Oleh ZULFI AKMAL
Khutbah Jum'at yang disampaikan Syekh Muhammad Makki di mesjid as Salam hari Jum'at 12 Desember 2014 sangat luar biasa. Satu jam penuh beliau khutbah terasa beberapa menit saja.
Keoratoran yang hebat disertai isi yang disampaikan sangat berbobot dan menggugah, karena sangat menyentuh permasalahan hidup semua orang. Sekalipun panjang, sepertinya tidak ada kalimat yang terbuang percuma, semua isi.
Temanya adalah: Bagaimana cara memperoleh kebahagiaan?
Banyak kisah nyata dalam kehidupan yang beliau setir sebagai contoh.
Ada orang yang menganggap bahwa dengan harta melimpah manusia bisa bahagia. Tapi kenyatannya banyak orang kaya yang hidup tidak bahagia. Bahkan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Ada lagi yang menyangka dengan ketenaran dirinya akan bahagia, seperti para artis dan orang-orang terkenal. Kenyataannya juga tidak sedikit di antara mereka yang terpaksa menggunakan narkoba untuk menenangkan jiwa. Juga banyak yang berusaha mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Ada lagi yang mengira bahwa dengan pangkat tinggi manusia akan memperoleh kebahagiaan. Raja Husen penguasa Yordania selama puluhan tahun sempat menulis buku tentang memoar hidupnya. Di akhir buku ia mengatakan bahwa yang paling susah dalam kehidupan ini adalah menggapai kebahagiaan. Apa yang kurang bagi seorang raja, kok sampai dia tidak bahagia dalam hidupnya?
Yang lain memandang punya anak dan keturunan ia akan bahagia. Dalam hal ini beliau menyetir sebuah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam.
Seorang ayah dikaruniai Allah 6 orang anak, tapi perempuan semua. Dia ingin sekali memiliki anak laki-laki. Dia memandang bahwa hidupnya baru bahagia bila sudah punya anak laki-laki. Siang malam ia berdo'a supaya dapat anak laki-laki. Shalat berjama'ah di mesjid tidak pernah ia tinggalkan.
Alhamdulillah, anak ke tujuh lahir seorang bayi laki-laki. Tidak bisa dilukiskan bagaimana kebahagiaan yang ia rasakan. Namun sayang beribu sayang, kehadiran buah hati yang dia harap-harapkan bukannya menambah kedekatannya kepada Allah, tapi justru menjadikannya jauh dari Zat yang telah mengaruniakan nikmat itu kepadanya.
Sedikit demi sedikit dia mulai lalai dari kewajibannya. Biasanya selalu berada di shaf terdepan dalam shalat, sekarang sudah tidak kelihatan lagi wajudnya di mesjid.
Anaknya tumbuh dengan sehat wal afiat. Namun sayang karena terlalu dimanjakan, apa yang ia inginkan diberikan tanpa kontrol, yang penting anaknya bahagia, akibatnya ia menjadi anak salah gaul sampai jatuh menjadi pencandu narkoba. Ayahnya sudah tidak mampu lagi melarang dan mengarahkan. Dia amat sedih dan kecewa, sampai hidupnya menjadi murung memikirkan anak laki-laki satu-satunya itu.
Suatu malam di musim panas, ia duduk-duduk di teras rumahnya yang berada di tingkat 6. Dia bermenung sambil menatap langit. Sudah berulangkali istrinya menyuruh untuk tidur, dia tetap tidak mau. Dia berkata dengan bahasa ketus dan nada sinis: "Saya akan berdo'a disini, kalau-kalau Allah bisa mendengar".
Istrinya jadi beristighfar mendengar jawabannya.
Setelah lewat pukul 02.00 dini hari, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. Semua yang ada di rumah jadi heran, siapa yang datang pada waktu seperti itu. Kalau anak bujangnya yang pulang kenapa h-arus mengetuk pintu, karena biasanya ia membawa kunci sendiri hingga tidak perlu mengetuk pintu.
Setelah pintu dibuka, ternyata anak laki-lakinya lagi digendong oleh dua orang temannya. Dia pingsan karena memakai narkoba over dosis.
Setelah dibaringkan di tempat tidur, ternyata sudah tidak bernyawa lagi. Ayahnya yang dari tadi duduk di teras rumah, melihat anak laki-laki satu-satunya yang sangat ia sayangi sudah meninggal langsung terjun bebas dari lantai 6. Akibatnya sudah pasti, 2 jenazaah keesokan harinya keluar dari rumah itu. Ayah dan anak, yang satu meninggal karena narkoba dan yang satu lagi tewas akibat bunuh diri. Keduanya dosa besar yang mengakibatkan jiwa ke neraka. Na'udzubillah.
Di akhir khutbah Syekh Makki menyampaikan resep bahagia dengan ringkas:
1. Iman kepada Allah.
2. Selalu zikir atau ingat kepada-Nya.
3. Redha dengan segala ketentuan Allah.
Tidak akan mungkin kebahagiaan didapatkan dengan harta banyak, dengan pangkat tinggi, dengan kecantikan dan kegantengan, dengan ketenaran dan nama besar, juga bukan dengan jingkrak-jingkrak di diskotik atau tempat hiburan.
Kebahagiaan hanya akan ditemukan dengan mendekatkan diri kepada pemberi nikmat.
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار
sumber : http://ift.tt/1zvxfin
No comments:
Post a Comment