Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani |
Kinerja Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani saat ini menjadi sorotan masyarakat. Pasalnya, Puan tidak tampak ditengah para korban untuk membantu mencari jalan keluar, disaat rakyat Aceh dan Bandung Selatan diterjang banjir.
Puan juga tidak tampak ditengah-tengah lokasi bencana saat terjadi longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang menelan korban 93 jiwa.
“Dibandingkan dengan menteri yang lain, yang blusukan ke mana-mana, Puan termasuk payah, dia banyak duduk di belakang meja. Mestinya, keringat Puan menetes deras karena membantu masyarakat yang terkena musibah,” kata pengamat politik dari UI, Prof. Amir Santoso, Sabtu 27 Desember 2014..
Kendati demikian, Amir berharap Puan sering melakukan blusukan seperti Jokowidodo dan menteri-menteri lainnya. Amir mencontohkan Mensos Kofifah Indar Parawangsa bersama-sama warga sekitar menyiapkan nasi bungkus di dapur umum untuk para korban longsor di Banjarnegara.
Sebagai Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan seharusnya ikut bekerja keras dan harus lebih dekat dengan raykat untuk menolong para korban, jangan hanya berada di belakang meja saja. Amir mengatakan, sejak semula ia memang meragukan kemampuan dan keahlian Puan.
"Ya, bagaimana, pengalaman tidak punya. Dia jadi menteri kan karena punya cantelan yakni ibunya yang Ketum PDI P itu," ujarnya.
Ketika ditanya, apakah Jokowi berani mengganti Puan apabila ternyata Puan gagal mengemban jabatan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Amir Santoso mengatakan, kalau Jokowi berhasil merebut jabatan ketua umum PDI P, pasti berani, akan tetapi, jika jabatan ketua umum masih dipegang sama Megawati, maka Jokowi tidak berani menggati Puan.
“Publik berharap Jokowi berani mengganti menteri-menteri lain yang tidak cakap atau tidak mumpuni, bukan hanya Puan saja,” lanjut Amir Santoso.
Sementara itu, pimpinan Fraksi PDI P di DPR, Hendrawan Supratikno dalam menghadapi kritikan tersebut mengatakan, penilaian seperti itu tidak tepat. Ia mengatakan, dalam hal penanggulangan bencana alam, sudah ada yang menangani yakni Menteri Sosial yang dijabat Kofifah Indar Parawangsa.
“Untuk para korban tangah longsor di Banjarnegara kan Presiden Jokowi Mensos sudah turun ke sana. Gubernur Jateng juga sudah bolak-balik ke sana. Mbak Puan cukup mengkoordinasi, fungsi dia hanya pengurai masalah dan mengatasi hambatan yang ruwet. Jadi, tak perlu terjun langsung. Jangan salahkan Puan, fungsi dia hanya koordinatif, bukan eksekutorial,” tutup Hendrawan. (fs)
sumber : http://www.pkspiyungan.org/2014/12/puan-maharani-sering-tidak-terlihat-di.html
No comments:
Post a Comment