Saturday, July 26, 2014

Tidak Ada Idul Fitri di Jalur Gaza




Gaza City -- "Tahun ini, tidak ada Idul Fitri di Jalur Gaza," ujar Moneer Al Ballawi (32), yang duduk di bangku Taman Pahlawan tak Dikenal sambil mengawasi anak-anak.



Di atas kepalanya, jet-jet Israel menderu. Drone hilir mudik. Hanya sesekali Al-Ballawi menatap ke atas, sekadar untuk melihat asap jet.



"Biasanya, empat atau tiga hari jelang akhir Ramadan adalah saat berbelanja; membeli pakaian baru, makanan serba enak untuk keluarga, dah hadiah-hadian untuk orang-orang tercinta," lanjut Al-Ballawi. "Tidak ada Idul Fitri tahun ini. Yang adalah kematian dan kehancuran.



Seperti di Indonesia, Idul Fitri di Gaza tidak sekadar Shalat Ied, tapi juga perayaan, pesta keluarga dengan banyak makanan enak, saling memberi hadiah, berkunjung ke rekan dekat, dan saling mendoakan.



Setiap orang; mulai balita sampai lansia, mengenakan pakaian terbaik dan baru. Di jalan-jalan, anak-anak punya cara sendiri merayakan. Remaja-remaja bercengkerama di taman-taman.



Fatima Syam, perempuan usia 47, pesimis Israel menghentikan serangan saat sebagian besar penduduk Gaza mengakhiri Ramadan dan merayakan Idul Fitri.



"Kalau pun Israel berhenti menyerang, kami tidak punya apa-apa untuk merayakan Idul Fitri," ujarnya



Fatima tidak punya rumah lagi. Ia pindah ke apartemen keluarga, setelah rumahnya hancur dibom Israel. Ia harus selalu keluar dan berjalan-jalan di taman, karena apartemen terlalu sempit untuk 15 orang.



Tahun lalu, dalam suasana pesta Idul Fitri, Ibrahim Fayyed (27) membisikan janji ke telinga Yahia Hadani Al Kafarna (24); "Aku akan melamarmu setelah Idul Fitri 2014. Kita menikah."



Sejak Senin (21/7), atau ketika Israel membom Beit Hanoun, Yahia tidak lagi melihat Fayyed. Keduanya terpisah. Yahia pindah dari satu ke lain penampungan bersama keluarganya.



Yahia mendapat kabar Fayyed mengungsikan ibunya ke sebuah apartemen di tengah kota. Ia yakin Fayyed baik-baik saja, dan akan menemuinya jika keadaan aman.



Namun keyakinan itu tidak cukup menyembunyikan kegundahan, atau lebih tepatnya ketakutan, akan kemungkinan maut Israel memisahkan mereka. (inilah)









sumber : http://ift.tt/1xi9CEc

No comments:

Post a Comment