari hasil investigasi yang ada, polisi setempat sudah melakukan pemeriksaan terhadap para pelaku dan adanya proses hukum. Terkait itu, Presiden Jokowi juga meminta penanganan lebih lanjut seperti perbaikan infrastruktur, dialog antar agama dan proses hukum bagi para pelaku.

Sementara itu, terkait adanya lima WNA yang hadir dalam acara itu, Tedjo menegaskan jika kehadiran mereka merupakan atas undangan, namun ada pihak yang memang berinisiatif menghadirkan WNA tersebut.

"Memang mereka mengundang, ya kayak kita mengundang dari Arab, dari mana, ya sama saja, dibagi undangan. Tapi yg saya dengar ya itu penggeraknya orang-orang kita juga, dibagi undangan," pungkas dia.

Sumber: http://ift.tt/1DXqFiO

***

Sebelumya, Umat Islam dan pihak DPR sudah meminta pemerintah untuk menyelidiki dan membersihkan simbol-simbol Israel yang banyak didapat di Tolikara.

Ketua Komisi I DPR RI yang menangani urusan Luar Negeri, Mahfudz Siddiq, meminta pemerintah menyelidiki penyebab banyaknya simbol-simbol Israel di Tolikara. Ia juga meminta pemerintah membersihkan Tolikara dari unsur-unsur asing yang mengganggu keamanan masyarakat.

“Harus juga diselidiki mengapa banyak lambang tersebut di sana,” kata Mahfudz lewat pesan singkat kepada Republika, Sabtu (25/7). Mahfudz mengatakan, secara politik hal ini melanggar. Ini lantaran, sambungnya, Indonesia tidak menjalin hubungan kerja sama dengan Israel.

Ia meminta pemerintah membersihkan Tolikara dari unsur-unsur asing yang bisa mengganggu kedamaian dan keamanan masyarakat. Termasuk, membersihkan lambang-lambang Israel. Kerja sama, lanjutnya, perlu dilakukan oleh jajaran aparat Pemda, Polri, dengan dibantu TNI dan BIN (Badan Intelijen Negara).

Bukankah Israel adalah PENJAJAH? Yang sampai saat ini masih MENJAJAH PALESTINA?

Bukankah amanat UUD 1945 sebagai sumber hukum negara RI sudah jelas terkait PENJAJAHAN?

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." (Pembukaan UUD 1945)

Namun, kalau simbol-simbol Islam pemerintah dan aparat sangat tegas, LANGSUNG TANGKAP orang yang memakai kaos dengan tulisa Tauhid Laa ilaaha illallah dengan tuduhan ISIS.


ADA APA DENGAN NEGERA INI???




sumber : http://ift.tt/1DgIVbG

Foto-foto yang bikin senyum saat Presiden Jokowi Sambut Erdogan di Istana Negara


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/7/2015), dalam kunjungan kenegaraan.

Berikut sebagian foto-foto dari liputan6.com, yang mengabadikan momen saat Presiden Jokowi menyambut Presiden Erdogan.

CATATAN: Ini foto beneran, aseli 100%, bukan HOAX/Edit/Sotosop hehe...

(Sumber: http://ift.tt/1haz9hC)

Jokowi sumringah menyambut kedatangan Erdogan di Istananya

Cara duduk Erdogan memang harus diakui terlihat pemimpin yang berwibawa, pemimpin kelas dunia

Ini foto Erdogan ngisi Buku Tamu, BUKAN serah terima presiden RI dari Jokowi ke Erdogan loh :)

Dari sisi postur, Presiden Jokowi tak kalah tinggi dengan Erdogan (hanya selisih dikit) - bandingkan dengan DPR
Erdogan bertemu dengan Anggota DPR (foto: Aryasandiyudha)


Jokowi mengiringi Erdogan memasuki Istana Negara

Pada pertemuan itu, Erdogan memuji Jokowi yang dinilainya mirip dengan dirinya, dari Walikota jadi Presiden. Sebelum jadi PM dan Presiden, Erdogan adalah Walikota Istambul.



sumber : http://ift.tt/1IehGeQ

Astaghfirullah.. Menteri Susi Isi Acara Halal Bihalal di Kantornya dengan Joget Salsa


Sudah jadi kebiasaan hampir di setiap instansi untuk mengadakan acara Halal bi Halal di momen Idul Fitri. Kementerian dan lembaga serta instansi pemerintah biasanya menggelar acara Halal Bi Halal saat pegawai sudah masuk kantor lagi usai liburan Idul Fitri.

Namun ada yang "tak biasa" dari acara Halal Bi Halal yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada Jumat (31/07/2015) kemarin.

Seperti dilansor Okezone, usai melakukan halabihalal atau bersalaman dengan ribuan pegawai di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memamerkan keahliannya dalam berjoget salsa.

Pantauan Okezone, Jumat (31/7/2015), Susi berdansa bersama salah satu anggota pemain band yang memainkan saxophone, di mana band tersebut diundang untuk mengisi panggung dalam acara halalbihalal hari ini.

Diiringi dengan lagu salsa berjudul "Labamba", Susi tampak menguasai satu demi satu langkah salsa. Kendati sempat terpeleset, namun tak menyurutkan langkah Susi untuk terus melanjutkan semangat berdansanya.

Dilanjutkan dengan lagu kedua berjudul "I Saw Her Standing There", Susi kembali menunjukkan semangatnya dalam berdansa.

Disusul dengan lagu "Cotton Field" dan "Crazy Little Things Called Love", para pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan yang masih ada di dalam gedung ballroom, ikut turun berjoget bersama Susi.

Kendati sempat terengah-engah, Susi sempat berhenti berjoget, namun tak sampai dua menit, dia kembali melanjutkan.

Pada akhir acara berjoget bersama tersebut, para pegawai meminta band agar memainkan lagu Poco-poco. Namun, Susi mengaku sudah kelelahan, sehingga hanya beberapa pegawainya saja yang melakukan goyang poco-poco.

Sumber: http://ift.tt/1IwcLcO

***

Astaghfirullah, ngelus dada... bagaimana bisa acara Halal Bi Halal yang tak terpisahkan dengan momen "perayaan" Hari Besar Islam Idul Fitri ini diisi dengan tari joget poco-poco salsa dansa???

Apa ini bukan suatu pelecehan?

Memang hak masing-masing orang atau instansi menggelar acara sesuai kemauannya, tapi apa wajar dengan melakukan seperti itu? Kalau momen ulang tahun pejabat, atau ulang tahun instansi kementerian diisi dengan joget salsa seperti itu masih wajar. Tapi inikan Halal Bi Halal? Ngono yo ngono, nanging ojo ngono.

 

sumber : http://ift.tt/1fQRjE0

Ini Kisah "Kaos Erdogan" Yang Bikin Netizen Diajak Selfie Bareng Erdogan di Istiqlal


by @Gilang_Mahesa

1. Mau cerita dulu soal kaos yg sdh menyebabkan sahabat saya @rizafahdli diminta @RT_Erdogan utk foto selfie.

2. Penampakan kaos erdogan yg jadi rame saat ini he he he he ( minimal rame di group saya ) :)


3. Jd kita2 ini gabung di satu group diskusi sosmed, bicarain banyak hal ... sosial, politik,bola, agama .... sampai jodoh2in orang :)

4. Nah sekali waktu kita rame soal pernyataan @RT_Erdogan : "Dimana ada adzan berkumandang, disanalah tanah airku"

5. Bagi kita2 yg masih belajar soal Islam, pernyataan @RT_Erdogan ini sangat keren, mengingatkan soal ukhuwah, soal peduli dgn usuran ummat

6. Adalah @gozaliALaqsa yg tanpa hujan tanpa angin tiba2 desain dan produksi 100 pcs kaos dan dibagikan gratis

7. Dipakai rame2 lah sama kita he he he he


8. Ya kami2 ini sangat mengagumi @RT_Erdogan, sewajarnya saja, sama seperti beberapa kawan yg mengagumi Obama, Castro, Putin... biasa saja.

9. Masa nge idolain Erdogan ada yg nyuruh pindah ke Turki ..... kurang piknik ah :)

10. Kalau yg pernah ke turki sebelum dan setelah Erdogan berkuasa, pasti akan tahu perbedaannya, turki berubah jadi lebih baik.

11. Masyarakat Turki juga sangat sayang dgn Erdogan, tanya sama @tata_irianty deh yg kemarin baru dari Turki :)

12. Kawan2 di group diskusi bahkan ada yg menyebut @RT_Erdogan dgn panggilan Amirul Mukminin .... asyik2 aja :)

13. Nah, gara2 kang @rizafahdli selfie dgn Erdogan, kaos ini jd hits :)


14. Ada yg inbox dan usul digunakan untuk penggalan dana dan hasilnya digunakan utk membantu ummat yg membutuhkan bantuan.

15. Ya saya kembalikan ke mas @gozaliALaqsa (pembuat koas), atau menurut tweeps bagaimana? Ada yg minat kaos ini ? :)





sumber : http://ift.tt/1Ie82sO

Turki Tampung Jutaan Pengungsi, 'Khalifah' Erdogan: Ini Kewajiban Islam


Penerimaan sebuah negara atas gelombang pengungsi dari negara lain bukanlah hal mudah, sebagaimana halnya pengungsi Rohingya yang mengalami penolakan dari berbagai negara, termasuk di Indonesia, dan itu baru hitungan ratusan dan ribuan, belum hitungan jutaan pengungsi.

Namun berbeda dengan Turki, negara yang pernah menaungi hampir seluruh dunia Islam dan menjadi pusat Khilafah Usmaniyah sampai tahun 1924 ini. Kini Turki tetap membuktikan dirinya sebagai pewaris khilafah yang menaungi umat manusia dengan membuka diri bagi jutaan pengungsi dari berbagai negara.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai negaranya telah memberikan kontribusi sosial cukup besar di dunia, terutama soal penanganan pengungsi dari negara-negara konflik.

Dalam kuliah umum di kantor Lembaga Ketahanan Nasional Jakarta, Jumat (31/7), Erdogan mengungkapkan bahwa pemerintahannya berani menerima keberadaan dua juta pengungsi asal Irak dan Suriah. Sikap ini diambil lantaran keprihatinan dan rasa tanggung jawab Turki sebagai negara bermartabat.

"1,7 juta pengungsi dari Suriah, 300 ribu orang dari Irak, total ada 2 juta pengungsi yang masuk ke Turki dan kami terima," ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan ketika memberikan Kuliah Umum di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) RI, Jumat (31/7), dalam rangkaian kunjungannya ke Indonesia.

Dalam kuliahnya, Erdogan sempat menyindir negara-negara di Eropa, yang bahkan menolak 200 ribu pengungsi untuk masuk ke negaranya. Padahal, secara ekonomi beberapa negara Eropa tersebut mampu untuk menghidupi para pencari suaka itu.

"Namun jika melihat negara-negara Eropa, yang Anda temukan adalah bahwa mereka tidak bisa menerima 200 ribu pengungsi ke negara mereka, terlebih lagi para pengungsi yang mencoba menyeberang ke Eropa dan pada akhirnya justru tenggelam di lautan," ujarnya.

Erdogan sangat menyayangkan sikap negara-negara di Benua Biru tersebut yang seakan tidak mau berkontribusi sosial membantu negara lain yang kesulitan.

"Saat ini kita menghadapi berbagai ancaman menyusul beragam kekacauan yang mengelilingi kita. Tetapi, kita semua ini bersaudara," lanjutnya.

Pemerintah Turki kerap menerima gerombolan pengungsi yang kabur dari Irak dan Suriah. Mereka diamankan oleh otoritas keamanan Turki untuk kemudian ditampung.

"Ini adalah kewajiban sosial kami dan kewajiban ini menjadi perhatian kami sebagai pemeluk Islam," ujar Erdogan.

Erdogan bak seorang Khalifah yang memliki tanggungjawab terhadap umat dan kemanusiaan tak hanya warga negaranya saja tapi seluruh umat Islam di pelosok dunia yang terdzolimi.

"Subhanallah... Erdogan," komen ustadz Yusuf Mansur saat hadir Jumatan bersama Erdogan di masjid Istiqlal kemarin.


*Sumber: CNN Indonesia, Islamicgeo




sumber : http://ift.tt/1I8Dr1V

Hasil Investigasi TPF: TRAGEDI TOLIKARA Dilakukan Secara Sistemis, Terkomando


Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Komite Umat untuk Tolikara (Komat), membeberkan fakta dan kesimpulan terkait tragedi penyerangan warga muslim yang sedang melaksanakan salat Idul Fitri di Tolikara, Papua pada 1 Syawal 1436 H/17 Juli 2015.

Setelah hampir seminggu menerjunkan Tim Pencari Fakta langsung ke Tolikara melakukan investigasi secara menyeluruh, Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) akhirnya Jumat siang (31/07/2015) mengeluarkan hasil temuannya.

Ketua TPF Ustadz Fadlan Garamatan mengatakan Tragedi Tolikara bukan spontanitas namun sudah direncanakan secara sistematis.

"Diduga ada upaya sengaja menciptakan, mengusik kehidupan beragama secara sistematis. Faktanya ada massa yang mengepung jamaah salat Id dari tiga titik. Ada suara komando untuk menyerang," kata Fadlan dalam konferensi pers di Pulau Dua Resto, Senayan, Jakarta, Jumat (31/7).

TPF juga menemukan fakta kebenaran adanya surat dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli bernomor 90/SP/GIDI-WT/VII/2015 yang ditandatangani oleh Ketua Wilayah Toli, Pdt Nayus Wenda, S.Th dan Sekretaris, Pdt Marthen Jingga S.Th, MA dengan tembusan Polres Tolikara.

TPF menyebut pihak Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) telah melakukan pelanggaran HAM karena menghalangi umat lain untuk beribadah. Untuk itu, mesti ada pengusutan tuntas soal motif surat GIDI yang beredar. Ketua TPF meminta kepolisian harus memeriksa dan menjadikan tersangka pihak yang menanda tangani surat tersebut.

"Yang membuat atau menandatangi surat edaran yang provokatif tersebut harus ditindak tegas karena sebagai pemicu insiden tersebut," ujar dai dari Papua ini.

KRONOLOGI TRAGEDI TOLIKARA

Di bawah ini kronologi Tragedi Tolikara temuan TPF yang dibacakan Ustadz Fadhlan Rabbani Garamatan.

Senin, 13 Juli 2015

1. Selembar surat ditemukan oleh anggota intel Polres, Bripka Kasrim yang tengah berada di Pos Maleo. Surat tersebut berasal dari Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Badan Pekerja Wilayah Toli dengan nomor surat 90/SP/GIDI-WT/VII/2015 yang ditandatangani oleh Ketua Wilayah Toli, Pdt Nayus Wenda, S.Th dan Sekretaris, Pdt Marthen Jingga S.Th, MA dengan tembusan Polres Tolikara.

Surat yang ditujukan kepada umat Islam se-Kabupaten Tolikara ini memberitahukan adanya kegiatan Seminar dan Kebaktian Kebangkitan Ruhani (KKR) Pemuda Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) tingkat Internasional pada tanggal 13-19 Juli 2015.

Dalam surat itu juga berisi poin-point LARANGAN yang kami tulis sebagaimana aslinya, sebagai berikut:

(1) Acara membuka lebaran tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan dilakukan di wilayah Kabupaten Tolikara
(2) Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara (Wamena) atau Jayapura.
(3) Dilarang Kaum Muslimat memakai pakai Yilbab (jilbab, red).

2. Anggota intel, Bripka Kasrim memfoto surat, kemudian melaporkan melalui alat telekomunikasi handy talky kepada Kapolres Tolikara saat itu, AKBP Soeroso, SH, MH tentang adanya surat tersebut. Foto surat itu pun dikirimkan kepada Kapolres, dan Kapolres langsung mencetak foto tersebut.

3. Selanjutnya, Kapolres melalui telepon menghubungi Bupati Tolikara, Usman Wanimbo. Saat komunikasi itu, diketahui Bupati sedang berada di Jakarta, dan baru akan kembali ke Tolikara pada keesokan harinya (14/7). Namun, Kapolres tetap menyampaikan perihal isi surat tersebut dengan membacakannya.

Menanggapi informasi itu, menurut Kapolres, Bupati menyampaikan, “Itu tidak betul! Saya akan telepon ketua GIDI wilayah Tolikara. Saya akan minta itu (surat) dicabut atau diralat.”

Lalu, Kapolres menyatakan, “Itu yang saya mau, karena itu akan menimbulkan keresahan umat Islam.”


4. Kapolres juga menghubungi Presiden GIDI, Pdt.Dorman Wandikbo, S.Th di Jayapura, melalui telepon. Komunikasi melalui telepon itu direkam oleh Kapolres. Menanggapi informasi dari Kapolres, berikut ini kutipan tanggapan Presiden GIDI dalam rekaman yang kurang jelas suaranya itu, “Pak Kapolres, nanti saya akan berkordinasi dengan adik-adik ….”

Kapolres kembali menyatakan, “Jadi izin Bapak, untuk pengamanannya kami sudah siap mengamankan seluruh kegiatan GIDI maupun kegiatan lebaran. Jadi kami sudah siapkan pengamanan, TNI dan Polri akan bersama-sama agar kegiatan ini aman kondusif dan lancar tanpa hambatan. Kedua, saya juga sudah lapor Pak Bupati. Pak Bupati sependapat dengan Presiden GIDI, nanti Pak Bupati akan tiba di Tolikara lagi. Saya harap agar tidak menimbulkan keresahan bagi warga Muslim, mohon ditinjau kembali dan dicabut agar tidak menimbulkan permasalahan. Terutama masalah SARA, Pak Presiden.”

Presiden GIDI juga mengatakan. “Saya akan telepon Pak Bupati sebentar, saya juga akan telepon Pak Nayus, dan juga adik sekretaris. Saya akan telepon mereka, Bapak. Sekali lagi itu anak-anak emosional, saya sampaikan permohon maaf. Cukup Bapak saja tidak usah sampaikan kepada teman-teman Muslim yang lain. Itu sangat tidak sehat, dan kurang sehat untuk surat itu. Saya pesan begitu”

Kapolres menyatakan, “Baik, itu hanya akan di tangan saya saja. Nanti tokoh-tokoh Muslim nanti akan saya panggil juga.”

Rabu, 15 Juli 2015

1. Kapolres kembali melakukan komunikasi dengan Bupati dan Presiden Geraja Injili Di Indonesia (GIDI), karena pada siang hari itu akan ada acara pembukaan Seminar dan KKR. Namun Kapolres tidak mengikuti acara pembukaan, karena ada perang suku di Kampung Panaga, Tolikara. Kapolres berangkat ke lokasi perang suku itu bersama Bupati dan Ketua DPRD Kab Tolikara.

2. Pada malam harinya, Kapolres yang mendapat kabar ada peresmian monumen Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) di bagian atas Tolikara. Dalam acara peresmian monumen itu, Muspida yang hadir hanya Kapolres. Kehadiran Kapolres saat itu hanya ingin menegaskan kepada Presiden GIDI agar tidak terjadi gejolak. “Pak, saya ingatkan kembali tanggal 17 Juli, umat Islam akan melaksanakan Idul Fitri. Masalah surat kemarin agar ditindaklanjuti.”

Kepada Kapolres, Presiden Geraja Injili Di Indonesia (GIDI) dengan tegas menyatakan dan menjamin shalat Idul Fitri. “Iya gak apa-apa, Pak Kapolres. Silakan dilanjutkan.”

Pak Kapolres membalas, “Pak mohon ijin, masalah surat kemarin itu agar ditindaklanjuti.”

Kapolres juga menyatakan, bahwa ada ada orang asing yang datang, yaitu dari perwakilan Israel, Belanda, dan Papua Nugini (untuk menghadiri KKR).*

Kamis, 16 Juli 2015

1. Sore hari, Kapolres menelepon Presiden GIDI lagi, namun tidak diangkat. Lalu mengirimkan pesan singkat yang isinya : Mohon ijin saya telepon, mohon diangkat. Baru dijawab 30 menit kemudian, namun saat dihubungi telepon tidak terangkat. Dan hanya membalas dengan SMS, “Maaf Bapak, saya sedang di lapangan.”

2. Akhirnya, Kapolres mengirim pesan singkat: “Bapak ijin mengingatkan kembali bahwa besok shalat Idul Fitri mulai dari 06.30 – 07.30.” Presiden GIDI menjawab pesan singkat itu: “Baik Bapak, terima kasih. Selama melaksanakan shalat, Tuhan memberkati.”

3. Malam hari, sebelum ada pengumuman isbat 1 Syawal, Kapolres mendatangi masjid sekitar pukul 19.30 WITA, kesepakatan para pengurus pelaksanaan shalat dilaksanakan di halaman Markas Koramil, karena masjid hanya menampung 100 orang jamaah, sedangkan jamaah shalat diperkirakan 300 orang. Kapolres juga menyatakan siap memberikan pengamanan selama shalat Ied.

4. Arkam Jalil, salah seorang warga Muslim mengaku pada malam itu belum mendapat kepastian perihal diadakan shalat Id. Berkaitan dengan adanya surat edaran dari GIDI yang sudah beredar di tengah masyarakat.


Jum’at, 17 Juli 2015

1. Pukul 7 pagi, shalat Idul Fitri dimulai. Sebelum itu, Kapolres yang duduk di belakang imam shalat Id, Junaedi, agar pelaksanaan shalat Ied harus sudah selesai pukul 07.30 WIT.

2. Konsentrasi massa sudah mulai berkumpul di 3 titik yang mengarah ke lokasi shalat Id. Pertama, depan kantor BPD. Kedua, dari arah Jalan Irian yang akan masuk melalui jalan samping Markas Koramil. Ketiga, Jl Gili Batu yang berada di bawah Markas Koramil.

3. Lettu Inf TNI Wahyudi Hendra, Komandan Pos Pengamanan Daerah Rawan (Pos Pam Rawan) mengaku, pada takbir kedua sudah mendengar suara massa yang memprovokasi dengan melempar atap seng kios dan teriakan-teriakan hentikan shalat. Mendengar itu, Lettu Wahyudi langsung meninggalkan shalat sambil mengajak pasukan lainnya yang tengah shalat. Wahyudi langsung memerintahkan memperkuat anggota TNI yang tengah berjaga bersama Brimob dan anggota polisi Polres.

4. Sementara itu, Kapolres meninggalkan shalat saat takbir ke-7. Bahkan Kapolres meminta agar Imam menghentikan Shalat. “Pak Ustadz, sudah hentikan nggak usah dilanjutkan.” Kapolres langsung balik kanan dan langsung menugaskan anggota polisi untuk mengamankan ibu-ibu dan anak-anak ke belakang kantor Koramil.

5. Dalam penuturan yang sama, Kapolres dan Komandan Pos Pam Rahwan, mendengarkan adanya teriakan massa, “Hentikan…bubarkan …” diiringi lemparan batu, seng, dan kayu ke arah jamaah yang makin riuh.


6. Menurut Kapolres, massa yang pertama mendesak masuk dari titik pertama berjumlah 150 orang. Massa dari titik ini melakukan penyerangan pelemparan batu. Kapolres bersama 10 orang petugas gabungan dari Polisi, Brimob, dan TNI mencoba menghalau massa sambil bernegosiasi dengan massa. “Saya Kapolres, mohon jangan melempar.” Massa berhasil dihalau.

7. Sementara, massa dari titik kedua mulai merangsek masuk jalan samping Koramil. Kapolres beranjak ke titik massa kedua, “Dikhawatirkan massa itu akan menerobos masuk ke arah lapangan Koramil.” Kapolres kembali melakukan negosiasi dengan memegang megaphone yang dibawa oleh massa yang ingin menghentikan shalat Ied.  “Saya Kapolres, saya sudah koordinasi dengan Bupati dan Presiden GIDI.”

8. Saat negosiasi itu, terdengar suara letusan tembakan. Kapolres beranjak dari titik kedua menuju titik massa pertama untuk mencari sumber suara tembakan. Namun, gelombang massa titik pertama ini kian besar diperkirakan Kapolres mencapai 500 orang. Sementara di saat yang sama, kepulan asap sudah meninggi dari arah kios milik Pak Sarno yang juga ketua DKM Baitul Muttaqin yang berjarak sekitar 20 meter dari masjid.

9. Hal ini dibenarkan Pak Sarno, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Muttaqin yang ditemui TPF, “Titik pertama memang berada di kios saya. Itu pun sebenarnya, aksi pembakaran itu sudah dihalau oleh tokoh tua GIDI.”

10. Kapolres yang masih menghalau gelombang massa di titik pertama mengaku mendapatkan pukulan di dada kiri. Bahkan, Kapolres menyaksikan, Bupati yang datang menghalau massa itu diabaikan, bahkan sempat terdorong desakan massa. Setelah itu, Kapolres mengaku tak lagi melihat keberadaan Bupati.


11. Menurut Kapolres, kebakaran yang menghanguskan 64 kios di tanah (Informasi dari Panitia Pemulihan Tolikara) seluas sekitar 4000 m2 itu berlangsung selama 2 jam. Setelah kejadian itu, Kapolres mengaku mendapatkan informasi ada korban luka tembak yang dibawa ke rumah sakit di Wamena.

12. Tentang luka tembak ini, berdasarkan berita yang dimuat di koran Cenderawasih Pos, 29 Juli 2015. Keterangan dari dokter menyatakan, luka tembak pada korban itu berasal dari pecahan proyektil ditembakkan ke bawah (richocet).*

*Sumber: Hidayatullah, Gatra




sumber : http://ift.tt/1eHVkKi

Presiden Erdogan Salat Jumat di Istiqlal, Jadi Rebutan Warga


Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyempatkan diri salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, dalam tiga hari kunjungannya ke Indonesia, untuk membahas peningkatan kerjasama ekonomi.

Erdogan yang tiba pada Kamis malam, 30 Juli 2015, dijadwalkan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo, pada Jumat, 31 Juli, setelah salat Jumat pada masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

Kunjungan Erdogan yang didampingi istrinya, Emine, adalah yang keempat kalinya ke Indonesia. Tapi tiga kunjungan sebelumnya dilakukan saat dia masih menjabat sebagai perdana menteri.

Seusai salat Jumat, Erdogan yang didampingi oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, segera diserbu jamaah, yang memintanya berfoto bersama atau 'wefie'.

Beberapa orang yang merasa beruntung, berhasil membuat potret diri dengan Erdogan, segera mengunggahnya ke akun masing-masing di media sosial. (ren)

Sumber: Viva.co.id

***

Sambut Erdogan, Jamaah Teriakan Takbir

"Usai sholat jum'at, jama'ah meneriakan Takbir untuk Erdogan, "Allahu Akbar" "I Love u Erdogan" subhnallah banyak yang cinta Erdogan." cuit netizen @conan_idn.




sumber : http://ift.tt/1JAgPcZ

Jokowi Tak Ikut Sholat Jumat Bersama Erdogan, Menteri Yuddy: Ada Kesibukan Lain


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Erdogan tiba di Jakarta Kamis malam, dan hari ini (31/7) menjalankan sholat Jumat di Masjid Istiqlal ditemani Wapres JK, ustadz Yusuf Mansur dan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi.

Umat Islam antusias menyambut kedatangan Erdogan yang sholat Jumat di Masjid Istiqlal. Usai sholat jum'at, jama'ah meneriakan Takbir untuk Erdogan, "Allahu Akbar" "I Love u Erdogan" subhnallah banyak yang cinta Erdogan.

Namun ada pula yang bertanya, kenapa Presiden Jokowi tidak ikut menemani Erdogan sholat Jumat di Istiqlal? Padahal level Erdogan adalah Presiden, sudah selayaknya yang mendampingi juga presiden.

Mengenai ketidakhadiran Presiden Joko Widodo mendampingi Erdogan shalat Jumat di Istiqlal, Menteri Yuddy menilai hal tersebut tidak perlu dipersoalkan. Menurut dia, suatu hal yang wajar jika Wapres menggantikan Presiden ketika Kepala Negara ada kesibukan lain yang tak bisa ditinggal.

"Kan namanya Wapres dan Presiden itu satu kesatuan kepemimpinan nasional. Jadi kalau misalkan presiden sibuk dengan kesibukan yang lain, ya Wapres mendampingi. Suatu hal yang biasa-biasa saja," tutur Yuddy seperti dilansir Kompas.com.




sumber : http://ift.tt/1MBtSfW

Yusuf Mansur: "Erdogan, Subhaanallaah dah..."


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Erdogan tiba di Jakarta Kamis malam, dan tadi siang melaksanakan sholat Jumat di Masjid Istiqlal ditemani Wapres JK dan ustadz Yusuf Mansur.

Berikut cerita ustadz Yusuf Mansur yang dituturkan di akun twitternya @Yusuf_Mansur yang diberi hestek #Erdogan:

1. Beliau (Erdogan) tadi kelamaan di Lemhanas (ngasih Kuliah Umum -red). Namun tetep datang ke Istiqlal. Bergabung sama jamaah. Subhaanallaah dah...

2. Pak JK, saya, Pak Yudi, &pengurus Istiqlal dah nunggu beliau. Tapi akhirnya harus masuk ruang shalat duluan. Sebab dah masuk waktu (jumatan).

3. Pak JK bilang, berkali asal ketemu saya, air Miracle, air kesehatan produksi kita, dg izin Allah, bliau minum. Alhamdulillaah.

4. Bahkan diminum saat sidang kabinet. Hehehe. Senengnya. Nah di sela2 nunggu Erdogan, saya lapor perkembangan rumah tahfidz.

5. Ternyata di rumah Pak JK, bersama adiknya & keluarganya, di Makassar, jg ada 40 anak yg sdg ngafal. Pak JK mengaku senang.

6. Pak JK bilang, orang yg ngafal Qur'an itu, keajaiban. Tdk ada 1 pun buku, selain al Qur'an, yg bs dihafal manusia. +titik komanya.

7. Tadi saya matur. Mau bawa haafidz2 cilik, adik2 & anak2 qt, u/ bercengkrama di halaman Istana yg asri. Baca & Bercanda brsama Qur'an.

8. Itu kan halaman tengah Istana, asrinya minta ampun. Depan Masjid Istana. Pohonnya jg gede2. Biar pd senang itu haafidz2 cilik.

9. Saat melihat sosok Erdogan, merinding. Terharu. Gestur tubuhnya, tekstur wajahnya, penampilannya. Jg istrinya. Adeeeeem...

10. Karena belum diizinkan Allah, Erdogan batal memberikan sedikit ceramah depan jamaah Istiqlal yg sdh menanti sejak sblm azan.

11. Ga usah kecewa. Saat saya jd Presiden, hehehe, smua Presiden muslim muslimah di dunia, qt undang2in. Srh ceramah & foto2 di sini.

12. Ada 100 kurang lebih pengawal pribadi Erdogan yg ikut shalat Jum'at. Lengkap dg iring2an "Pasukan Berkuda", hehehe, sekarang: Mobil.

13. Paspampres qita, lengkap dg Pasukan Sniper, ga kalah keren dg Pasukannya Erdogan. Malah, yg dari qt, manis2 senyumnya.

14. Gantengnya pasukan pengaman presiden & wapres, & tinggi2nya, ga kalah sama pengawalnya Erdogan. Hehehe. Sebelas dua belas dah...

15. Saya alhamdulillaah, dikasih Allah salaman dg Erdogan. Tapi prasaan bhw saya ada di Masjidnya Allah, mengalahkan kebahagiaan itu.

16. Pengawal2nya Erdogan, yg msh berjaga saat Erdogan dah berlalu, bingung. Ngeliat Pengawal2 qt, foto2 ceria sama saya, hehehe..

17. Makasih banyak buat kwn2 Istiqlal, Pak JK, pasukan pengaman dari lintas institusi. Mdh2an smuanya jd amal saleh khidmat sama tamu.

18. Mdh2an situasi politik di Turki, jg tentunya di Indonesia & dunia, jg hal2 lainnya; Ekonomi, akhlak, budaya, dll, membaik smua.




sumber : http://ift.tt/1KDDWVg

Thursday, July 30, 2015

Jokowi Minta Diberlakukan Kembali Pasal "Penghinaan Presiden" Yang Telah Dihapus MK


MK Matikan Pasal Penghinaan Presiden, Jokowi Minta Dihidupkan Lagi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyodorkan 786 Pasal RUU KUHP ke DPR untuk disetujui menjadi KUHP. Salah satu pasal yang disodorkan adalah pasal tentang 'Penghinaan Presiden', padahal pasal itu telah dihapus MK.

MK telah mencabut Pasal 134, Pasal 136, dan Pasal 137 KUHP tentang Penghinaan Presiden' pada tahun 2006. Ketiga pasal itu dinilai MK menimbulkan ketidakpastian hukum karena amat rentan pada tafsir apakah suatu protes, pernyataan, pendapat, atau pikiran merupakan kritik atau penghinaan kepada presiden dan/atau wakil presiden.

Namun dalam RUU KUHP yang disodorkan ke DPR pada 5 Juni 2015, pasal tersebut kembali muncul.

"Setiap orang yang di muka umum menghina Presiden atau Wakil Presiden, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV," demikian bunyi Pasal 263 ayat 1 RUU KUHP sebagaimana dikutip detikcom, Jumat (31/7/2015).

Dalam ayat selanjutnya dijelaskan bahwa perbuatan di atas dikecualikan apabila perbuatan itu merupakan penghinaan jika dilakukan untuk kepentingan umum atau pembelaan diri.

"Setiap orang yang menyiarkan, mempertunjukkan, atau menempelkan tulisan atau gambar sehingga terlihat oleh umum, atau memperdengarkan rekaman sehingga terdengar oleh umum, yang berisi penghinaan terhadap Presiden atau Wakil Presiden dengan maksud agar isi penghinaan diketahui atau lebih diketahui umum, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV," demikian ancam pasal 264.

Sebagaimana diketahui, dalam putusan Nomor 013-022/PUU-IV/2006, MK tegas menyatakan Pasal Penghinaan Presiden/Wakil Presiden bertentangan dengan konstitusi. Sebab Indonesia sebagai suatu negara hukum yang demokratis, berbentuk republik, dan berkedaulatan rakyat, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia sebagaimana telah ditentukan dalam UUD 1945, tidak relevan lagi jika dalam KUHP masih memuat pasal-pasal seperti Pasal 134, Pasal 136 bis, dan Pasal 137.

"Yang menegasi prinsip persamaan di depan hukum, mengurangi kebebasan mengekspresikan pikiran dan pendapat, kebebasan akan informasi, dan prinsip kepastian hukum," putus MK pada 6 Desember 2006.

KUHP yang berlaku saat ini dibuat pada 1830 oleh penjajah Belanda dan dibawa ke Indonesia pada 1872. Pemerintah kolonial memberlakukan secara nasional pada 1918 hingga saat ini. KUHP yang mempunyai nama asli Wet Wetboek van Strafrecht itu lalu menggusur seluruh hukum yang ada di Nusantara, dari hukum adat, hingga hukum pidana agama.  (asp/try)

Sumber: detik.com

ADA APAKAH GERANGAN?




sumber : http://ift.tt/1MWYaH0

Erdogan Sholat Jumat di Istiqlal ditemani Wapres JK, Kenapa Presiden Jokowi Tak Ikut?

Erdogan bersama Wapres JK di masjid Istiqlal (foto dari twitter  Jusuf Kalla @Pak_JK)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Erdogan tiba di Jakarta tadi malam, dan hari ini (31/7) menjalankan sholat Jumat di Masjid Istiqlal ditemani Wapres JK dan ustadz Yusuf Mansur.

Umat Islam antusias menyambut kedatangan Erdogan yang sholat Jumat di Masjid Istiqlal.

Namun ada pula yang bertanya, kenapa Presiden Jokowi tidak ikut menemani Erdogan sholat Jumat di Istiqlal? Padahal level Erdogan adalah Presiden, sudah selayaknya yang mendampingi juga presiden.

Sampai berita ini diposting belum ada penjelasan dari pihak Istana terkait hal ini.

Namun, dalam protokeler Istana disebutkan bahwa pada sore nanti, Presiden Joko Widodo akan menerima secara resmi kunjungan Presiden Turki tersebut yang dilanjutkan dengan jamuan santap kenegaraan pada malam harinya, di Istana Negara, Jakarta.




sumber : http://ift.tt/1SmzOgM

Netizen Ini Berhasil "Selfie" Bersama Presiden Erdogan Usai Sholat Jumat di Istiqlal


Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Erdogan tiba di Jakarta tadi malam, dan hari ini (31/7) menjalankan sholat Jumat di Masjid Istiqlal ditemani Wapres JK dan ustadz Yusuf Mansur.

Berita Presiden Erdogan yang akan sholat Jumat di Masjid Istiqlal sudah tersebar sejak kemarin di media sosial. Banyak netizen yang penasaran, antusias dan ingin bertemu Erdogan di masjid Istiqlal. Dan syukur-syukur bisa fot selfie bersama presiden idola umat Islam sedunia ini.

Salah satu netizen yang beruntung mendapatkan kesempatan foto selfie adalah @rizafahdli. Usai sholat Jumat di istiqlal dia berhasil mendekat ke Erdogan dan diperbolehkan foto selfie.

Dengan amat girang @rizafahdli mengunggah foto selfienya bersama Mr Erdogan.

"Assalamualaikum Mr @RT_Erdogan Alhamdulillah thanks for the pic of us after sholat Jumat. Regards to your security ;)" cuit @rizafahdli yang mengunggah foto selfie bersama Erdogan dengan wajah berbinar-binar.

Siapa lagi yang berhasil selfie bersama Me Erdogan? :)

Fahri Hamzah bersama Erdogan saat kunjungan ke Turki



sumber : http://ift.tt/1LUgWQT

Ketika Erdogan Memilih "Jalan Politik" Sendiri Berbeda dengan "Sang Murobbi"

"Dimana adzan berkumandang, Disitulah tanah airku" [Erdogan]

PILIHAN ERDOGAN

Pasca keluar dari penjara* selepas menjabat walikota Istanbul, Erdogan memilih berpisah jalan dengan Sang Murabbi/Hoca/Gurunya, Nechmetin Erbakan. Perkara masalah strategi, taktik dan pandangan politik yang keras dari sang Guru memaksa Erdogan membangun jalannya sendiri.

Pilihan Erdogan ini terbukti tepat. Bersama rekan-rekannya di AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan), Erdogan berhasil membawa Turki keluar dari krisis ekonomi sekaligus mengubur sekularisme pelan-pelan.

Erdogan memilih berpisah dari Sang Guru bukan karena masalah pekerjaan, bukan karena tawaran proposal dana asing, bukan karena beasiswa asing, bukan karena mendapat istri kaya anak pejabat, bukan karena bekerja di perusahaan asing dengan gaji melimpah, bukan karena sakit hati tak dapat jabatan (Erdogan terpilih menjadi walikota Istanbul saat bersama Erbakan).

Oleh Sang Guru pilihan jalan Erdogan itu disebut sebagai "lebih memilih profit ketimbang prophet", namun itulah Pilihan Recep Tayyip Erdoğan.

(Ibnu Dwi Cahyo)

___
*Tahun 1998, Erdogan di penjara. Beliau dianggap mengkhianati asas Sekularisme negara Turki karena membaca puisi religius.

    Minareler süngü, kubbeler miğfer
    Camiler kışlamız, mü’minler asker
    Bu iláhi ordu dinimi bekler
    Allahu Ekber, Allahu Ekber.

    (terjemahan)
    Masjid adalah barak kami, Kubah adalah helm kami
    Menara adalah bayonet kami, Orang-orang beriman adalah tentara kami.
    Akhir perjalanan kami adalah syahid (di jalan-Nya).
    Allahu Akbar! Allahu Akbar!




sumber : http://ift.tt/1MxwydB

Hari Ini, Presiden Erdogan Akan Sholat Jumat di Masjid Istiqlal

Presiden Erdogan telah tiba di Jakarta, Indonesia, tadi malam (Kamis, 30/7/2015) [foto: @DailySabah]

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan kunjungan kerja ke Indonesia dan akan bertemu Presiden RI Joko Widodo serta Wapres Jusuf Kalla hari ini, Jumat (31/7).

Dikutip dari laman resmi wapresri.go.id, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun siang ini dijadwalkan akan melakukan shalat Jumat bersama dengan Presiden Turki di masjid Istiqlal, Jakarta.

AGENDA WAPRES:
Sholat Jumat bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Tanggal : Jumat, 31 Juli 2015
Jam     : 11:40
Tempat  : Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenlu Armanatha Nasir mengatakan Presiden Turki tiba di Indonesia pada Kamis (30/7) malam.

"Presiden Turki akan berkunjung ke Indonesia. Beliau akan tiba malam ini, dan akan melakukan kunjungan kenegaraan dan akan bertemu Presiden Indonesia Joko Widodo," ujar Arrmanatha, Kamis (30/7).

Menurut dia, dalam pertemuan antara dua kepala negara itu akan membahas permasalahan ekonomi. Selain itu, kedua pemimpin juga akan membahas kerja sama antara Indonesia dan Turki dalam bidang sosial budaya.

Arrmanatha mengatakan, Turki merupakan mitra strategis Indonesia. Dalam perdagangan bilateral, nilai perdagangan antara Indonesia dan Turki pada 2014 mencapai hampir 2,5 miliar dolar AS.

Tak hanya itu, ia menerangkan kedua negara juga telah menjalin hubungan diplomatik dalam jangka waktu yang lama. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki sudah berlangsung selama 65 tahun sejak 1950.

Selain melakukan kunjungan kenegaraan bertemu Presiden Jokowi, Presiden Erdogan juga memiliki agenda lain selama masa kunjungannya di Indonesia, yakni memberikan kuliah umum dan berkunjung ke Masjid Istiqlal. (ROL)




sumber : http://ift.tt/1I60VVa

Setelah Mendapat Kecaman Netizen, Denny JA Hapus Status "Lecehkan Muslimah Cadar"


Denny JA menulis status di fb-nya yang meng-upload foto Muslimah Bercadar peserta PELATIHAN NASIONAL KEDOKTERAN ISLAMI (THIBBUN NABAWI). Di foto itu Denny JA menulis:

"Kita tak mengenali lagi peserta seminar. Hanya mata yg terlihat. kemajuan atau kemunduran atau sekedar keberagaman?"

Status fb Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini yang ditulis pada Kamis (30/7/2015) mendapat kecaman dari netizen karena dianggap melecehkan muslimah yang memakai cadar.

Lebih 800 komentar dan kritik dilayangkan publik netizen.

"Ini bagian dari postingan profokasi, banyak mengundang opini negatif... saya kira anda harus bisa belajar menghargai. Bukan menanyakan hal ini ke publik menjadi sebuah kemunduran atau kemajuan? Itu secara tidak langsung sudah menyudutkan..," komen Diah Lestari.

"Itulah absurdnya orang2 liberal dan penganut HAM. HAM dan kebebasan hanya berlaku bg mereka yg antipati thdp agama, intinya mereka ingin menghilangkan kehidupan beragama," ujar Sapto Abadi.

Denny JA selama ini dikenal dengan gerakan "INDONESIA TANPA DISKRIMINASI". Namun ternyata dia sendiri yang mempraktekkan DISKRIMINASI.

Usai kecaman bertubi-tubi dari netizen, tiba-tiba status dan foto muslimah bercadar dihapus dari laman facebook Denny J.A's World.

Padahal saat redaksi PIYUNGAN ONLINE memposting berita pertama "Bikin Status 'Melecehkan' Muslimah Bercadar, Denny JA Dikecam Netizen" pada sekitar pukul 06.30 tadi pagi masih ada. Tapi saat Redaksi kembali buka link fb status Denny JA sudah terhapus.


Ini link asli yang kini sudah dihapus:

http://ift.tt/1fMIcUV

***

Kita tunggu konfirmasi dari Denny JA, jangan-jangan akunnya DIHACK... kayak Ahok :))
  



sumber : http://ift.tt/1I60la5

Politisi PDIP Dukung Fatwa "Haram" MUI untuk BPJS


Anggota komisi IX dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Rieke Diah Pitaloka mendukung fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas produk BPJS oleh pemerintah.

Menurutnya, MUI menjadi pihak yang sangat mendukung adanya UU BPJS agar sebesar-besarnya digunakan untuk kemaslahatan umat.

“Saya mendukung fatwa yang dikeluarkan MUI karena saya yakin tujuannya untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan bisnis,” kata Rieke pada Republika, Kamis (30/7).

Rieke menambahkan, MUI adalah salah satu lembaga yang mendukung disahkannya RUU BPJS. Hal itu diungkapkan saat menerima perwakilan Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS) yang sedang berjuang bersama DPR RI untuk menuntaskan RUU BPJS.

Dalam pertemuan itu, imbuh Rieke, MUI mengapresiasi dan mendukung disahkannya RUU BPJS karena dapat membawa kemaslahatan umat.

Kalaupun sekarang MUI mengeluarkan fatwa penyelenggaraan jaminan sosial oleh BPJS Kesehatan tidak sesuai syariah, kata dia, menjadi kritik yang membangun untuk pemerintah serta penyelenggara BPJS. Yaitu, agar praktek jaminan sosial kesehatan dan sistem kesehatan yang terintegrasi dari hulu ke hilir sebagai upaya memberikan hak layanan kesehatan pada rakyat.

Sebab, kesehatan menjadi hak dasar dari setiap rakyat Indonesia yang dijamin dalam konstitusi. Bukan, seperti kasus yang terjadi di lapangan soal sulitnya akses BPJS oleh masyarakat.

Jadi, tegas Rieke, dia mendukung sikap MUI agar dana jaminan kesehatan milik peserta dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta. Hal itu sesuai dengan pasal 4 huruf i Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS.

“Artinya, haram hukumnya jika mengubah watak jaminan sosial menjadi jaminan komersial yang berujung pada komersialisasi pelayanan kesehatan negara,” tegas dia.

Jadi, fatwa MUI, imbuh dia, sebenarnya juga agar terwujud hak masyarakat atas kesehatan dan jaminan sosial yang berkeadilan.


Sumber: ROL

Baca juga: "Kok seenaknya saja MUI mengharamkan BPJS?"




sumber : http://ift.tt/1h9q8FA

"TERIMA KASIH GIDI"


"TERIMA KASIH GIDI"

Atas ulah kalian, kami jadi tahu nama Tolikara yang sebelumnya sama sekali kami tak tahu menahu.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa di Tolikara ada Masjid yang sudah berdiri puluhan tahun yg lalu.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu ada ribuan muslim di Tolikara.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu ada Perda aneh di Tolikara yang sangat diskriminatif terhadap Islam dan kaum muslimin.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa Australia dan Israel ternyata sudah menancapkan kuku hitamnya di bumi Cendrawasih.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu bahwa perkembangan dakwah Islam di Papua secara umum dari hari ke hari terus menggembirakan.

Atas ulah kalian, kami jadi tahu data sebenarnya jumlah total kaum muslimin di Papua sana adalah 40%, populasi yang cukup membalikkan asumsi kebanyakan orang selama ini bahwa Papua hampir identik Kristen atau diklaim Kristen.

Atas ulah kalian, kami dari berbagai penjuru, bukan hanya negri ini tapi seluruh dunia dan dari berbagai latar belakang jadi tergerak rasa solidritasnya untuk lebih berperan terhadap nasib saudara kami di sana.

Atas ulah kalian, kami jadi yakin bahwa Masjid yang dibakar akan dibangun kembali yang lebih bagus dan lebih megah.

Atas ulah kalian, kami jadi yakin bahwa dakwah Islam di sana akan makin marak dan masif, bahkan pesantren akan segera berdiri.

Atas ulah kalian, mata dunia mulai terbuka bahwa anggapan tentang TERORIS itu identik dengan ISLAM adalah KELIRU.

Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih,

Kami menunggu kalian semua jamaah GIDI dalam damai kasih Islam.

Kami berharap tak lama lagi kami bisa menjadi imam shalat di sana, berceramah dan melantunkan adzan lima waktu di sana.

Terimakasih, Islam akan jaya di Papua.

Terimakasih, tak lama lagi, in syaa Allah Papua identik dengan Islam.

Terimakasih, Allahu Akbar...

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

(Taufan Maulamin)




sumber : http://ift.tt/1KDX2rN

Tidak punya tangan dan kaki tapi sholatnya selalu berjamaah di Masjid


"Tidak punya tangan & kaki tapi sholatnya selalu berjamaah di masjid. Sholatnya berbaring"

Demikian disampaikan pak @JamilAzzaini di akun twitternya pagi ini, Jumat (31/7/2015).

Sebuah foto memperlihatkan "lelaki istimewa" itu diapit dua orang ustadz kenamaan. Ustadz Yusuf Mansur dan ustadz Jamil Azzaini yang dikenal sebagai motivator nasional dengan semboyan "Sukses Mulia".

"Cuma" sebuah foto, namun pengaruhnya sangat dahsyat menggedor kesadaran kita yang diberi fisik "normal" untuk menyadari betapa "sedikitnya" kita bersyukur padaNya yang terkadang masih malas melangkahkan "kaki yang masih utuh, normal fungsinya" untuk memenuhi panggilan Allah SWT saat kumandang adzan.

Allah Saw berfirman:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS At-taubah:18)

Rasul Saw bersabda:

اِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسَاجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ بِاْلاِيْمَان وَتَلاَ إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ -الآية

"Apabila kalian melihat orang yang membiasakan dirinya berada di dalam masjid (sholat jamaah), maka saksikanlah bahwa dia itu beriman, kemudian beliau membacakan “Innamaa ya’muru masajidallah”. (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dan Abu Said).

Tanda orang yang beriman adalah yang selalu menegakkan sholat jamaah.




sumber : http://ift.tt/1I5Qr8p

Para Pemimpin Dunia Akan Resmikan Masjid Terbesar Eropa di Moscow


Sebentar lagi akan terjadi peristiwa yang sangat bersejarah di Moskow. Pada tanggal 23 September 2015 mendatang akan dilakukan peresmian masjid terbesar di Eropa. Peresmian, yang dibarengkan dengan perayaan Idul Adha itu, akan dihadiri oleh banyak pemimpin dunia Islam.

Seperti diberitakan media lokal Rusia, undangan peresmian sudah dilayangkan ke beberapa negara seperti Arab Saudi, Turki, Qatar, Irak, Iran, Palestina, Yordania, Kuwait, Kazakhstan, Kirghistan, Azerbaijan, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, India, Chad, Sudan, Libya, dan sebagainya.

Hingga kini, negara yang menyatakan siap hadir adalah utusan dari Amerika Serikat, India, Chad, Sudan, Libya, dan Irak.

Wakil ketua dewan mufti Rusia, Rushan Abbyasov, mengatakan, “Persitiwa ini bukan hanya bersifat spiritual dan budaya saja. Tapi juga sangat penting dari sisi geografi dan politik. Ini akan membuktikan peran Rusia di dunia Islam. Rusia ingin memperbaiki hubungannya dengan dunia Islam.”

Masjid megah ini akan mempunyai luas 19 ribu meter persegi.

Sumber: dakwatuna.com

Baca juga: Moscow Menjadi Kota Muslim Terbesar di Eropa






sumber : http://ift.tt/1KCAbPT

KPI Jatuhkan Sanksi Program Gang Senggol "Kristenisasi Berbaju Muslim" di MNC TV


Di situs resminya, KPI akhirnya menjatuhkan sanksi pada program siaran “Gang Senggol” yang ditayangkan oleh stasiun MNC TV pada 18 Juli 2015 pukul 01.19 WIB. Berikut isinya:

KPI Jatuhkan Sanksi Program Gang Senggol MNC TV

Jakarta – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi pada program siaran “Gang Senggol” yang ditayangkan oleh stasiun MNC TV pada 18 Juli 2015 pukul 01.19 WIB. Rapat Pleno KPI Pusat tanggal 27 Juli 2015 memutuskan terdapat pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran adn Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI tahun 2012.

Dalam tayangan tersebut, program Gang Senggol yang merupakan program rohani agama Kristiani, banyak menampilkan penggunaan atribut agama Islam. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan ketersinggungan umat Islam di Indonesia. Dari kajian yang dilakukan oleh KPI, tayangan ini berpotensi menyesatkan masyarakat, terutama karena tayangan ini muncul pada momen hari raya Idul Fitri. Karenanya KPI memutuskan program ini melanggar Pasal 6 dan Pasal 9 Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) KPI 2012 serta Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 9 ayat (2) Standar Program Siaran (SPS) KPI 2012, dan diganjar sanksi administratif teguran tertulis.

KPI Pusat menerima kurang lebih 200 (dua ratus) pengaduan masyarakat yang menyatakan keberatan terhadap tayangan tersebut. KPI mengingatkan bahwa segala sesuatu yang terkai dengan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) adalah hal-hal yang sensitif dan harus dihormati. Tayangan Gang Senggol yang muncul pada hari raya umat Islam ini justru menunjukkan tidak adanya penghormatan terhadap nilai-nilai agama yang ada di tengah masyarakat. Untuk itu KPI meminta segera MNC TV melakukan evaluasi internal dan tidak melakukan kesalahan tersebut, sebagai wujud kontribusi televisi terhadap hadirnya kehidupan antar umat beragama yang harmonis.

Sumber: http://ift.tt/1KCvDsT

Baca juga: Luar Biasa, Acara "Kristenisasi" Berbalut Busana Muslim di MNC TV



sumber : http://ift.tt/1I5KGrh

Membangun e-Government atau Melayani Singapura, Mr Jokowi?


Masih ingat apa yang dikatakan Joko Widodo soal e-government dalam debat calon presiden?

Jika tidak, berikut ini sebagian kutipan pernyataan Jokowi saat itu:

"........e-government, semuanya harus dibangun. Kalau itu dilakukan, pemerintah pusat nih gampang. Saya tinggal cari, tap satu aja, pencet daerah ini, dapat uang berapa, masuk berapa, keluar berapa. Bisa. Setiap saat bisa dilakukan. Panggil saja programer untuk melakukan itu. Nggak ada dua minggu bisa dirampungkan. Nggak masalah."

Selasa (28/7/2015), sekian bulan setelah Joko Widodo menajdi presiden, Indonesia dan Singapura menanda-tangani Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama bidang e-government. Presiden Joko Widodo dan PM Singapura Lee Hsien Long menyaksikan penandatanganan MoU yang dilakukan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) Yuddy Yuddy Chrisnandi dam Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Yacoob Ibrahim.

Kita tidak tahu apa isi MoU itu. Pers relatif hanya mencatat pernyataan Presiden Jokowi; "Indonesia ingin menarik investor Singapura sebanyak-banyaknya. Untuk itu, kami ingin mengembangkan e-government agar mempermudah pemerintah memberikan pelayakan publik kepada investor Singapura."

Menteri Yuddy mengatakan; "MoU ini akan berdampak pada peningkatan wawasan dan perspektif dalam membangun inovasi pemerintahan berbasis informasi dan teknologi. Nantinya, akan mengarah pada perbaikan tata kelola pemerintahan dan suksesnya agenda reformasi."

Mungkin tidak keliru jika Indonesia menggandeng Singapura untuk pengembangan e-government. Dalam E-Government Survey 2014, Singapura menempati peringkat 10 dan Indonesia di urutan 106 dari 193 negara di dunia dalam hal pengadopsian pemerintahan berbasis digital.

Singapura, seperti disebutkan dalam egov.gov.sg, mengawali pembangunan e-government awal 1980-an. Pembangunan dimulai dengan Civil Service Cumputerisation Programme (CSCP), yang mengurangi penggunaan kertas sebagai bagian efisiensi operasi pemerintahan.

Tahun 1990-an, sesuai perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, Singapura meluncurkan e-Government Action Plan I dan II antara 2000 sampai 2006. Dilanjutkan dengan iGov2010 Masterplan (2006-2010), dan eGov2015 Masterplan (2011-2015.

Kedua masterplan memiliki pendekatan berbeda. Jika yang pertama Government to you, yang kedua Government with you.

Bagaimana dengan Indonesia? Hammam Riza, deputi ketua BPPT bidang Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM), kepada CNN Indonesia mengatakan; "Meski selama dua dekade mengembangkan e-Government, peringkat kita secara global masih jauh."

Salah satu isu utama persoalan ini adalah tidak adanya sistem e-Government yang merata di setiap daerah. Akibatnya, kesenjangan antardaerah cukup besar. Lainnya, tidak tersedinya jaringan internet sampai ke tingkat desa.

Pertanyaannya, apakah setelah menggandeng Singapura, Indonesia akan bisa membangun e-Government dalam dua minggu?

Mungkin hanya bapak presiden yang tahu. Yang pasti, pernyataan Presiden Joko Widodo menyiratkan kerjama e-government dengan Singapura adalah "agar mempermudah pemerintah memberikan pelayakan publik kepada investor Singapura."

Sumber: inilah.com




sumber : http://ift.tt/1SlIiod

"Ustadz Anis Matta, lanjutkan membimbing dan memimpin kami..."


Sejak pertama kali hadir di Taklim di Ma'had Al Manar Utan Kayu Jakarta di tahun 1997, disitu saya mulai mengenal Ustadz Anis Matta.

Yang tadinya Sekjen Abadi, bergulir menjadi Presiden karena "Tribulensi" yang sangat dahsyat di 2013.

Lanjutkan ya Ustadz, saya paham betapa beratnya membimbing kami yang terkadang sulit untuk dibina, bahkan mungkin saya kurang paham bahwa kenyataannya lebih sulit dari yang saya rasakan..

Lanjutkan ya Ustadz, saya paham betapa beratnya menghalau hempasan fitnah yang datang ke "rumah" ini, bahkan mungkin saya kurang paham bahwa kenyataannya fitnah itu lebih kejam dari yang saya rasakan..
 

Lanjutkan ya Ustadz, saya paham betapa tajam onak dan duri yang kita hadapi, bahkan mungkin saya kurang paham bahwa kenyataannya lebih tajam dari yang saya rasakan..

(Deny Rahmad Sikumbang)

Road to Syuro-nya Majelis Syuro PKS









sumber : http://ift.tt/1UaAPWE