Sunday, December 21, 2014

Indonesia, Negeri Dengan Pertumbuhan Gereja Tercepat di Dunia






Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari 1.700 pulau, terletak di Asia Tenggara dikenal memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun baru-baru ini, sebuah laman situs Kristen, http://win1040.com menemukan fakta yang menarik, di mana beberapa daerah di negeri ini gereja-gereja mengalami pertumbuhan sangat “fenomenal”.



Sekitar 90 persen dari 245.300.000 penduduk Indonesia adalah Muslim dengan pemeluk Islam perkotaan. Indonesia menempati urutan 47 daftar kebijakan pintu terbuka (Open Doors World Watch List), peringkat 50 negara yang dinilai yang paling sulit untuk menjadi seorang Kristen, demikian kata media itu.



Namun sebuah laporan oleh Christian Broadcasting Network (CBN) tahun 2012 menggambarkan pertumbuhan gereja di Indonesia sebagai hal paling “fenomenal”, termasuk peningkatan jumlah orang yang menghadiri gereja di banyak daerah.



Seorang pastor Indonesia Billy Njotorahardjo, mengatakan, gerejanya tumbuh dari 400 menjadi lebih dari 6.000 orang dalam kurun waktu empat tahun. CBN sempat merilis video pertumbuhan jemaat gereja di Indonesia.[Lihat: Report: Christianity Growing in Indonesia”] dan [Indonesia Churches Explode With Growth]



CBN adalah salah satu siaran milik Kristen dibawah kendali The 700 Club. The 700 Club adalah pelayanan televisi milik pendeta Pat Robertson, yang sangat mendukung Israel dan dikenal anti Islam. Tahun 2013, tokoh senior gerakan Evangelis itu pernah mengeluarkan pernyataan bahwa Islam bukan agama. [Baca: Kristen Evangelis Pat Robertson: Islam Bukan Agama].



Mengutip sebuah majalah Kristen, Christianity Today, situs ini menulis perkembangan pemeluk Kristiani di Pulau Bali. Di Pulau Dewata, rumah bagi mayoritas pemeluk Hindu Indonesia (93 persen), namun gereja-gereja karismatik sedang mengalami pertumbuhan. Jumlah denominasi Kristen di pulau ini dinilai meningkat dari 3-100 dalam dua puluh tahun.



Meski tahun 2002 bom Bali telah menewaskan 202 orang, dan desakan pemberlakukan hukum Islam di wilayah khusus Aceh, bahkan pemerintah setempat memerintahkan penutupan 20 gereja di provinsi itu tahun 2012, media ini yakin ada perubahan yang terjadi di Indonesia.



“Berdoa untuk Indonesia (akan) diubah dan ditransformasi oleh Tuhan melalui cara orang Kristen meniru kasih dan kehidupan Kristus,” ujar situs ini sambil mengutip Bibel, Kisah Para Rasul (1: 8).



“Berdoa bagi umat Hindu untuk memiliki keberanian untuk menghadapi konsekuensi dari mengubah dan untuk meninggalkan Hindu.”



“Kami Tak Takut Menunjukkan Keyakinan Kami”



Majalah TIME, 26 April 26 2010, pernah membuat tulisan terkait perkembangan jemaat gereja di Indonesia dengan judul “Christianity’s Surge in Indonesia”.



Untuk menggambarkan “booming” penganut aliran ini, TIME bahkan menulis bahwa revolusi keagamaan sedang mengubah wajah Indonesia. Media ini mewawancarai Pastor David Nugroho.



“Orang berpikir bahwa Indonesia cuma sebuah negara Muslim. Tapi lihatlah jemaat ini, kami tidak takut untuk menunjukkan keyakinan kami,” ujar Pastor David Nugroho sambil membanggakan jamaah gerejanya yang berjumlah sekitar 400 orang, sedang mengikuti kebaktian.



TIME menulis, sulit mendapatkan jumlah pasti penganut Kristen di negara seperti Indonesia, dimana orang yang pindah agama dari Islam ke Kristen akan menghadapi stigmatisasi. Menurut sensus tahun 2000, penganut Kristen hanya 10 persen dari total penduduk Indonesia dan banyak pemuka umat Kristiani yang tidak percaya dengan angka ini. Mereka meyakini, jumlah penganut Kristen sebenarnya jauh lebih besar.



Menurut TIME, ketika Jakarta Praise Community yang dibentuk sepuluh tahun silam, mulanya kelompok ini hanya beranggotakan sekitar 200 orang. Dan sekarang, acara-acara kebaktian mereka dihadiri oleh sekitar 5.500 anggotanya yang kebanyakan berasal dari kaum urban.



Komunitas Evangelis bahkan mengklaim pengikutnya mencapai 15.000 orang dalam kurun waktu dua dekade. Komunitas ini bahkan berhasil membangun sebuah kompleks gereja Evangelical Reformed Millenium Center di kawasan Kemayoran, yang mampu menampung 4.500 jamaah. Pembangunan gereja itu menelan biaya 30 juta USD dan harus menunggu selama 17 tahun untuk mendapatkan izin dari pemerintah daerah setempat.



Gereja ini untuk sementara menjadi gereja terbesar di Jakarta, karena ada satu gereja lagi yang kapasitasnya dua kali lipat gereja di atas, yang hampir selesai dibangun di pinggiran kota Jakarta. Menurut TIME, gereja ini, bisa menampung sekitar 10.000 jamaah.



Warga Muslim di dekat lingkungan gereja Evangelical Reformed Millenium Center sempat protes ketika Pastor gereja itu, Stephen Tong -pastor yang juga dikenal memberi ceramah di kawasan Asia, seperti Malaysia, Hongkong, Taiwan dan Singapura- menempatkan salib di puncak menara gereja. Tong mengeluhkan penolakan itu karena merasa memasang salib di menara gereja bukanlah tindakan melanggar hukum.



“Di Jakarta terdapat 1,2 juta umat Kristiani, gereja yang hanya menampung 4.000 orang tidak ada artinya. Kami melakukan ini semua secara resmi, lalu mengapa kami tidak boleh memasang salib di gereja kami seperti masjid memasang simbol-simbol keislaman?” tanya Pastor Tong dikutip TIME. (Hidayatullah.com)







sumber : http://ift.tt/1E0RUxv

No comments:

Post a Comment