Saturday, May 31, 2014

PKS: Inteli Masjid, Kayak Orba dan Orla




Jakarta - Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Refrizal menanggapi persoalan PDI Perjuangan yang menginginkan masjid diinteli jelang Pemilu presiden 2014. Menurutnya, PDI Perjuangan tidak memperkeruh suasana.



Refrizal mengatakan, sikap partai asuhan Megawati Soekarnoputri itu seperti zaman Orde Baru dan Orde Lama. Bahkan, belum berkuasa saja sudah arogan kepada ummat Islam.



"Kayak Orba (Orde Baru) dan Orla (Orde Lama), dulu kan masjid-masjid diinteli," kata Refrizal kepada INILAHCOM, Sabtu, (31/5/2014) malam.



Ia mengaku sepakat dengan pernyataan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa, menginteli masjid itu sangat melukai hati ummat Islam.



"Seharusnya janganlah bersikap begitu, sekarang ini harus menenangkan suasana yang memanas. Hati-hatilah memberi pernyataan," ujarnya.



Di samping itu, ia juga menganggap hal wajar seorang ustaz menyampaikan pesan kepada para jama'ah agar memilih pemimpin yang tegas, jujur dan mandiri. Karena, sekarang ini sudah zamannya demokrasi.



"Dai/ustad/mubaligh mempunyai kewajiban mengarahkan ummatnya untuk cerdas memilih pemimpin," jelas dia.



Sebagaimana diberitakan, PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.



Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.



Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.



Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah PDC PDIP Jakarta Timur. "Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva.[ris/inilah]










sumber : http://ift.tt/1kvLWoy

Kocak dan Nekad! Dukung Prabowo Karyawan Pertambangan Bikin "Lipsing Rhoma" di Youtube




Dukungan kepada calon presiden Prabowo dan Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa juga diberikan oleh sekelompok karyawaan sebuah perusahaan pertambangan batubara di Kalimantan Timur.



Setelah melaksanakan sebuah kegiatan, karyawan tersebut membuat sebuah lagu dengan judul UNTUKMU PRABOWO menggunakan lirik Lagu Perjuangan dan Doa dari Rhoma Irama.



Dengan gerakan taktis dan kocak (kaku dan acak hahaha), karyawan nekad ini membuat sebuah persembahan untuk Capres Prabowo Hatta :D



Berikut adalah link video nya... selamat menikmati :))



http://ift.tt/1hnQ9jv







*Kiriman: Nur Saudi



sumber : http://ift.tt/1kdwFyv

Pedoman Memilih Presiden




Pedoman Memilih Presiden



Pilihlah Capres yang rekam jejaknya jujur bukan pendusta, karena berdusta adalah penyakit jiwa yang sulit sembuhnya.


Pilihlah Capres yang mampu menjaga amanah bukan mengkhianatinya.


Pilihlah Capres yang mampu bekerja secara genuine bukan dibesar-besarkan dan puja puji oleh media semata, sebab kita memilih Presiden bukan aktor sandiwara.


Pilihlah Capres yang kuat dan pemberani, itu modal untuk keselamatan negaramu dari serangan asing, dan modal perlindungan untuk rakyatnya.





#SelamatkanIndonesia










sumber : http://ift.tt/1oIH47g

Menilik Prestasi Kerja Jokowi vs Prabowo




Oleh Sidrotun Naim*



Coba mengkomeng salah satu argumen Anies Baswedan (di Mata Najwa Metro Tv -red). Dari 6 presiden Indonesia, tunjukkan siapa yang pernah jadi gubernur atau walikota sebelumnya. Atau camat dan lurah juga boleh dech. Mungkin saya yang salah baca sejarah, siapa tahu Bung Karno pernah jadi camat, Pak Harto pernah jadi carik.



Di antara semua presiden Indonesia, siapa yang tidak pernah punya cita-cita/ambisi terus tiba-tiba ujung-ujug njedhul menjadi presiden? Soekarno, Soeharto, Habibie, Mega, dan SBY jelas-jelas semua punya keinginan itu. Gus Dur juga iya, walaupun lebih santai dan tidak perlu repot.



Kalau boleh, saya juga ingin bertanya, waktu Pak Anies Baswedan menggagas "Indonesia Mengajar", tentu itu niat sangat baik. Apakah terbersit dalam hati Bapak program itu sebagai bagian pencitraan, kendaraan untuk meningkatkan kepopuleran, supaya bisa nyapres atau minimal kena radar untuk jadi menteri? Kalau iya, tujuan yang ini sudah tercapai. Bukankah bapak sudah mencobanya lewat Demokrat. Tidak berhasil, Anda 'menyeberang' dari capres menjadi jubir. Yang bisa menjadi kendaraan menjadi menteri. Good job, Pak. Sangat rapi dan elegan.



Yang benar, apapun latar belakang capres-cawapres, harus yang terbaik di bidangnya itu. Kedua, mengukur prestasi prajurit pakailah standar prajurit. Mengukur kepala daerah beda lagi. Cara paling mudah, bandingkan dengan yang sepantaran dengan profesi yang sama.



Untuk kepala daerah, yang baik banyak, bukan hanya Jokowi. Bedanya tidak dikinthili wartawan dan juru potret.



Sedangkan Prabowo (sebelum 1998 tentunya) tak terbantahkan adalah perwira terbaik di sepantarannya. Apa indikatornya? Menjelang reformasi itu, dari sembilan Perwira Tinggi TNI-AD, enam orang dari 1970, dua orang dari 73 (SBY dan Sjafrie) serta Prabowo (74).



Artinya, dia melewati tiga-empat angkatan. Jenderal bintang 3 termuda. Apakah kenyataan bahwa dia menantu presiden ikut mengatrol pangkatnya? Mungkin. Tapi, kalau saja Anda baca riwayat karier militernya, semua kenaikan pangkatnya sesuai prosedur. Dia sudah di Kopassus (waktu itu masih Kopassandha) jauh sebelum jadi menantu Soeharto. Kenyataan bahwa dia masuk Kopassus pun sudah prestasi tersendiri. Ibaratnya di kampus, hanya sebagian kecil saja yang bisa masuk top 5%. Semua tugas kemiliteran diselesaikan dengan baik. Ketika menjabat Danjen, Kopassus menjadi berita besar internasional lewat Operasi Mapenduma (silahkan google sendiri). Sejak itulah julukan the rising stars muncul, merujuk ke Prabowo, SBY, Sjafrie dkk. Wiranto sama sekali tidak masuk kategori ini. Kalau Anda baca riwayat militer Wiranto, dia melejit sejak menjadi ajudan Presiden. Sebelumnya prajurit 'biasa saja'. Dan bisa Anda tebak, siapa yang 'menempatkannya' sebagai ajudan presiden, untuk memastikan anak didiknya yang memegang posisi kunci di militer ke depannya. Dialah L.B. Moerdani sebagai Pangab saat itu.



Soekarno adalah pemimpin revolusi, memang yang terbaik dari stok yang ada saat itu. Soeharto adalah pangkostrad (sama dengan Prabowo) saat menerima mandat Supersemar. Habibie adalah teknokrat terbaik. Gus Dur sudah menjadi Bapak Bangsa, Pemikir Besar jauh sebelum menjadi presiden.



Saya tidak perlu menuliskan apa yang sudah dibuat Prabowo setelah menjadi sipil. Saya juga tak perlu menuliskan prestasi Jokowi, sudah banyak bahan bertebaran yang fokusnya di sulapan, membandingkan gambar before vs after, sebelum dan sesudah disulap.



Tentu punya pasar dan terminal yang rapi itu bagus, memfasilitasi proses-proses lebih baik. Begitu juga membersihkan sungai. Tapi, itu skalanya mikro. Contoh perubahan makro misal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masuk 10 besar dunia. Ini tentu prestasi kerja SBY-Boediono (dengan menko ekuin Hatta Rajasa) yang harus kita syukuri. Kalau saya dan Anda merasa sekarang hidup lebih layak dari sebelumnya, ada jejak pemikiran mereka di dalamnya. Pelaksananya sih orang lain. Jadi, tidak benar SBY-Boed tidak bekerja. Kalau 'terkesan' lambat memang iya. Namanya pemikir, memang begitu ritmenya. Kalau bisa memilih, pasangan ideal itu menurut saya pemikir-eksekutor (SBY-JK). Kalau tidak ada, pemikir-pemikir (SBY-Boed). Pilihan terakhir, baru eksekutor-eksekutor.



Ngomong-ngomong, berbahagialah warga Jakarta, mulai bulan Juli tol ERP akan diujicobakan. Salah satu yg mendapat kontrak projek ini (besar lho) adalah Jenderal Luhut, tanpa perlu tender. Alasan pemda, kalau tender bikin lama, padahal kita mau cepat (berhubung pilpres awal Juli, hehehe). Siapa bilang nepotisme itu tidak ada? Siapa bilang jenderal kancil itu bantu2x gratisan?



Oh ya, sebenarnya MetroTV tidak fair. Kalau Ketua pemenangan timses, ditandhemnya ya dengan padanannya, itu bukan interview mereka-mereka yang gagal nyapres, tapi ttg kapasitas skrg. Pak Machfud mestinya head to head dengan Tjahyo Kumolo. Kalau Pak Anies, cukup dikasih Tantowi Yahya saja, atau Ibu Marwah Daud. Level-nya khan jubir doang. Saya akui, PDIP cerdik dalam menunjuk Anies sebagai Jubir, garda terdepan di media. Meskipun, sebenarnya ini 'tidak wajar' dan bukan pendidikan politik yang baik. Anda lihat, di negara manapun, posisi Jubir ini biasanya diisi oleh kader partai. Karena itulah, kubu Prabowo-Hatta menempatkan Tantowi, Marwah Daud, Nurul Arifin dkk.



Apa artinya? Saya tetap meragukan kapasitas intelektual 'tim inti' JKW-JK. Visi-misi dibuatkan oleh 'tim pakar' dari UGM, UI, Unpad, dan Airlangga (bukan pemikiran dan ide orisinal JKW-JK). Bahkan, ketika dikumpulkan pertama kalil belum sempat dibaca. Ada beberapa yang ternyata salah sampai harus direvisi. Tidak salah tentunya membentuk tim ahli, tetapi ide besarnya harus orisinal capres-cawapresnya. Sedangkan visi-misi dan program Gerindra, Prabowo terjun langsung menuangkan pikirannya yang kemudian dirumuskan bersama dengan dewan pakar.



Kedua, untuk Jubir yang membutuhkan artikulasi bagus, lagi-lagi mencomot orang luar. Baik PDIP, Nasdem, PKB, Hanura tidak punya stok. Saya yakin, kalau kemarin itu head to head-nya Anies dengan Tantowi, akan lebih berimbang karena porsi kerja mereka sama dan keduanya memiliki artikulasi yang baik. Sama-sama Jubir. Sekarang saya bertanya-tanya, fungsi Pak Anies itu sebenarnya ketua tim pemenangan atau jubir? Boleh jadi, MetroTV (yang memang sudah berpihak ke JKW tentunya), memang sengaja membuat dagelan dalam framing (seolah-olah) diskusi cerdas dengan cara mengundang tim tapi tidak sepantaran.



'Jam terbang' membaca Prabowo vs Jokowi (anggap di umur yang sama) sudah pasti Prabowo jauh lebih unggul. Punya presiden yang tipikal eksekutor itu sebenarnya salah zaman, ga musim lagi. Lihatlah semua negara besar dan negara yang mulai besar. Presiden-presidennya adalah tipikal pemikir. Wapres-nya yang eksekutor. Mirip dulu SBY-JK. Konsep bagus, pelaksanaan di lapangan cepat. Punya presiden pemikir itu bukan hanya penting untuk urusan dalam negeri, juga untuk 'kontes' luar negeri. Para pemimpin dunia kalau ketemu bukan untuk blusukan, tapi adu gagasan. Gus Dur dalam masa kepresidenan yang singkat, mampu meninggalkan jejak yang banyak karena beliau pemikir sejati.[]





Boston, 29 Mei 2014



(Di rumah kelahiran John F. Kennedy (JFK), di hari ulang tahunnya (29/5). Saat nyapres 1960, slogannya JFK ada dua "A Time for Greatness" dan "Leadership for the 60's". Dalam popular vote saat itu, dia hanya menang tipis seratus ribuan. Saat JFK lahir di Brookline 1917, tepat di hari yang sama, lahirlah 'kembarannya' di Kebumen, Soemitro Djojohadikusumo. Sekarang anaknya nyapres dengan slogan "Selamatkan Indonesia".)



*sumber: http://ift.tt/1pw1Mr3










sumber : http://ift.tt/1jIEg2b

Masjid Diinteli Mengingatkan pada Masa Jenderal LB Moerdani




Rencana kubu Jokowi-JK mengerahkan kader-kadernya menjalankan "aksi intelijen" terhadap masjid-masjid dan mengawasi setiap khotbah, mendapat kritikan.



Kebijakan itu sebetulnya bertujuan menghadang kampanye pembusukan terhadap Jokowi-JK itu. Bukan cuma dikritik oleh lawan politiknya di kubu Prabowo-Hatta, namun juga mendapat sindiran dari Sekretaris Kabinet, Dipo Alam.



"Ada Ketua Dewan Masjid Indonesia, ada professor intelijen, apa yang masih kurang intelin khotbah di masjid-masjid?" ujar Dipo Alam lewat akun twitter miliknya, @dipoalam49, menanggapi pemberitaan di media online.



Mengenai isu itu, Dipo yang juga eks aktivis mahasiswa Orde Baru, jadi ingat kembali kisah kawan lama dan seniornya, AM Fatwa.



Dipo mengenal Fatwa saat politisi senior itu menjadi staf Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Dipo akui, mereka sama-sama pernah ditahan oleh Orde Baru pada tahun 1978, era tokoh militer Jenderal Benny Moerdani berkuasa.



AM Fatwa, katanya, menjadi korban kekejaman aparat Orde Baru ketika era khotbah-khotbah di masjid "diinteli" atau dicurigai. AM Fatwa yang waktu itu aktif berkhotbah di masjid menjadi korban.



"Digebuk babak belur masuk RSIJ terbaring. Saya besuk Pak Fatwa di RSIJ, kedua matanya masih berdarah-darah.Saya prihatin dan pamitan karena lusa saya akan berangkat tugas studi ke AS," ungkap Dipo Alam mengenang masa itu.



Belajar dari pengalaman itu, Dipo Alam berharap era di mana Jenderal Benny Moerdani berkuasa dengan "menginteli" khotbah-khotbah di masjid-masjid, tidak terulang lagi.



"Mudah-mudahan era seperti dulu ketika Jenderal Benny Moerdani berkuasa dengan inteli khotbah masjid-masjid, main hantam dan tangkap, berakhir," lagi kicau @dipoalam49.



Soal aksi menginteli khotbah di masjid itu diungkapkan oleh anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari. Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.



"Karena itu tampaknya, teman-teman mulai mikir kok masjid jadi tempat menyebarkan fitnah, serangan. Jadi diperlukan pemantauan. Kalau bisa direkam agar supaya masjid tidak dikotori fitnah. Kita kumpulin, seperti tabloid penerbit Obor Rakyat, lalu dilaporkan nanti," ungkap Eva. [ald]



*sumber: http://ift.tt/1mXJQT3










sumber : http://ift.tt/1kd7snE

KPU: Capres Jangan Kumpulkan Uang di Pinggir Jalan!




JAKARTA- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay menyatakan seluruh penyumbang dana kampanye untuk pasangan calon presiden dan calon wakil presiden harus jelas identitasnya.



"Tidak seperti mengumpulkan sumbangan sukarela. Ini adalah kegiatan politik, pemilu. Jadi, itu harus ditata," ujar Hadar di Gedung KPU, Sabtu (31/5/2014).



Oleh karena itu, Hadar meminta kedua pasangan, baik tim Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK, tidak melakukan pengumpulan sumbangan sukarela. "Jadi capres tidak bisa. Jangan kumpulkan uang di pinggir jalan, seribu-seribu itu. Kalau dalam peraturan sumbangan kampanye itu harus dicatat," terangnya.



Sebab, semua dana kampanye harus dikelola dalam satu rekening khusus yang jelas sumber uang masuk dari mana saja.



Sebelumnya, tim relawan Jokowi-JK Bangkit untuk Perubahan mendeklarasikan ‘Gerakan Rp1.000 Jokowi-JK’. Gerakan ini bertujuan agar masyarakat bisa berpartisipasi mendukung dan memenangkan Jokowi-JK dengan menyumbangkan Rp1.000.



Dana tersebut nantinya akan diberikan kepada tim pemenangan Jokowi dan JK sebagai dana kampanye. Selain itu, pertanggungjawaban dana tersebut akan diumumkan.



*sumber: http://ift.tt/1mE8p5z










sumber : http://ift.tt/1m1TbG5

Inteli Masjid, PDIP Kembali ke Era Otoriter




Jakarta - Sikap PDI Perjuangan yang mau menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid karena diduga menyebarkan kampanye hitam terhadap Jokowi, dianggap mengembalikan Indonesia di era otoriter.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay mengatakan, tindakan pengawasan masjid ini, akan menimbulkan kesan adanya fregmentasi sosial di tengah-tengah masyarakat.



"Selain itu, bisa juga menimbulkan kesan seolah-olah para khatib selama ini dijadikan sebagai agen politik dari suatu kepentingan politik tertentu. Padahal, fungsi masjid adalah tempat suci dimana orang berupaya mendekatkan diri pada sang pencipta," kata Saleh, Jakarta, Jumat (30/5/2014).



Saleh menilai, pengawasan ini sama saja dengan melakukan aksi sweeping terhadap khotbah-khotbah di masjid.



Bagi dia, ini sama saja Indonesia kembali ke era otoriter, dimana saat itu khotib di masjid selalu diawasi dan bahkan harus mendapat persetujuan pihak keamanan.



"Saya khawatir, ini bisa dilihat masyarakat sebagai upaya pengembalian rezim otoriter dengan masuknya intervensi ke rumah-rumah ibadah," kata Saleh.



Dia juga melihat, kalau masjid diawasi dengan cara seperti itu, maka akan muncul lagi keinginan untuk mengawasi tempat ibadah yang lain. Justru, katanya, malah menimbulkan persoalan yang baru.



Sebelumnya, PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.



Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.



Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.



Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah DPC PDIP Jakarta Timur.



"Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva kepada situs RMOL, Jumat (30/5/2014). [gus]



sumber: http://ift.tt/1kQeRIl












sumber : http://ift.tt/1oVQZE5

MUI: Sejak Kapan Mereka (PDIP) Jadi Polisi Agama?










Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan

Jakarta - Pengawasan yang dilakukan oleh kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap khatib di masjid menuai kecaman.



Salah satunya adalah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan yang menegaskan pengawasan itu sangat melukai perasaan umat Islam.



"Sejak kapan mereka menjadi polisi agama?" ujar Amidhan di Jakarta.



Amidhan kembali mempertanyakan kenapa hanya masjid yang diawasi. Tempat ibadah lainnya tidak. Tidak adil jika umat Islam mendapat perlakuan seperti itu.



Ia menegaskan hal biasa kalau bicara politik di masjid. Yang tidak boleh adalah kampanye mengajak salah satu pasangan capres dan cawapres.



"Mengapa pengawasan hanya dilakukan di masjid, sedangkan gereja, pura, vihara dan lainnya tidak," imbuhnya.



Apabila memang menjadi polisi agama, lanjutnya, wajar jika ada pengawasan. Sama seperti zaman penjajahan, bicara politik langsung dilaporkan ke polisi.



Sebagaimana diberitakan, PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.



Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.



Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.



Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah PDC PDIP Jakarta Timur. "Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva, beberapa waktu lalu. [rok]



*sumber:










sumber : http://ift.tt/1gRefCT

"Timbulnya Kecurigaan Jika JKW Tak Dimintai Keterangan Oleh Kejagung"










Gubernur DKI dan Kepala Dinas Perhubungan (Udar Pristono)



Oleh @addeLeandro



Dlm kasus bus karat, terkait atau nggak bukankah pasti ada kesaksian Udar yg musti diklarifikasi dlm BAP? Itu bs jd syarat panggil ki joko.



Udar Pristono (Tersangka dugaan korupsi Bus Transjakarta, Kepala Dinas Perhubungan DKI) itu persis 1 tingkat dibawah ki joko. Keterangan ki joko ini menjadi sgt penting utk pembuktian kesalahan udar..



Jika ki joko tak mengetahui apapun ttg lelang, lalu kerjaan dia selama ini ngapain? Anggaran diatas 100 M bukannya jd tgg jwb ki joko?



Ki joko tak diminta keterangan sedikitpun justru aneh dan menimbulkan kecurigaan. Diminta keterangan itu bukan hal yg tercela lho..



Misalnya guru melakukan pencabulan, otomatis kepala sekula sbg penanggung jawab pasti diminta keterangan terlepas ada keterkaitan atau nggak.



Keterangan perlu diminta itu salah satunya untuk mengetahui mekanisme lelang proyek tersebut. Ki joko pasti tau gmn proses resminya tho?



Andai diminta keterangan saja tak dilakukan, patut diduga ada tikus2 sakti yg berupaya melokalisir kasus bus karat ini.



Ada anak kecil di SD Makasar Jakarta Timur brantem sampe terbunuhpun kepala sekolah yg tak tau menahu dipecat tuh.. mosok ki joko mau lepas tgn gitu aja? (baca: Jokowi Perintahkan Kepsek SDN Makassar 09 Dipecat)



Kalo sy kejagung, sy akan panggil ki joko untuk sekedar konfrontir mekanisme lelang apa betul seperti yg Udar katakan? Kok tak dilakukan?



Mau ki joko kek.. prabowo kek.. tikus kek!!! Sekedar dipanggil untuk diminta keterangan ya bukan hal tabu dan jangan dicap mrk terlibat!!



Lagian KPK yg biasanya dohot sama kasus di proyek2 trilyunan gini skrg mendadak kalah gesit sama jagung!! Memble sih bos2 di KPK..



Ki joko sbg penanggung jawab anggaran itu mutlak terkait dgn kasus ini. Apakah dia terlibat atau nggak, itu soal lain yg perlu dibuktikan.





*http://ift.tt/1oI7d66










sumber : http://ift.tt/1oI7aqV

"Pemimpin dan Isi Pikiran"




Oleh Zulfi Akmal



Seorang teman diskusi bertanya: Bang, pemimpin yang bagaimana yang akan kita pilih?



Saya menjawab: Tentu saja pemimpin yang punya program yang jelas, punya visi-misi yang transparan, mudah dipahami dan masuk akal, serta.........berdiri di atas kaki sendiri. Bukan dikendalikan orang lain bagaikan wayang.



Teman: Bagaimana kalau itu hanya janji-janji manisnya saja, nanti pas jadi presiden dia khianat, atau tidak bertindak sesuai yang dia katakan sebelumnya?



Saya: Kalau yang punya program jelas saja belum bisa kita yakini komitmennya, lalu bagaimana pula kita akan meyakini calon pemimpin yang ga' punya program yang jelas, yang ga' mikir? Apalagi digerakkan pakai remot kontrol bagaikan robot bikinan Jepang.



Mau diajak kemana kita ini? Mau dijadikan apa negara ini? Apa bisa negara ini diurus bagai anak-anak main masak-masak?



Biasanya orang yang bisa memaparkan isi pikirannya dengan jelas dan gamlang, itu artinya pikiran tersebut sudah betul-betul mendarah daging dan menyatu dengan jiwanya. Yang sudah menjadi mimpi-mimpinya semenjak lama. Bukan hasil perenungan sesaat, bisikan dari orang lain, apalagi igauan di siang bolong.



Teman: Oooo...begitu ya bang?



Saya: Ho oh.....!!!!!



Teman: Kalau begitu saya ikut pilihan abang sajalah.



Saya: 'Ala bashirah ya (atas pengetahuan, pemahaman dan kemauan sendiri), bukan berdasarkan tiru-tiruan, mentang-mentang saya senior kamu.



Teman: Tentu saja lah bang....!!!



Saya: Mantap kamu!!!










sumber : http://ift.tt/1nE86wT

Sudah Terbukti, Saksi PKS Akan Kawal Suara Prabowo-Hatta

Tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta mempercayakan urusan saksi dan pengamanan suara di tempat pemungutan suara (TPS) ke Partai Keadilan Sejahtera.


"Kita fokus pada PKS sebagai saksi," kata Ketua Partai Gerindra Sumatera Utara Gus Irawan Pasaribu usai rapat koordinasi teknis Partai Gerindra Kota Medan di Medan, Sabtu (31/5).


Kepercayaan itu merupakan hasil kesepakatan secara nasional dari peserta koalisi pendukung Prabowo-Hatta yang terdiri Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulang Bintang (PBB), dan Partai Amanat Nasional (PAN).


"Di daerah, tinggal menjalankan (kesepakatan itu)," kata caleg DPR terpilih dari Sumatra Utara tersebut.


Menurut Gus Irawan, kepercayaan itu muncul karena harus diakui secara jujur militansi saksi PKS lebih baik lantaran memiliki sikap disiplin dan disiapkan sejak awal. Bukti militansi dan tingkat disiplin saksi PKS itu dapat terlihat dari fenomena banyaknya peserta Pileg 2014, yang mencari data tentang hasil suara ke saksi parpol tersebut.


"Kalau orang kehilangan atau tidak mendapatkan data, mencarinya ke PKS," katanya.


Kepercayaan kepada PKS untuk mengurusi saksi di TPS tersebut memberikan pengaruh yang positif dalam upaya menjaga hasil suara yang akan diraih pasangan Prabowo-Hatta.


"Tinggal bilang, hei ini ada pengawal kita yang sangat solid," kata mantan direktur utama PT Bank Sumut itu. (ROL)







sumber : http://ift.tt/1obLm34

Pernah Sukses Menangkan SBY, Kali Ini LIRA "Garap" Prabowo




JAKARTA — Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Jusuf Rizal yakin akan mendulang kesuksesan setelah sebelumnya memenangkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2004 dan 2009. Kali ini, melalui Rumah Relawan Prabowo-Hatta, Jusuf yakin bahwa Prabowo juga akan menjadi orang nomor satu di Indonesia. Menurut Jusuf, Prabowo memiliki karakter seperti SBY.



"Karakter Prabowo ini sama dengan SBY. Sama-sama tegas. Saya yakin Prabowo bisa melanjutkan kerja SBY," ujar Jusuf di sela peluncuran Rumah Relawan Prabowo-Hatta di Jakarta, Jumat (30/5/2014).



Jusuf mengatakan, LIRA membantu mengerahkan dukungan untuk pemenangan SBY pada Pemilu 2004 dengan Blora Center. Pada 2009, LIRA membentuk President Center untuk kembali memenangkan SBY dengan target suara 46 persen.



"Sekarang target gerakan 70 persen menang Prabowo-Hatta. Kita jadikan jaringan ini sebagai ujung tombak," kata Jusuf.



Jusuf menyebutkan beberapa langkah pemenangan yang akan dilakukan LIRA, antara lain dengan menjawab kampanye-kampanye hitam yang menyerang Prabowo-Hatta dan melakukan kampanye politik dari pintu ke pintu oleh tim yang dinamakan Laskar Soekarno Muda. (KOMPAS)








sumber : http://ift.tt/1mUBT0H

Militan, Kader PKS Jadi Saksi TPS Pasangan Prabowo-Hatta




Tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta mempercayakan urusan saksi dan pengamanan suara di tempat pemungutan suara (TPS) ke Partai Keadilan Sejahtera.



"Kita fokus pada PKS sebagai saksi," kata Ketua Partai Gerindra Sumatera Utara Gus Irawan Pasaribu usai rapat koordinasi teknis Partai Gerindra Kota Medan di Medan, Sabtu (31/5).



Kepercayaan itu merupakan hasil kesepakatan secara nasional dari peserta koalisi pendukung Prabowo-Hatta yang terdiri Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulang Bintang (PBB), dan Partai Amanat Nasional (PAN).



"Di daerah, tinggal menjalankan (kesepakatan itu)," kata caleg DPR terpilih dari Sumatra Utara tersebut.



Menurut Gus Irawan, kepercayaan itu muncul karena harus diakui secara jujur militansi saksi PKS lebih baik lantaran memiliki sikap disiplin dan disiapkan sejak awal. Bukti militansi dan tingkat disiplin saksi PKS itu dapat terlihat dari fenomena banyaknya peserta Pileg 2014, yang mencari data tentang hasil suara ke saksi parpol tersebut.



"Kalau orang kehilangan atau tidak mendapatkan data, mencarinya ke PKS," katanya.



Kepercayaan kepada PKS untuk mengurusi saksi di TPS tersebut memberikan pengaruh yang positif dalam upaya menjaga hasil suara yang akan diraih pasangan Prabowo-Hatta.



"Tinggal bilang, hei ini ada pengawal kita yang sangat solid," kata mantan direktur utama PT Bank Sumut itu. (ROL)










sumber : http://ift.tt/1mUBSKe

Friday, May 30, 2014

Mentan Suswono Berikan Kuliah Umum di Universitas Turki

Menteri Pertanian Suswono menyatakan Turki bisa sebagai negara batu loncatan dan jembatan penghubung ekspor produk pertanian Indonesia ke Eropa dan Afrika.


Menurut Suswono, Turki merupakan mitra penting Indonesia dalam perdagangan Internasional. Ia mengungkapkan hal tersebut saat memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Selcuk, Rabu (28/5) di Konya, Turki. Pada acara yang juga dihadiri civitas akemika, termasuk Rektor Universias Selcuk Prof Dr Hakki Gokbel tersebut.


Suwono memberikan kuliah umum dengan tema memperkuat Hubungan Bilateral Indonesia-Turki Melalui Kerjsama Pertanian dan Agribisnis.


Suswono menyatakan, Indonesia dan Turki dapat bersinergi memanfaatkan peluang pasar di masing-masing negara. Turki yang beriklim subtropis tentunya membutuhkan produk-produk pertanian yang hanya dapat tumbuh diiklim tropis.


Demikian juga sebaliknya, Indonesia tentunya membutuhkan produk-produk pertanian yang hanya bisa dihasilkan di Negara subtropis, seperti Turki. “Masing-masing memiliki produk unggulan yang dibutuhkan dan dapat diperdagangkan antar kedua Negara,” kata Suswono mengutip keterangan resmi Kementan, Jumat (30/5/2014).


Suswono memamparkan, tahun 2013 lalu impor produk pertanian dari Turki mencapai US$88,6 juta, Jenis produk yang diimpor adalah tembakau dan gandum. Sementara ekspor produk pertanian Indonesia ke Turki meliputi minyak kelapa sawit, karet, dan produk pertanian lainnya dengan nilai US$476,3 juta. (intriknews)







sumber : http://ift.tt/1oFpCjT

Prabowo: "Malaysia Harus Hormati Kedaulatan Indonesia"

Calon presiden dari koalisi merah putih, Prabowo Subianto menegaskan menjaga kedaulatan adalah tugas utama negara bersama seluruh komponen yang ada didalamnya.


Prabowo menyampaikan itu menanggapi pembangunan menara suar oleh negara tetangga Malaysia di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat.


"Sikap dan semangat rakyat Indonesia tegas, sangat jelas. Kami akan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dengan tidak ragu ragu," ungkapnya usai menghadiri Rapimnas Pemuda Panca Marga (PPM) di hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta, Jumat malam (30/5).


Karena itu, Prabowo berharap agar pemerintahan yang sekarang dapat mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan persoalan itu. Sebab, menurut dia, negara lain harus bisa menghormati kedaulatan Indonesia


"Saya kira kita ingin selalu bersahabat dengan semua bangsa, terutama tetangga kita. Saya percaya bahwa hal ini bisa diselesaikan dengan baik oleh pemerintah sekarang," jelas mantan Danjen Kopassus ini.


Diketahui, Malaysia saat ini tengah merampungkan pembangunan menara suar di perairan Tanjung Datuk. Padahal, secara koordinat, kawasan itu masuk wilayah Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kalimantan Barat. (intriknews)







sumber : http://ift.tt/1oFd0t6

Gubernur dan Wagub Bali Perkuat Barisan Pemenangan Prabowo-Hatta

Tim Kampanye Prabawo-Hatta di pusat menunjuk Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta sebagai Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta di wilayah Bali.


"Hasil rapat tim pusat, tim kampanye Prabowo-Hatta di Bali diharapkan dipimpin Pak Gubernur (Mangku Pastika) atau Pak Wagub (Ketut Sudikerta)," kata Koordinator Wilayah (Korwil) DPP Golkar Bali, NTB dan NTT Gede Sumarjaya Linggih, Jumat (30/5/2014).


Pengusaha yang biasa disapa Demer ini mengaku di sejumlah daerah di luar Bali, banyak kepala daerah baik gubernur, bupati maupun walikota yang menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta di daerah masing-masing. Seperti, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dan sejumlah bupati/walikota di Jawa Barat.


"Tidak ada masalah kalaupun Gubernur Pastika atau Wagub Sudikerta menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta wilayah Bali," jelasnya.


Menurut Demer, alasan dipilihnya Gubernur Pastika atau Wagub Sudikerta menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta mengingat ketokohannya di Bali. Di samping, kata Demer, keduanya mampu menggerakkan dan mengarahkan masyarakat untuk memilih pasangan Prabowo-Hatta.


"Ini karena ketokohan mereka. Kami lihat di daerah lain banyak gubernur juga menjadi ketua tim," tegasnya.


Sebagaimana diketahui, Gubernur Pastika merupakan anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat dan Wagub Sudikerta merupakan Ketua DPD I Golkar Provinsi Bali. Keduanya saat Pilgub Bali 2013 lalu diusung koalisi Golkar, Demokrat, Gerindra dan partai lainnya.


Sementara dalam perhelatan pilpres ini, pasangan Prabowo-Hatta diusung koalisi Merah Putih yakni partai Gerindra, Golkar, PAN (Partai Amanat Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan PBB (Partai Bulan Bintang). (intriknews)







sumber : http://ift.tt/1o9Ln7I

Prabowo akan tindak tegas negara pengganggu kedaulatan Indonesia




Negara Malaysia diduga melakukan pembangunan mercusuar yang dibangun di wilayah perairan Tanjung Datok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, perbatasan Kalimantan Barat. Bila hal itu terbukti, negara tetangga itu dianggap melecehkan kedaulatan Indonesia.



Menanggapi hal itu, calon presiden Prabowo Subianto menyatakan kedaulatan bangsa merupakan tugas utama negara dengan seluruh komponen bangsa.



"Sikap dan semangat rakyat Indonesia tegas. Sangat jelas. Kami akan mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dengan tidak ragu-ragu," tegas Prabowo di bilangan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (30/5) malam..



Selain itu, mantan Danjen Kopassus tersebut juga berharap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mampu mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan persoalan tersebut.



"Saya kira kita ingin selalu bersahabat dengan semua bangsa. Terutama tetangga kita. Saya percaya. Bahwa hal ini bisa diselesaikan dengan baik. Oleh pemerintah sekarang," ungkapnya.



Seperti diketahui, Panglima TNI Jendral Moeldoko mengaku pihaknya masih melakukan pengecekan lebih detail terkait pembangunan mercusuar yang dibangun Malaysia di wilayah perairan Tanjung Datok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, perbatasan Kalimantan Barat.



Jika TNI Angkatan Laut menemukan bukti bahwa Malaysia mendirikan pembangunan tersebut di wilayah Indonesia, maka pihaknya akan melayangkan surat protes.



"Kapal yang saat ini sedang operasi di Natuna sedang kita geser satu kapal tempur untuk lihat situasi. Kalau masuk wilayah abu-abu akan kita protes, tidak boleh ada kegiatan apa pun di sana. Sekarang ini sedang dicek," kata Moeldoko usai acara 'Peran Perguruan Tinggi Dalam Memelihara Pertahanan dan Ketahanan kepada wartawan di Balai Sidang Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (20/5).



Pemerintah Malaysia diduga telah melakukan aktivitas pembangunan mercusuar di kawasan perairan Indonesia tepatnya titik koordinat 02.05.053 N-109.38.370 E Bujur Timur, atau sekitar 900 meter di depan patok SRTP 1 (patok 01) di Tanjung Datu Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, perbatasan Kalimantan Barat.



Pembangunan ini diketahui oleh petugas navigasi perhubungan laut. Mereka memergoki kapal-kapal Malaysia yang akan menuju perairan di mana mercusuar akan dibangun. Kemungkinan, pembangunan mercusuar tersebut telah melanggar batas wilayah Indonesia. Hingga saat ini, Malaysia dan Indonesia belum menyepakati wilayah perbatasan negara untuk kawasan perairan di wilayah tersebut. (merdeka)










sumber : http://ift.tt/1lZhEMi

"Karakter Asli Prabowo" | Kultwit @fahrihamzah

Twit @Fahrihamzah

(30/5/2014)


Kalau bicara karakter Prabowo, lebih baik disimpulkan di awal bahwa ini orang terlalu mandiri sejak awal.


Itulah yang membuatnya nampak kuat dan matang. Karena apa yang dia capai bukan kebetulan-kebetulan.


Apa yang dicapai bukan hadiah orang. Dia adalah dirinya sendiri, dia bukan boneka orang.


Itulah satu-satunya alasan kekuatan siluman hitam pengendali negara tidak suka dengan dia. Prabowo terlalu mandiri.


Maka segala cara digunakan untuk menghadangnya. Tetapi dasar orang baik dan bekerja lurus.


Sulit mencari kesalahan Prabowo. Karena hidupnya disiplin. Dia orang tempur dan terbiasa dengan presisi.


Satu-satunya fitnah kepada Prabowo adalah peristiwa lebih 16 tahun lalu.


Kasus penculikan aktifis itu seolah menjadi dosa Prabowo. Padahal semua tahu bahwa proses hukum yang terbuka sudah selesai.


Secara ksatria Prabowo menerima sikap institusinya demi keutuhan TNI.


Saya bicara dengan Desmond, dkk. Orang2 yang dituduh diculik Prabowo.


Mereka berbalik menjadi pendukung setia Prabowo justru karena melihat karakter ksatria dan setia.


Prabowo itu asli, itu kesan saya dan kesan semua orang yang berani mendekati Prabowo.


Dari jauh orang menghasut kita bahwa orang ini berbahaya, dll. Tapi begitu kita dekat dan berbicara, kita makin dekat.


Tentu "kita" dalam pengertian mereka yang peduli dengan karakter, bukan mereka yang penuh kepalsuan.


Karena ada figur lain yg seolah dekat merakyat, tetapi justru jika kita semakin mendekat makin nampak bahwa dia palsu.


Sekali lagi, "kita" dalam definisi itu adalah kita yang jujur dan lurus, bukan penipu bertopeng.


Kalau kita sempat bertanya, kepada Megawati suatu pertanyaan yang harus dia jawab jujur. Tentu semua jadi jelas.


Pertanyaan itu adalah, "siapakah yang lebih mirip karakter Bung Karno di antara para calon Presiden?".


Kita bukan anak biologis Bung Karno! tetapi dia pahlawan kita semua.


Dan sejarah yang kita baca, membuat kita tahu bahwa Prabowo lebih dekat pada karakter proklamator kita itu.


Bung Karno dan Prabowo memiliki banyak kesamaan. Pertama, memiliki orang tua kombinasi Jawa luar Jawa.


Bung Karno, memiliki ibu dari Bali dan Prabowo memiliki ibu Manado. Keduanya memiliki bapak Jawa.


Memiliki darah sama-sama mendidih jika sudah menyangkut harga diri dan kehormatan bangsa Indonesia.


Berbicara keras apa adanya dan memiliki kepribadian terbuka, fair dan cuek.


Saya menonton sebuah video dokumenter yang menggambarkan suasana-suasana informal Bung Kano.


Karakter Bung Karno saya bisa katakan melalui observasi itu dimiliki oleh figur Prabowo Subianto sekarang.


Karena itu, menarik mendengar jawaban Prabowo kemarin, terkait pertanyaan wartawan Jawapos soal kudeta militer.


Prabowo bahkan mengajak untuk memantapkan keyakinan kepada demokrasi. Karena memang dia seorang Demokrat.


Kata Prabowo, kekuasaan yang tidak diberikan oleh rakyat adalah kekuasaan yang tak akan bertahan lama.


Karena itu, kudeta bukan hanya tidak sah atas pemerintahan demokrasi. Tetapi juga pengkhianatan atas suara takyat.


"Saudara harus baca sejarah TNI, karena TNI adalah tentara rakyat. TNI kita adalah militer yang mendengar rakyatnya".


"Tidak banyak militer di dunia ini yang mau keluar dari politik secara sukarela dan itu dilakukan oleh militer kita"


Demikian juga ketika ditanya tentang masa depan kebebasan pers jika Prabowo menjadi Presiden.


Saya kira wartawan banyak yang kaget, karena Prabowo bukan saja menggaransi tapi juga meyakini.


"Kebebasan pers adalah mutlak jika kita menghendaki adanya kemajuan"


"Mengekang kebebasan publik adalah sama dengan membunuh hak kita untuk maju dan mendapatkan yg terbaik"


"Biarlah ide beradu secara merdeka sehingga rakyat mendapatkan pilihan terbaik"


Penjelasan ini, ditutup oleh penjelasan tentang apakah Prabowo akan memimpin secara otoriter.


"Saya tidak bisa otoriter, karena ada saudara", menunjuk kepada wartawan.


Saya langsung menyambar dengan berteriak agak keras, "ada saya !".


"Ya, ada anggota dewan yang galak seperti saudara," tambah Prabowo.


"Inilah saya, kata Prabowo. Tapi saya kalau disuruh merubah gaya saya tidak bisa".


"Saya ini Jawa tapi Banyumas. Luar keras tapi hati lembut". Disambut tawa wartawan dan teriakan "Hidup Prabowo!"


Gaya orang Indonesia tidak bisa kita paksa dan adili. Karena kita kadung sdh jadi bangsa besar dan beragam.


Kita memerlukan karakter kuat pemimpin. Kita memerlukan karakter yang berguna bagi rakyat.


Kita tidak perlu orang yang sopan santun bagi citranya sendiri tapi berkhianat kepada rakyat.


*sumber: http://ift.tt/1k9yTyA







sumber : http://ift.tt/1nBNx40

Gubernur Made Mangku Pastika Pimpin Kampanye Prabowo di Bali




Denpasar - Tim Kampanye Prabawo-Hatta di pusat menunjuk Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta sebagai Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta di wilayah Bali.



"Hasil rapat tim pusat, tim kampanye Prabowo-Hatta di Bali diharapkan dipimpin Pak Gubernur (Mangku Pastika) atau Pak Wagub (Ketut Sudikerta)," kata Koordinator Wilayah (Korwil) DPP Golkar Bali, NTB dan NTT Gede Sumarjaya Linggih, Jumat (30/5/2014).



Pengusaha yang biasa disapa Demer ini mengaku di sejumlah daerah di luar Bali, banyak kepala daerah baik gubernur, bupati maupun walikota yang menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta di daerah masing-masing. Seperti, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dan sejumlah bupati/walikota di Jawa Barat.



"Tidak ada masalah kalaupun Gubernur Pastika atau Wagub Sudikerta menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta wilayah Bali," jelasnya.



Menurut Demer, alasan dipilihnya Gubernur Pastika atau Wagub Sudikerta menjadi Ketua Tim Kampanye Prabowo-Hatta mengingat ketokohannya di Bali. Di samping, kata Demer, keduanya mampu menggerakkan dan mengarahkan masyarakat untuk memilih pasangan Prabowo-Hatta.



"Ini karena ketokohan mereka. Kami lihat di daerah lain banyak gubernur juga menjadi ketua tim," tegasnya.



Sebagaimana diketahui, Gubernur Pastika merupakan anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat dan Wagub Sudikerta merupakan Ketua DPD I Golkar Provinsi Bali. Keduanya saat Pilgub Bali 2013 lalu diusung koalisi Golkar, Demokrat, Gerindra dan partai lainnya.



Sementara dalam perhelatan pilpres ini, pasangan Prabowo-Hatta diusung koalisi Merah Putih yakni partai Gerindra, Golkar, PAN (Partai Amanat Nasional), PPP (Partai Persatuan Pembangunan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera) dan PBB (Partai Bulan Bintang).[ris/inilah]










sumber : http://ift.tt/1mT4rrp

Jumat di Sunda Kelapa, Jokowi Disuguhi Khatib “Pentingnya Amanah”










Suasana Masjid Sunda Kelapa selepas Shalat Jumat (ms.doc)



Oleh Abdul Munir Sara*



Seperti biasa, aktivitas Mingguan saya, shalat jumat di Masjid Sunda Kelapa. Kesukaan saya di Masjid samping istana wapres itu, karena khatibnya berkualitas, dan imamnya rata-rata masih muda dan penghafal Al quran.



Selain itu, menikmati kuliner di plaza masjid selepas jumat, juga fardhu ‘ain sejak menginjakkan kaki di Jakarta. Tentu karena sate Padang-nya pedas menggoda dan soto Lamongan yang gurihnya menyengat lidah.



Hari ini, Jumat, (30/5/14) begitu panas. Melewati kawasan Matraman seperti dipanggang saja. Sedikit terburu-buru, akhirnya sampai juga di masjid Sunda Kelapa.



Jamaah di masjid padat merayap. Penuh hingga lapangan tenis. Taman masjid pun dipadati jamaah. Saya nyaris tak ada tempat duduk. Terpaksa selonjor saja di pojok pintu ruang bawah. Duduk berdesak-desakan dintara ribuan jamaah. Untungnya masjid Sunda Kelapa punya AC sentral, jadi panas dari luar tadi ditepis menjadi adem.



Seperti biasa, sebelum khatib ke mimbar, ada beberapa pengumuman yang disampaikan pengurus (ta’mir) masjid. Dan spesialnya dalam pengumuman itu, Jokowi hendak bersilaturahim dengan jamaah masjid ba’da shalat Jumat.



Ketika nama Jokowi disebut, tak ada yang gubris, semua orang khsuyuk shalat sunnah dan membaca Al quran atau wirit. Saya bahkan penasaran memandang wajah setiap jamaah yang ada, kok tak seheboh yang dikira. Biasanya tempat yang dikunjungi, sorak suara menggemuruh, tak peduli itu masjid. Atau ada teriakan shalawat dan takbir mengiringi Jokowi.



Bahkan seorang pegawai Bappenas (terlihat dari ID Card) di samping saya celetuk ketika nama Jokowi disebut pengurus masjid; “Jokowi ga ngaruh”. Mungkin jamaah ini orang jawa. Ujung katanya medok. Jamaah lainnya juga sama, bahkan ada pak Haji di samping juga berseloroh “emang Jokowi hebat apa?”. Beginilah. Yang jelas saya tak tahu haluan politik dua jamaah yang ketus itu.



Jokowi duduk di baris shaf pertama. Persis dekat mihrab. Ketika khatib naik mimbar, ia memegang dagu, dua bola matanya bergerak ke arah khatib. Di samping Jokowi ada Aksa Mahmud (adik Ipar Jusuf Kalla; Cawapres Jokowi). Aksa ketua ta’mir masjid Sunda Kelapa. Tak mengerti apa kahidaran Jokowi itu atas undangan Aksa.



Tema khutbah jumat ini menimpuk Jokowi. Khatib menyampaikan dengan tajam soal “amanah”. Contohnya pun diintrodusir dengan seorang pejabat yang tak amanah atau meninggalkan jabatannya, demi jabatan lain yang lebih tinggi atau; meminjam istilah khatib serakah.



Kata khatib, pemimpin dengan model ini, hanya menghasilkan kehancuran. Ceramah khatib itu bertemali dengan pernyataan JK waktu lalu, bahwa kalau Jokowi jadi presiden “Bisa rusak negara ini”. Mungkin ada hubungannya.



Dari layar LCD, kening Jokowi kerut memerah. Ceramah itu menghujam batinya. Ia terkoyak dengan soal amanah memimpin Jakarta. Bukan cuma saya yang mengira, disaat menuju tempat titipan sandal, bisik-bisik suara mengemuka, salah satu jamaah bilang, “cerama tadi kena Jokowi…sudah betul ceramah tadi.”



Selepas jumat Jokowi hendak turun menghampiri jamaah. Hanya 10 hingga 20 orang yang mendatanginya dan bersalaman.



Ia menuruni anak tangga dengan gesture tubuh tak cerah. Senyumnya pudar. Pesonanya tak nampak. Rupanya ceramah khatib tadi memanggang batinnya. Mungkin juga kecewa dengan Aksa Mahmud yang mengerjainya.



Karena sepi dan ditinggal pergi Jamaah, Jokowi terpaksa masuk ke ruang sekretariat Masjid. Akibat jamaah yang sepi, pengurus masjid berulang-ulang menyampaikan pengumuman. Tapi tak ada yang peduli.



Jamaah Jumat sibuk dengan diskusi-diskusi kecil di pojok masjid, dan lebih tertarik dengan tawaran aneka makanan yang ada di plaza masjid. Saya yang dari tadi penasaran menunggu acara itu, pun jenuh dan pergi karena kelamaan.



Tak berapa lama, Jokowi pun kabur dari Masjid Sunda Kelapa. Tak ada yang peduli. Hanya beberapa wartawan yang memotretnya dari luar masjid. Mungkin untuk pencitraan. []



*sumber: http://ift.tt/1iD117V










sumber : http://ift.tt/1gMfJhA

"Karakter Asli Prabowo" by @Fahrihamzah




Twit @Fahrihamzah

(30/5/2014)



Kalau bicara karakter Prabowo, lebih baik disimpulkan di awal bahwa ini orang terlalu mandiri sejak awal.



Itulah yang membuatnya nampak kuat dan matang. Karena apa yang dia capai bukan kebetulan-kebetulan.



Apa yang dicapai bukan hadiah orang. Dia adalah dirinya sendiri, dia bukan boneka orang.



Itulah satu-satunya alasan kekuatan siluman hitam pengendali negara tidak suka dengan dia. Prabowo terlalu mandiri.



Maka segala cara digunakan untuk menghadangnya. Tetapi dasar orang baik dan bekerja lurus.



Sulit mencari kesalahan Prabowo. Karena hidupnya disiplin. Dia orang tempur dan terbiasa dengan presisi.



Satu-satunya fitnah kepada Prabowo adalah peristiwa lebih 16 tahun lalu.



Kasus penculikan aktifis itu seolah menjadi dosa Prabowo. Padahal semua tahu bahwa proses hukum yang terbuka sudah selesai.



Secara ksatria Prabowo menerima sikap institusinya demi keutuhan TNI.



Saya bicara dengan Desmond, dkk. Orang2 yang dituduh diculik Prabowo.



Mereka berbalik menjadi pendukung setia Prabowo justru karena melihat karakter ksatria dan setia.



Prabowo itu asli, itu kesan saya dan kesan semua orang yang berani mendekati Prabowo.



Dari jauh orang menghasut kita bahwa orang ini berbahaya, dll. Tapi begitu kita dekat dan berbicara, kita makin dekat.



Tentu "kita" dalam pengertian mereka yang peduli dengan karakter, bukan mereka yang penuh kepalsuan.



Karena ada figur lain yg seolah dekat merakyat, tetapi justru jika kita semakin mendekat makin nampak bahwa dia palsu.



Sekali lagi, "kita" dalam definisi itu adalah kita yang jujur dan lurus, bukan penipu bertopeng.



Kalau kita sempat bertanya, kepada Megawati suatu pertanyaan yang harus dia jawab jujur. Tentu semua jadi jelas.



Pertanyaan itu adalah, "siapakah yang lebih mirip karakter Bung Karno di antara para calon Presiden?".



Kita bukan anak biologis Bung Karno! tetapi dia pahlawan kita semua.



Dan sejarah yang kita baca, membuat kita tahu bahwa Prabowo lebih dekat pada karakter proklamator kita itu.



Bung Karno dan Prabowo memiliki banyak kesamaan. Pertama, memiliki orang tua kombinasi Jawa luar Jawa.



Bung Karno, memiliki ibu dari Bali dan Prabowo memiliki ibu Manado. Keduanya memiliki bapak Jawa.



Memiliki darah sama-sama mendidih jika sudah menyangkut harga diri dan kehormatan bangsa Indonesia.



Berbicara keras apa adanya dan memiliki kepribadian terbuka, fair dan cuek.



Saya menonton sebuah video dokumenter yang menggambarkan suasana-suasana informal Bung Kano.



Karakter Bung Karno saya bisa katakan melalui observasi itu dimiliki oleh figur Prabowo Subianto sekarang.



Karena itu, menarik mendengar jawaban Prabowo kemarin, terkait pertanyaan wartawan Jawapos soal kudeta militer.



Prabowo bahkan mengajak untuk memantapkan keyakinan kepada demokrasi. Karena memang dia seorang Demokrat.



Kata Prabowo, kekuasaan yang tidak diberikan oleh rakyat adalah kekuasaan yang tak akan bertahan lama.



Karena itu, kudeta bukan hanya tidak sah atas pemerintahan demokrasi. Tetapi juga pengkhianatan atas suara takyat.



"Saudara harus baca sejarah TNI, karena TNI adalah tentara rakyat. TNI kita adalah militer yang mendengar rakyatnya".



"Tidak banyak militer di dunia ini yang mau keluar dari politik secara sukarela dan itu dilakukan oleh militer kita"



Demikian juga ketika ditanya tentang masa depan kebebasan pers jika Prabowo menjadi Presiden.



Saya kira wartawan banyak yang kaget, karena Prabowo bukan saja menggaransi tapi juga meyakini.



"Kebebasan pers adalah mutlak jika kita menghendaki adanya kemajuan"



"Mengekang kebebasan publik adalah sama dengan membunuh hak kita untuk maju dan mendapatkan yg terbaik"



"Biarlah ide beradu secara merdeka sehingga rakyat mendapatkan pilihan terbaik"



Penjelasan ini, ditutup oleh penjelasan tentang apakah Prabowo akan memimpin secara otoriter.



"Saya tidak bisa otoriter, karena ada saudara", menunjuk kepada wartawan.



Saya langsung menyambar dengan berteriak agak keras, "ada saya !".



"Ya, ada anggota dewan yang galak seperti saudara," tambah Prabowo.



"Inilah saya, kata Prabowo. Tapi saya kalau disuruh merubah gaya saya tidak bisa".



"Saya ini Jawa tapi Banyumas. Luar keras tapi hati lembut". Disambut tawa wartawan dan teriakan "Hidup Prabowo!"



Gaya orang Indonesia tidak bisa kita paksa dan adili. Karena kita kadung sdh jadi bangsa besar dan beragam.



Kita memerlukan karakter kuat pemimpin. Kita memerlukan karakter yang berguna bagi rakyat.



Kita tidak perlu orang yang sopan santun bagi citranya sendiri tapi berkhianat kepada rakyat.





*sumber: http://ift.tt/1k9yTyA










sumber : http://ift.tt/1wCdrGB

PKS Siapkan Tim Pemuda Kreatif Untuk Menangkan Prabowo-Hatta

Semarang - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menyiapkan tim pemuda kreatif guna memaksimalkan dukungan terhadap pasangan Prabowo Hatta.


Ketua Pemuda PKS Jawa Tengah Fris Dwi Yulianto menuturkan, tim tersebut akan menyasar segmen pemuda dan pemilih pemula. Caranya, dengan memperkenalkan dan memaparkan visi serta misi kepemudaan Prabowo Hatta.


Menurutnya, PKS berupaya maksimal untuk mengarahkan pemilih pemuda dan pemula ke Prabowo Hatta. Agar para pemilih pemula bisa dengan mudah menerima, program dan visi misi Prabowo Hatta akan disampaikan lebih kreatif dan menarik.


"Kami sudah coba di Pemilu 2014 lalu dan hasilnya tidak mengecewakan, berbekal pengalaman itu Insya Allah di arena pilpres kami PKS bisa lebih all out,” tandasnya.


Soal mengenai pendekatan yang akan dilakukan, Fris mengungkapkan pendekatan seni budaya, olahraga dan hobi bisa menjadi bahasa lain yang lebih mudah.


“Kami ingin mereka mendengar program Prabowo Hatta secara lengkap, sehingga pilihan mereka adalah pilihan yang cerdas dan sadar,” tandasnya. (suaramerdeka)







sumber : http://ift.tt/1wC3b19

Mengawasi Khatib Jumat Lebih Berbahaya dari Kampanye Hitam!




Kader PDI Perjuangan Jakarta Timur yang beragama Muslim diperintahkan untuk memantau materi khotbah Jumat, untuk memastikan apakah ada kampanye hitam atau tidak terhadap pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Bahkan bukan tidak mungkin, kader PDIP di seluruh Indonesia mendapat perintah yang sama.



Instruksi PDIP tersebut terus dipersoalkan. Karena pengawasan terhadap materi khotbah Jumat dikhawatirkan akan menimbulkan fragmentasi sosial di tengah masyarakat. Selain itu, bisa juga menimbulkan kesan seolah-olah para khatib selama ini dijadikan sebagai agen politik dari suatu kepentingan politik tertentu.



Padahal, fungsi masjid adalah tempat suci dimana orang berupaya mendekatkan diri pada Sang Pencipta.



"Kenapa tidak sekalian sweeping saja? Kenapa mesti mengirim 'tukang intip'? Saya khawatir, ini bisa dilihat masyarakat sebagai upaya pengembalian rezim otoriter dengan masuknya intervensi ke rumah-rumah ibadah," jelas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P. Daulay sesaat lalu (Jumat, 30/5).



Karena itu, tindakan melakukan pengawasan terhadap ceramah para khatib sangat provokatif. Ada kesan seolah-olah seseorang sedang dizalimi. Padahal, lanjut Saleh, sampai saat ini belum ada bukti bahwa ada black campaign yang dilakukan di atas mimbar-mimbar Jumat.



"Lagi pula, yang potensial memanfaatkan masjid itu ya tim Jokowi-JK. Bukankah Ketua Umum Dewan Mesjid Indonesia adalah JK? Jaringan mesjid se-Indonesia itu dikuasai JK. Merekalah yang paling mungkin memanfaatkan masjid-masjid untuk hal-hal seperti itu," sambung Saleh.



Menurutnya, tindakan mengawasi khatib lebih berbahaya dari kampanye hitam. Sebab, tindakan pengawasan itu sendiri sudah bagian dari kampanye hitam. Tidak tanggung-tanggung, yang dituduh melakukan kampanye hitam adalah para ustadz yang selama ini bekerja keras membina umat.



Selain itu, para penggagas pengawasan terhadap khotbah dipastikan tidak memahami fungsi mesjid secara baik. Tidak juga memahami esensi dakwah Islam. Demi kepentingan politik sesaat, mereka dengan mudah melemparkan tuduhan yang tidak bertanggung jawab.



"Fungsi masjid itu banyak. Selain untuk ibadah, masjid juga sering difungsikan untuk pemberdayaan umat baik dalam bidang ekonomi, budaya, sosial, dan juga politik. Mesjid tidak pernah difungsikan untuk menyebar fitnah. Para ustadz pasti tahu bahwa menyebar fitnah adalah perbuatan keji," demikian Saleh. [zul]



*sumber: http://ift.tt/1jAaZql










sumber : http://ift.tt/1mPIdGY

PDIP Inteli Masjid se-Indonesia




Jakarta - PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.



Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.



Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.



Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah PDC PDIP Jakarta Timur.



"Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva kepada situs RMOL, Jumat (30/5/2014).



Eva menyebutkan, kampanye hitam di masjid-masjid banyak terjadi. Bahkan, lanjutnya, kini makin marak dan masif.



Partai awalnya tidak menghiraukan. Namun, pihaknya menilai aksi ini makin marak. Mereka heran kenapa masjid menjadi tempat kampanye hitam.



Bahkan, pihaknya juga akan merekam aktivitas khutbah di masjid-masjid. "Jadi diperlukan pemantauan. Kalau bisa direkam agar supaya masjid tidak dikotori fitnah," katanya.



Cara ini, kata Eva, memang belum semua daerah atau masjid-masjid di Indonesia belum semua dipantau. Namun, ke depannya akan diberikan instruksi agar seluruh masjid di Indonesia dipantau.



"Bukan tidak mungkin diikuti seluruh (Indonesia). Karena di Jabar sangat meluas," kata anggota Komisi III DPR ini.



Cara-cara PDIP ini mengingatkan cara Orba di periode 1970-1980-an. Saat itu setiap masjid diminta memberikan daftar khatib yang akan berbicara di khutbah Jumat. Bahkan di masjid-masjid tertentu rezim Orba sampai meminta bahan yang akan dikhotbahkan. Saat itu para pengurus masjid (DKM) harus melaporkan hal itu kepada Dinas Sospol setempat. [gus]



*sumber: http://ift.tt/1oQZEr7










sumber : http://ift.tt/1pr6PsF

Sekum PKS Maluku: Prabowo Memimpin Tanpa Disetir

Ambon (30/5) - Tim Pemenangan Prabowo Subianto – Hatta Rajasa pada Pemilu Presiden 2014 terbentuk pada Jumat (30/5) siang di Maluku. Pembentukan tim ini dihadiri oleh pimpinan-pimpinan partai pendukung Prabowo-Hatta. Dalam kesempatan ini hadir Sekretaris Umum DPW PKS Maluku Suhfi Majid.



Suhfi sebagai wakil dari PKS mengungkapkan kesannya terharap Prabowo Subianto. "Beliau bukan produk pencitraan. Beliau asli, memiliki visi besar membangun Indonesia baru. Karakter Pak Prabowo dibutuhkan untuk kondisi bangsa saat ini. Beliau berkarakter dan yang penting, mandiri dalam mengambil keputusan-keputusan besar. Tidak ada yang menyetir,” ungkap Suhfi.



Suhfi menilai Prabowo memang layak untuk menjadi presiden Republik Indonesia (RI) dan dia memastikan pengurus PKS di seluruh Indonesia akan mendukung Prabowo. "Semua infrastruktur partai dalam koalisi tentu akan dioptimalkan," ungkapnya dengan nada optimistis.



Deklarasi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta di Maluku dipimpin oleh Gubernur Maluku Said Asegaf ini dihadiri oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gerindra Maluku Henderik Lewerissa, Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PAN Maluku Ramli Mahulete, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Maluku Husein Toisuta, dan Ketua DPW PBB Maluku Saleh Wattiheluw. (abuhuz)







sumber : http://ift.tt/1nJZ7HT

Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Powerfull

MEDAN - Tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Sumatra Utara (Sumut)mempunyai kekuatan penuh (powerful) karena diisi sejumlah tokoh ternama dan dipimpin seorang gubernur. Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara Sohibul Ansor Siregar mengatakan, penugasan gubernur Gatot Pujonugroho sebagai ketua tim pemenangan merupakan kesepakatan parpol koalisi pendukung pasangan Prabowo-Hatta.


Dengan keberadaan seorang gubernur sebagai ketua tim pemenangan, tentu saja memberikan harapan besar bagi capres/cawapres yang akan berhadapan dengan pasangan Jokowi-JK tersebut.Apalagi dalam tim tersebut akan didukung keberadaan Ketua DPD Partai Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu yang juga mantan Dirut PT Bank Sumut.


Kemudian, ada juga ketua DPD Partai Golkar Sumut Ajib Shah yang merupakan mantan ketua Pemuda Pancasila (PP) dan pimpinan parpol pemenang Pemilu di Sumut. Selain itu keberadaan Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumut Fadly Nurzal dan pernah menjadi cawagub yang berpasangan dengan tokoh Partai Golkar Chairuman Harahap. Sebagai parpol berasaskan Islam, PPP dianggap dekat dengan Aljamiyatul Washliyah dan dianggap mampu merekrut massa ormas Islam terbesar di Sumut itu.


Lain lagi dengan keberadaan Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Syah Afandin yang juga Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut. Sebagai parpol, PAN juga dianggap dekat dengan Muhammadiyah sehingga memiliki kecenderungan untuk mampu meraih merekrut dukungan ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut.


Karena itu, tidak salah jika tim pemenangan yang akan dipimpin Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho tersebut dianggap akan memiliki kekuatan yang cukup besar untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta. "Tergantung bagaimana mereka mengkonsolidasikan kekuatan masing-masing dan membagi tugas secara efektif," katanyadi Medan, Jumat (30/5).


Namun, kata dia, tim pemenangan tersebut juga memiliki tantangan tersendiri berupa kendala psikologis antara Ketua Partai Gerindra Sumut Gus Irawan Pasaribu dengan Gubernur Gatot Pujonugroho karena menjadi rival dalam pemilukada. "Selama ini mereka rival, tetapi sekarang bersatu. Jadi, tergantung efektivitas tim," katanya. (rol)







sumber : http://ift.tt/1gH9602

Warga Solo: Prabowo-Hatta Sosok Pemimpin yang Mampu Jaga NKRI




Tiga warga Solo bersedia menjadi koordinator untuk menggerakkan massa agar memilih pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pemilu Presiden 2014.



Tiga orang itu adalah Rio Hardoyo (58), warga Lawean Pajang, Andrian Isnanto, warga Desa Kistalan, Banjarsari, dan Heru Sutarto (67) warga Desa Pasar Niwon, Jawa Tengah.



Andrian, anggota Aliansi Penyelamat Bangsa dan Negara mengatakan dukungan yang diberikan untuk pasangan Prabowo-Hatta karena sosok kedua orang ini memiliki ketegasan dalam memimpin.



"Pak Prabowo-Hatta ini pemimpin tegas dan siap. Kami tidak ingin, NKRI terjadi lagi pada waktu Habibie. Salah satu saudara saya di Timor-Timur tertembak, tapi dilepas begitu saja," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Selasa (27/5/2014) malam.



Kemudian Heru Sutarto mengaku mendukung Prabowo Subianto karena mampu menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).



"Saya berpikir kelak nanti, karena saya tidak percaya dengan orang sipil untuk era sekarang. Ini masalah negara tidak main-main, bukan lagi soal PKL," ujarnya.



Menurut dia, pemimpin ke depan harus mampu menjaga keutuhan wilayah negaranya sendiri, seperti Irian Jaya saja sudah kiwir-kiwir. Misalnya, pada 1945 Soekarno pantas menjadi presiden, Soeharto memimpin 32 tahun tapi bisa menjaga NKRI.



"Saya khawatir figur yang lain tidak mampu, itu akan lepas wilayah NKRI. Saya pribadi ingin pemimpin yang menjaga keutuhan NKRI, nanti saya akan sampaikan pendapat ke warga Solo. Makanya saya dukung all out untuk Prabowo-Hatta, demi ketahanan negara," jelas dia.[yeh/inilah]










sumber : http://ift.tt/1wx8hM0

Perempuan Nusantara Bersatu Dukung Prabowo-Hatta




Jakarta - Perempuan Nusantara Bersatu mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai pasangan capres-cawapres di Pilpres 9 Juli 2014.



Ketua Badan Pemberdayaan Perempuan DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Welya Safitri mengatakan, mencermati berbagai visi-misi dari Prabowo-Hatta, mereka memberikan kepedulian terhadap peningkatan kualitas kehidupan bangsa Indonesia.



"Perempuan Nusantara Bersatu mendukung pasangan Prabowo-Hatta karena peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, sumber daya alam sebagai dasar membangun negara yang kuat," katanya, di Rumah Polonia, Jakarta, Jumat (30/5/2014).



Selain itu, kata Elya, Prabowo-Hatta dianggap berkomitmen dalam penegakkan hukum, dan akan menumbuhkan industri kreatif dengan menampung kreativitas di kota/kabupaten potensial sebagai salah satu usaha penciptaan lapangan kerja.



"Pasangan Prabowo-Hatta juga peduli terhadap perempuan dan berkomitmen memposisikan 30% perempuan potensial pada kedudukan yang strategis hingga kabupaten/kecamatan," terangnya.



Perempuan Nusantara Bersatu merupakan wadah yang dibina oleh perempuan dari partai koalisi "Merah Putih" dan dari nonpartai meliputi dari komunitas perempuan. Wadah ini bakal membantu pemenangan Prabowo-Hatta di Pilpres 9 Juli 2014.[yeh/inilah]










sumber : http://ift.tt/1rngG4A

Thursday, May 29, 2014

Survei SMRC: Elektabilitas Prabowo naik, Jokowi turun




Elektabilitas capres yang diusung PDI Perjuangan, Joko Widodo mulai mengalami penurunan. Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terhadap 2.040 koresponden.



"Menurut indikator tren suka tokoh terhadap Jokowi terjadi penurunan. Pada bulan Maret tren suka terhadap Jokowi ada 93 persen tapi di akhir April turun menjadi 85 persen," kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) Djayadi Hanan dalam diskusi kebijakan publik di FK UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (21/5).



Sedangkan untuk elektabilitas Prabowo Subianto , calon presiden dari Partai Gerindra menunjukkan kenaikan.



"Hal yang berbeda didapati dari tren suka terhadap Prabowo Subianto . Di bulan Maret 74 persen masyarakat menyukai Prabowo, namun di akhir April meningkat menjadi 82 persen," papar Djayadi.



Berdasarkan temuan survei tersebut, lanjut Djayadi, kemudian muncul pertanyaan apa yang membuat elektabilitas Jokowi menurun. "Ini kan menandakan ada sesuatu yang terjadi sehingga orang menjadi tidak suka dengan Jokowi," paparnya.



Sedangkan dari segi kriteria calon presiden yang didambakan rakyat, Prabowo berada di peringkat pertama terkait ketegasan sebesar 51 persen. Sedangkan Jokowi berada di peringkat kedua sebesar 29 persen.



Tak hanya tegas, khalayak juga mendambakan pemimpin yang perhatian pada rakyat. Dari sisi tersebut, Jokowi berada di peringkat pertama dengan perolehan persentase sebesar 55 persen sedangkan Prabowo berada di bawahnya dengan persentase 23 persen.



Survei SMRC dilakukan dengan metode wawancara pada Maret 2014. Dalam survei ini, SMRC melakukan wawancara terhadap 2.040 koresponden dan margin of error 2.2 persen.



*http://ift.tt/1ti6fgl








sumber : http://ift.tt/1ksmBk5

Gubernur dari PKS, Prabowo-Hatta Optimis Suara Sumut Lebih 60%







pkssumut.or.id,
JAKARTA - Ketua Penasehat Gerindra Sumut, Martin Hutabarat, mengatakan, pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa memasang target menang di Sumut dengan raihan minimal 60 persen suara. Angka ini, menurut vokalis Komisi III DPR itu, sangat realistis.



"Karena partai-partai pengusung Prabowo-Hatta merupakan partai besar di Sumut. Ada Golkar, ada PKS, apalagi gubernurnya juga PKS (Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, red). Jadi kita yakin sekali Sumut tidak akan mempermalukan kita," terang Martin Hutabarat, yang juga masuk timnas pemenangan Prabowo-Hatta itu, kepada JPNN di Jakarta, kemarin (29/5).



Alasan lain, menurut Martin, masyarakat Sumut memang cenderung menyukai capres yang bernampilan gagah, tegas, dan berani. "Kalau melihat TV, masyarakat Sumut pasti juga lebih suka dengan capres yang pidatonya penuh semangat, tegas," imbuhnya lagi.



Dikatakan, meski dirinya masuk timnas pemenangan Prabowo-Hatta, namun nantinya tetap memberikan perhatian serius terhadap upaya pemenangan pasangan ini di wilayah Sumut. (sam/jpnn)





sumber : http://ift.tt/1k602T8

Survei Puskaptis: Di Jatim Elektabilitas Prabowo Lampaui Jokowi




SURABAYA - Pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diperkirakan akan memenangkan Pilpres 2014 di Jawa Timur.



Ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan Pusat Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) sepanjang 20 sampai 24 Mei 2014 lalu.



Dalam survei dengan sampling responden dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur tersebut, elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta sebesar 50,25 persen.



Sementara elektabilitas pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya 36,04 persen.



Untuk mereka yang belum menentukan pilihan (swing voter) mencapai 13,17 persen.



“Nah, berdasar survei terbaru yang dilakukan Puskaptis tersebut di Jawa Timur, Prabowo-Hatta unggul mutlak dari Jokowi-JK, dengan selisih elektabilitas mencapai 14,21 persen,” ujar Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Soepriyatno, kepada SURYA Online, Kamis (29/5/2014).



Menurut Soepriyatno, salah satu faktor yang mengerek tingginya elektabilitas Prabowo-Hatta karena masyarakat Jawa Timur menginginkan sosok pemimpin yang tegas dan berani mengambil sikap terhadap permasalahan bangsa yang kompleks.



“Selain itu, banyaknya dukungan tokoh nasional dan dukungan dari para ulama dan kiai di Jawa Timur juga jadi faktor yang menjadikan tingginya elektabilitas Prabowo-Hatta,” jelasnya.



Agar tingginya elektabilitas terwujud dalam Pilpres 9 Juli nanti, semua elemen Tim Pemenangan Koalisi Merah Putih akan all out melakukan sosialisasi, kampanye, dan pendekatan kepada masyarakat di tingkat grass root.



*http://ift.tt/1ppcijR










sumber : http://ift.tt/1mMOC5D

Di Solo, Prabowo Rasakan Aura Kemenangan




SOLO—Jokowi vs Prabowo kian panas menjelang Pilpres 2014 nanti. Prabowo hari ini, Kamis (29/5/2014), ke kampung halaman Jokowi, Solo. Berbicara kepada ribuan kader, Prabowo capres Gerindra ini merasakan aura kemenengan.



Calon Presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku merasakan aura kemenangan di Jawa Tengah. Menurut dia, kader pemenangan Prabowo-Hatta di Jawa Tengah mayoritas berasal dari kaum petani, yang merupakan rakyat kecil sebenarnya.



”Di sini [Jawa Tengah] saya merasakan aura kemenangan. Saya berjabat tangan dengan ratusan kader dengan tangan keras. Merekalah kader yang berasal dari petani, rakyat sebenarnya. Saya bisa merasakan aura kemenangan,” kata Prabowo, dalam Deklarasi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Sunan Solo, Kamis (29/5).



Dalam deklarasi tersebut Prabowo juga menyebut tengah menyusun program pemenangan dan program pemerintahan di saat yang bersamaan. Menurut dia, penyusunan program pemenangan penting, namun harus diimbangi dengan menyusun tim pemerintahan yang kuat.



“Indonesia butuh pemimpin yang tangguh, tidak hanya presiden dan wakil presiden-nya saja, namun juga tim pemerintah-nya. Tim saya, koalisi merah putih selalu berembug, how to win sekaligus how to govern,” kata dia.



Prabowo mengatakan Koalisi Merah Putih yang merupakan gabungan dari para tokoh partai politik di tanah air merupakan putra putri terbaik bangsa.



“Saya percaya dengan tim saya, merekalah yang akan bersama saya memimpin negara ini. Mereka handal, professional, bersih dan jujur. Akan sangat berdosa jika berdiri di depan rakyat, kalau hanya umbar janji dan tidak siap menjalankan harapan rakyat,” ungkap dia.

*http://ift.tt/1o2geD9










sumber : http://ift.tt/1nyGMAd

"Allah Itu Dekat" | based on true story



Oleh Dedhi Suharto

Penulis buku Keluarga Qur'ani (Gramedia, 2011)



SINOPSIS




"Allah Itu Dekat" (AID) sebuah novel based on true story. Novel tersebut berdasarkan kisah nyata tokoh Aku dan Hendra.



Aku seorang anak muslim yang tumbuh dalam kondisi miskin di Indonesia, tak punya biaya untuk kuliah setelah lulus SMA. Masa depannya gelap hingga bisa kuliah di STAN dan mengalami banyak peristiwa dalam hidupnya. Aku dipukuli copet hingga hampir mati, terlibat demonstrasi masa reformasi 1998, melanglang buana ke luar negeri bertemu dengan muslim Indonesia di Amrik dan berdakwah di sana. Itu semua semakin menegaskan dirinya bahwa Allah Itu Dekat.



Sedangkah Hendra seorang anak non-muslim yang tumbuh dalam kondisi berkecukupan di salah satu negeri Asia, yang menghadapi situasi sulit karena prahara keluarga yang menimpa ayah-ibunya akibat adanya WIL (wanita idaman lain). Hendra kuliah di fakultas teologi hingga menjadi doktor teologi, yang berhasil memurtadkan banyak kaum muslimin di Indonesia. Perjalanan hidupnya membuatnya berhasil mendapatkan hidayah masuk Islam (mualaf) dan berdakwah untuk Islam. Sejak itu Hendra bersama delapan temannya diburu oleh otoritas yang sebelumnya menugaskannya memurtadkan umat Islam. Satu per satu rekan-rekannya mati tertembak. Hendra sempat di tembak tetapi hanya terkena kakinya dan berhasil meloloskan diri. Itu semua menegaskan kepada dirinya bahwa Allah Itu Dekat.



Lalu kedua tokoh itu bertemu di sebuah masjid. Sementara itu malaikat maut terus memburu...



***



BEHIND THE SCENE



Novel ini bermula dari keinginan sang penulis membagi pengalaman hidupnya yang penuh dinamika. Penulis merasakan hidup bahagia meskipun hidup dalam kondisi sederhana sebagai PNS Kementerian Keuangan. Sejak 2012 kurang lebih setahun penulis berusaha menuangkan kisah hidup dalam lembaran novel yang rencananya diberi judul Terdampar di Jurang Mangu hingga akhirnya jadi sebuah novel dengan jumlah halaman yang tipis. Ini membuat penulis berpikir ulang apakah pantas naskahnya diterbitkan?



Di saat buntu seperti itu, penulis berkenalan dengan seorang mualaf yang berasal dari negeri Asia. Tanpa diduga, sang mualaf menceritakan kisah hidupnya yang dramatik. Maka terinspirasilah sang penulis memadukan dua kisah yang berbeda namun punya benang merah pada kalimat “Allah Itu Dekat”. Kisah itu pun dipadukan dengan penuturan selang-seling dan disajikan dengan tone yang harmoni.



Setelah beberapa kali bertemu, penulis dan Hendra berpisah. Hendra mengganti nomor kontaknya sehingga penulis, yang mengkhawatirkan keselamatannya, tak bisa menghubunginya selama setahun. Saat penulis mempublikasikan bahwa Allah Itu Dekat terbit, melalui japri Hendra mengucapkan selamat. Penulis sangat bahagia bisa kontak kembali dengan Hendra dan menyampaikan keinginan untuk mengirimkan novel Allah Itu Dekat tetapi Hendra tak memberikan alamatnya.



Pada saat launching pertama novel Allah Itu Dekat di kampus penulis bulan Mei 2014, tiba-tiba panitia menghubungi penulis. Penulis pikir itu isteri yang memanggil untuk mengajak pulang. Penulis keluar gedung dan melihat seseorang bermantel hingga menutupi kepalanya dan berkaca mata hitam dan sulit dikenali. Tapi penulis mengenali. Sang tokoh novel itu hadir! Penulis memeluk Hendra dengan tangis sesenggukan, merasa bahagia bisa bertemu kembali di hari launching novel Allah Itu Dekat. Amazing!



Saat di launching, Novel Allah Itu Dekat telah dipesan/dibeli lebih dari 150 buku. Novel ini berpotensi menjadi best seller meskipun saat ini dicetak terbatas 1000 buku.



Salah satu yang unik dari novel ini adalah ada quiz novel berhadiah di halaman akhir buku. Pemenang I Rp 500.000, Pemenang II Rp 300.000, Pemenang III Rp 200.000, dan 10 pemenang hiburan berhadiah buku/kaos. Pemenang ditentukan berdasarkan ketepatan jawaban dan kecepatan menjawab. Pengumuman pemenang pada tanggal 10 Agustus 2014 yang menjadi deadline quiz Novel Allah Itu Dekat.



***



Novel Allah Itu Dekat memiliki spesifikasi sebagai berikut:



Ukuran 13,5 x 20 cm kertas book paper 58 gram (tebal isi 321 hal di luar kata pengantar dll)



ISBN 978-602-70451-0-1 Penerbit AID Inspiration



Harga Rp 50 ribu (free ongkir kecuali geografi khusus)



Cara pemesanan: melalui mention twitter @dedhi_suharto atau ke HP 08979 560850.



Sementara ini Novel Allah Itu Dekat tidak dijual di toko-toko buku.










sumber : http://ift.tt/1gFxzCU

Ustadz Arifin Ilham: Pilih Dengan Cermat, Jangan Tertipu Pencitraan

Dalam pemilihan presiden dan wakil presiden yang akan berlangsung dalam pada Juli 2014 mendatang, pimpinan majelis dzikir Az Zikra KH. Muhammad Arifin Ilham menghimbau kepada umat Islam agar memilih dengan cermat dan jangan tertipu dengan pencitraan media.


"Umat Islam jangan bodoh, jangan tertipu dengan pecitraan. Dalam memilih presiden, lihatlah siapa di belakang mereka," pesan Ustaz Arifin dalam halaqah shubuh di masjid Az Zikra, Senin (26/5/2014) lalu.


Ia mengungkapkan, seperti Surya Paloh yang mendukung salah satu pasangan capres-cawapres selama ini melarang dan akan memecat pegawainya di Metro TV yang mengenakan hijab. Kemudian juga tempat pelacuran Dolly menolak ditutup oleh partai pengusung calon presiden tersebut.


"Maka kalau kita memilih mereka sama saja memilih pelacuran merajalela," kata Ustaz Arifin.


(suara-islam)







sumber : http://ift.tt/1pAfI0a

Deddy Mizwar: "Indonesia Butuh Prabowo"

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan dukungannya kepada calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pada pemilihan presiden 2014.


"Saya bukan tim sukses, namun sebagai pribadi menilai Prabowo saat ini paling tepat," kata Deddy di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (28/5).


Ia menuturkan, pilihannya itu melalui proses berbagai pertimbangan dan faktor lain sehingga memutuskan pilihannya sosok yang pantas memimpin Indonesia adalah Prabowo-Hatta.


Menurut dia, Indonesia membutuhkan Prabowo dan Hatta untuk memimpin dan membangun bangsa Indonesia menjadi lebih baik.


"Untuk saat ini, negara membutuhkan Prabowo dan Hatta," kata aktor dan sutradara ternama itu.


Deddy juga mengungkapkan, ia kenal dekat dengan kedua calon presiden Indonesia, Prabowo dan Joko Widodo. Kedekatannya dengan Prabowo sejak Prabowo masih pangkat mayor di kesatuan TNI, sedangkan kedekatan dengan Jokowi sejak Jokowi meminta menjadi wakil pada pencalonan Gubernur DKI Jakarta. "Mas Jokowi pernah mengajak saya menjadi wagubnya," kata Deddy.


Ia menjelaskan, pilihannya itu karena Prabowo berintegritas, terutama komitmen nasionalismenya yang sudah diketahui sejak muda. "Sikap dan konsistensinya kepada negara tidak diragukan lagi," ungkapnya. (intriknews)







sumber : http://ift.tt/REreeZ

Wednesday, May 28, 2014

Pemilu Mesir Sepi, Permalukan As-Sisi










TPS sepi, sebaliknya Demonstran anti kudeta marak di seluruh negeri



Pemerintah Kudeta Mesir memperpanjang penyelenggaraan pemungutan suara pemilu presiden hingga hari ini, Rabu (28/5/2014). Hal tersebut diumumkan setelah dua hari digelar (26-27 Mei) dilaporkan tidak ada peningkatan jumlah pemilih.



Mantan panglima angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Sisi yang mengkudeta Presiden Mohammad Mursi ini akan dipermalukan jika tenggat waktu itu tidak ada kenaikan signifikan jumlah pemilih.



Karena jika hanya sedikit pemilih legitimasi al-Sisi jika terpilih menjadi presiden akan terancam. Direktur eksekutif lembaga monitor pemilu, Shayfeenkom, Ahmed Hafez, mengatakan, bahwa wilayah Mesih benar-benar kering.



“Diperkirakan hanya 15-20 persen pemilih terdaftar yang muncul pada hari Senin, dan lebih rendah lagi pada hari Selasa,” ujarnya, Selasa. Salah satu stafnya di TPS dekat kota Qena, katanya, melaporkan hanya enam dari ribuan pemilih terdaftar yang memberikan suara. Desakan koran-koran swasta dan pemerintah yang mendesak pemilih untuk hadir ke TPS hanya sia-sia saja.



Agar semua pegawai negeri bisa memilih, Perdana Menteri Ibrahim Mehleb pun mengumumkan hari libur nasional. Begitu juga juga dengan pasar modal yang ikut-ikutan libur mendadak.



Ternyata Selasa pagi, jumlah pemilih hanya sedikit bahkan di sejumlah TPS tidak ada sama sekali pemilih yang datang. [pelitaonline/im]












Data partisipasi pemilih

___

NB: Pemilihan Presiden rezim kudeta diboikot oleh Ikhwanul Muslimin dan semua elemen anti kudeta. Mereka menyatakan pilpres ini ilegal yang dilakukan oleh rezim yang tidak sah yang telah merampas hasil pilpres yang sah (Presiden Mursi). Bahkan Syaikh Yusuf Al-Qardhawi memfatwakan Haram hukumnya untuk mencoblos dan mengajak seluruh rakyat Mesir untuk memboikot pelaksanaan pemilu presiden di Mesir.



Saat menghadiri acara penutupan konferensi tentang Al-Quds di Doha, Ahad (11/5/2014), Qardhawi mengatakan, “As-Sisi telah menjatuhkan Muhammad Mursi yang merupakan presiden terpilih secara demokratis, lalu menguasai pemerintahan dengan paksa. Bagaimana orang seperti ini dipilih menjadi presiden?”



Ketika ditanya, apakah dengan begitu beliau mengharamkan mengikuti pemilu presiden yang akan diadakan tanggal 26-27 Mei mendatang, beliau menjawab, “Iya, jelas.”



Pilpres ini diikuti dua kandidat: As-Sisi sang pengkudeta, dan Hamdeen Sabahi dari kalangan kiri.










sumber : http://ift.tt/1riiZ9a