WASHINGTON -- Amerika Serikat memperlihatkan sikap mendua terkait aksi pemboman terhadap sekolah di Jalur Gaza yang dijadikan kamp pengungsi PBB.
Meski mengutuk serangan bom terhadap satu sekolah PBB di Jalur Gaza, Amerika Serikat menolak untuk menuding Israel sebagai pelaku.
"Amerika Serikat 'sungguh mengutuk' pemboman satu sekolah PBB di Jalur Gaza, yang dilaporkan menewaskan dan melukai orang Palestina yang tak berdosa, termasuk anak kecil dan pekerja kemanusiaan PBB," kata Juru Bicara Gedung Putih Eric Schultz kepada wartawan di dalam pesawat Air Force One dalam penerbangan ke Joint Base Andrews di luar Washington D.C.
"Kami sangat prihatin bahwa ribuan orang Palestina yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka, yang telah diseru oleh militer Israel agar meninggalkan rumah mereka, tidak aman di tempat yang dirancang oleh PBB sebagai tempat berlindung di Jalur Gaza," ia menambahkan.
Sedikitnya 16 orang tewas pada Rabu (30/7/2014) pagi, ketika sekolah yang dioperasikan oleh PBB sebagai tempat perlindungan di bagian utara Jalur Gaza dihantam serangan udara Israel, sehingga memicu kemarahan dari seluruh dunia.
Namun Schultz dan wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menolak untuk menyebut nama Israel dalam serangan tersebut, dan malah menegaskan pentingnya "ketenangan dan penyelidikan segera untuk memastikan yang sebenarnya terjadi".
"Kami juga mengutuk mereka yang bertanggung jawab menyembunyikan senjata di instalasi PBB di Jalur Gaza," kata Schultz.
"Semua tindakan ini melanggar pemahaman internasional mengenai kenetralan PBB," lanjutnya.
Sebanyak 1.300 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, telah meninggal sejak Israel melancarkan serangannya pada Selasa (8 Juli) untuk "menghentikan serangan roket ke dalam wilayah Israel oleh HAMAS", yang menguasai Jalur Gaza.
"Kami mula-mula dan pertama-tama percaya pada hak Pemerintah Israel dan kewajiban untuk mempertahankan warga mereka," kata Schultz.
"Tapi sebagaimana Anda juga katakan, kami telah sangat jelas bahwa Israel perlu berbuat lebih banyak untuk mempertahankan standardnya sendiri guna membatasi korban jiwa sipil," tegasnya. (news.bisnis.com)
sumber : http://ift.tt/1xC25jK
No comments:
Post a Comment