Presiden Jokowi sudah mengumumkan susunan "Kabinet Kerja" yang terdiri 34 kementerian dan Menko (Baca: Ini Daftar Nama Menteri-Menteri "Kabinet Kerja" Jokowi-JK). Ada beberapa perubahan kementerian. Di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipisah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset.
Tentang perubaha kementerian pendidikan ini, entah kebetulan atau tidak, pasalnya Anis Matta Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dulu sebelum Pemilu, pernah menyampaikan gagasan serupa tentang kementerian pendidikan, yakni ketika seminar Dialog Kebangsaan di Universitas Brawijaya di kota Malang.
Presiden PKS itu menyampaikan gagasannya bahwa "idealnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dibagi menjadi dua agar lebih fokus memajukan pendidikan. Sebab, menurut Anis Matta, cakupan Kemendikbud terlalu luas, Sementara cakupan Kementerian Pendidikan ini juga terlalu besar. Oleh karena itu harus dibelah dua, yakni (Kementerian) Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi," katanya.
Hal itu diungkapkannya saat menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa pada Dialog Kebangsaan 'Mencari Pemimpin Indonesia Dari Kampus untuk Negeri' yang berlangsung di Universitas Negeri Brawijaya Kota Malang pada hari Rabu 6 November 2013.
Lebih detail Anis Matta menjelaskan bahwa "Sekarang ini Pemerintah memiliki perguruan tinggi negeri (PTN) hampir mencapai 100 unit, sementara universitas atau perguruan tinggi swasta (PTS) tak kurang dari 3.200 unit. Ini (pendidikan tinggi) layak menjadi satu kementerian sendiri. Nah, (jumlah sekolah) pendidikan dasar dan menengah lebih banyak lagi," kata Presiden Partai berlambang padi dan bulan sabit kembar dengan lantang.
Dia juga menegaskan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memajukan pendidikan adalah dengan memisahkan manajemen pendidikan tinggi dan pendidikan dasar menengah lewat kementerian tersendiri. Setelah itu, kata dia, semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia, khususnya yang dimiliki oleh Pemerintah atau PTN ditargetkan menjadi 'world class', yakni perguruan tinggi berkelas dunia.
Anis membayangkan jika Indonesia ingin memperbesar pengaruhnya dalam bidang budaya dan pemikiran, harus mengubah negeri ini menjadi salah satu destinasi atau tujuan pendidikan di dunia. "Jangan cuma kita yang belajar ke luar negeri. Kita juga ingin menjadikan orang-orang di luar negeri sana datang dan belajar di negeri ini. Itu salah satu agenda yang sangat fundamental," papar Anis Matta.
Maka nantinya, kata Anis lagi, pemerataan pendidikan kepada seluruh masyarakat akan tercapai, dan dengan sendirinya mampu memicu pertumbuhan ekonomi karena Indonesia memiliki 'human capital' yang bagus.
Entah Jokowi terinspirasi ide Anis Matta atau ini hanya kebetulan belaka. Wallahu a'lam.
*by: Usman Adhim
Jurnalis Koran Suara Rakyat Malang Raya.
sumber : http://ift.tt/ZRNczt
No comments:
Post a Comment