Sunday, August 31, 2014

Garuda : Berita Itu Tak Benar!




Manajemen PT Garuda Indonesia Airlines (Persero) Tbk mengklarifikasi berita meninggalnya pilot pesawat Garuda tujuan Lombok-Bima hari Minggu 31 September 2014.



VP Corporate Communication PT Garuda Indonesia Tbk, Pudjobroto menjelaskan secara kronologi, pilot masih dalam keadaan sehat dan layak menerbangkan pesawat ketika di dalam pesawat.



"Bersama ini kami sampaikan tidak benar pilot meninggal di dalam pesawat. Pilot dinyatakan meninggal di rumah sakit Sari Farma setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan," kata Pudjobroto, Senin (1/9/2014).



Pudjo juga menegaskan nomor penerbangan pesawat yang diterbangkan pilot tersebut adalah GA-4032 bukan GA-4819 seperti yang telah diberitakan. Adapun Pujo menyampaikan kronologis/penjelasan mengenai hal tersebut sebagai berikut :



1. Pilot Capt. Rhamdanto bertugas menerbangkan pesawat GA-4032 dari Lombok menuju Bima dalam dalam keadaan sehat (fit untuk terbang).



2. Pukul 14.00 WITA pesawat GA-4032 mendarat di Bima dalam keadaan normal.



3. Pukul 14.10 WITA setelah pesawat parkir di parkir stand bandara, Pilot menyampaikan dia merasa kurang sehat dan minta diantar ke rumah sakit.



4. Pada pukul 14.15 WITA pilot masih dapat berjalan dari pesawat menuju mobil dan diantar oleh petugas ke rumah sakit (klinik rawat inap) Sari Farma.



5. Pukul 14.45 WITA Capt. Rhamdanto tiba di rumah sakit.



6. Setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan selama kurang lebih 45 menit, dokter yang merawat, Dr. Irma S.pd, menyampaikan bahwa Capt Rhamdanto tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WITA.



"Garuda Indonesia akan menerbangkan Capt. Rhamdanto besok pagi ke Jakarta untuk pelaksanaan proses penguburan jenazah," tutup Pujo.



Seperti diketahui, diberitakan sebelumnya, pilot pesawat Garuda Indonesia GA4819, Kapten Ramdanto, meninggal dunia di pesawat sebelum melakukan pendaratan. Namun kopilot berhasil mendaratkan pesawatnya dengan selamat.



Pesawat PT Garuda Indonesia Tbk yang mengangkut 70 penumpang itu terbang dari Bandara Internasional Lombok menuju Bandara Sultan Salahudin, Bima, Nusa Tenggara Barat, pada pukul 14.45 WIT, Ahad, 31 Agustus 2014. Sekitar 15 menit sebelum mendarat, kopilot Stenly memberitahukan kapten pilot mengalami sesak napas. Pemberitahuan itu sekaligus meminta izin untuk pendaratan dengan satu pilot. (fs)













sumber : http://ift.tt/1ujvtL8

No comments:

Post a Comment