Selama ini pemberitaan media mencitrakan buruknya kinerja Menteri Pertanian era Suswono. Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini bahkan dijatuhkan citranya serendah-rendahnya lewat kasus rekaan korupsi sapi.
Padahal per Agustus 2014, sektor pertanian memberikan sumbangan surplus dalam neraca perdagangan nasional sebanyak 17 miliar–20 miliar dollar AS. Surplus perdagangan tersebut terbesar masih berasal dari subsektor perkebunan, seperti sawit, kakao, kopi, dan karet.
Surpulus perdagangan artinya nilai ekspor negara kita lebih besar dibanding impor. Surplus hingga US$20 miliar dalam hitungan sekarang senilai Rp 100 trilyun lebih.
“Jadi, tidak benar kalau dikatakan (kinerja) sektor pertanian mengalami penurunan,” kata Suswono pada kesempatan Wisuda Nasional Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, akhir Agustus.
Pernyataan mentan tersebut sekaligus menanggapi penilaian sejumlah kalangan yang menyatakan bahwa kinerja pertanian Indonesia gagal. Suswono bahkan menyatakan kontribusi nyata sektor pertanian dalam penyediaan pangan dapat dilihat dari kinerja produksi komoditas pangan strategis dalam empat tahun terakhir.
Produksi padi, tambahnya, mengalami peningkatan rata-rata 2,6 persen per tahun dari 64,4 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2009 menjadi 71,29 juta ton GKG (2013). Kemudian produksi jagung meningkat rata-rata 1,39 persen per tahun, dari 17,63 juta ton pipilan kering (2009) menjadi 18,51 juta ton pipilan kering (2013).
Mantan Menteri Pertanian Suswono sudah melakukan serah terima jabatannya kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman dari Kabinet Kerja di Auditorium Kementerian Pertanian di Jakarta, Selasa kemarin (28/10).
Dalam sambutannya, Mantan Menteri Pertanian, Suswono mengatakan ia sudah menunggu saat tersebut karena untuk menyelesaikan masalah pertanian harus dilakukan secara cepat.
"Pekerjaan ini sangat mulia, karena para petani di desa kebanyakan masyarakat duafa. Para petani di pedesaan, 60 persen adalah petani penerima raskin," katanya.
Ia mengatakan hampir sebagian besar masyarakat Indonesia adalah petani, jika masalah pertanian dapat diselesaikan dengan baik maka pemerintah telah menyelesaikan sebagian besar masalah di Indonesia.
Ia sangat mengapresiasi visi misi dari Kabinet Kerja untuk memperluas lahan pertanian yang kini semakin sempit.
Menurutnya untuk mewujudkan swasembada dan kedaulatan pangan, banyak tantangan yang harus dihadapi seperti perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi, lahan yang semakin sempit, irigasi, sumber daya manusia dan modal.
Ia juga berterimakasih kepada seluruh pegawai yang bekerja sehingga produksi gabah kering mencapai 71,78 ton dari target 64 ton pada 2013.
"Kenaikan angka tersebut dikarenakan produktifitas petani," katanya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amrab Sulaiman yang dilantik pada Senin, 27 Oktober 2014 mengatakan Suswono tetap menteri, ia hanya melanjutkan tugas saja.
"Kita dapat mencapai swasembada dengan catatan pak Suswono berada disamping," katanya.
Ia mengatakan untuk menyelesaikan masalah pertanian harus ada kerja sama dari berbagai pihak.
Semoga kinerja kementerian pertanian Kabinet Kerja makin baik dan para petani makin sejahtera.
*sumber: koran-jakarta, antara.
sumber : http://ift.tt/1xJzt95
No comments:
Post a Comment