Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Masyarakat dinilai sangat boros dalam menggunakan BBM bersubsidi.
Direktur Pemasaran dan Niaga, Pertamina, Hanung Budya mengungkapkan, terjadinya aksi pemborosan tersebut merupakan salah satu penyebab dari tingginya disparitas harga BBM bersubsidi dan nonsubsidi. Ditambah lagi aksi penyalahgunaan kerap terjadi khususnya di sektor industri.
"Salah satu masyarakat boros, kemudian ada penyimpangan ya karena disparitas harganya tinggi. Apalagi penyelundupan sering terjadi di sektor industri," ujarnya.
Hanung menambahkan, aksi penyalahgunaan memang sering terjadi di sektor industri. Hal ini sangat mungkin mengingat harga BBM bersubsidi jenis solar hanya Rp5.500 per liter. Sementara harga yang dijual ke industri bisa mencapai Rp11.000 per liter.
"Itu menjadi rente ekonomi yang sangat menarik. Kalau disparitas harganya kecil tentu orang nggak tertarik untuk menyelundup," ujarnya.
Hanung mensinyalir, bila disparitas harga ini diperkecil maka potensi pemborosan konsumsi BBM bersubsidi dari pemakaian dan penyalahgunaan akan berkurang secara signifikan.
"Orang pun akan terdorong untuk menggunakan energi alternatif lain seperti bahan bakar gas (BBG)," ucapnya. (fs)
sumber : http://ift.tt/1ziq8cJ
No comments:
Post a Comment