Pak Jokowi yang saya hormati. Semoga Allah selalu menyertai dimana pun anda kini.
Dengan segala kerendahan hati. Dan tidak bermaksud menambah beban pada masa transisi. Apalagi bermaksud untuk menyakiti. Saya ingin sedikit berbagi dan menyampaikan beberapa keresahan hati. Keresahan hati dari pengunjung rumah makan yang tak pernah sepi dari pembeli. Rumah makan yang paling disukai kalangan muda-mudi berseragam merah, biru, abu-abu dengan atasan putih berdasi. Rumah makan yang juga dicintai sebagian kalangan pegawai negeri. Dan rumah makan yang menjadi idola orang-orang seperti kami. Para pendamping petani yang hanya mendapatkan 10 bulan gaji.
Pak Jokowi presiden kami yang terpilih,
Di warung nasi yang tak pernah sepi ini. Kami masih bisa menikmati makan siang dengan harga murah sekali. 6rb rupiah satu porsi. Jika dibandingkan di Surakarta atau Yogyakarta, ataupun di kota lainnya, satu porsi 6rb rupiah, mungkin masih bisa ditemui. Tapi. Tatkala harga sembako disini sudah naik berkali-kali, dikala harga barang sudah jauh meninggalkan penghasilan kami dan enggan kembali. Di tambah posisi daerah yang jauh di perbatasan negeri, harga demikian (6rb satu porsi) merupakan harga yang pas dengan kantong kami saat ini. Harga realistis bagi pelajar, anak seorang petani. Maka dari itu, rumah makan ini sangat digandrungi. Kami sangat bersyukur sekali. Masih ada penjual nasi yang memperhatikan keberadaan kami. Orang-orang yang berpenghasilan cenderung ke kiri (belum mapan). Thanks bu yati.
Pak jokowi yg kami cintai. 6rb satu porsi itu, terdiri dari nasi putih, sambal tempe,telur mata sapi + mie. Kami tak perduli di makanan ini apakah ada asupan gizi? Tak terfikirkan lagi harus berapa energi yang dihasilkan dari asupan makanan yang tersaji, agar dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari. (I don't think about that). Bagi kami yang terpenting adalah makhluk di perut tidak bereaksi. Yang penting makhluk di perut tidak demonstrasi. Itulah standarisasi pola makan orang-orang kiri seperti kami.
Pak jokowi yang saya kagumi. Berawal dari sini, saya tak henti-henti termenung sendiri. Mulai siang hari tadi sampai keesokannya lagi. Saya berasumsi. Dulu sebelum pak SBY menaikkan harga bbm sebanyak empat kali. Warung nasi 6rb satu porsi menjamur di sana-sini. Tak perlu repot mencari. Kondisi seperti ini sangat kami nikmati.
Kini, satu-satunya warung nasi yang melayani 6rb satu porsi di daerah kami, ya cuma ini. Yang saya ceritakan dalam tulisan ini. Kondisi warungnya pun sudah tak kondusif lagi. Mungkin karena jiwa sosial dan rasa ingin melayani bu yati begitu tinggi, sehingga untung-rugi tak diperhatikannya lagi. Kondisi bangunan yang seharusnya diperbesar/diperlebar pun luput dari perhatian. Kalau sudah jam makan siang hari, pasti harus ngantri.
Hati nurani saya bertanya begini. Apakah di kepemimpinan pak jokowi nanti, nasi 6rb satu porsi bu yati, masih bisa kami nikmati? Apakah di kepemimpinan pak jokowi nanti, warung nasi yang melayani pembeli 6rb satu porsi masih bisa kami temui? Saya berdoa semoga Tuhan penguasa langit dan bumi memberi kekuatan agar pak jokowi dapat merealisasikan semua janji-janji.
Pak, Kami mendengar di tv. Bahwa harga bbm akan dinaikkan lagi. Dengan alasan negara tak mampu lagi mensubsidi. Kata pengamat ekonomi, dan para politisi, subsidi bbm hanya dinikmati orang-orang kaya di negeri yang kita cintai ini. Namun, sebagian para pengamat ekonomi dan para politisi yang lain menolak rencana kebijakan ini. Katanya masih ada solusi. Efek kenaikan bbm dalam negeri akan mengakibatkan inflasi. Harga barang akan melambung tinggi. Jumlah rakyat miskin akan semakin bertambah kembali. Kalau diteruskan terkena ke orang-orang kiri seperti kami.
Terus terang pak jokowi, sebagai orang yang tak mengerti, saya tak ingin mencampuri hal seperti ini. Bukan kapasitas saya mendiskusikan hal ini. Saya percayakan saja ke pak jokowi bersama anggota DPR RI terpilih yang akan membahasnya nanti. Namun besar harapan kami, agar kiranya semua kebijakan pak jokowi, tak akan mempengaruhi rumah makan yang tinggal satu-satunya di tempat kami. Karena disitulah tempat berkumpulnya orang-orang 'golongan kiri' tuk memperbaharui energi.
#salam2jari
Sambas-Kalbar, 4 September 2014
(Abdul Aziz)
sumber : http://ift.tt/1tvLAs6
No comments:
Post a Comment