Di antara episode perjalanan hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah yang ditemani oleh Abu Bakar Ash Shiddiq adalah pengejaran Suraqah bin Malik terhadap beliau.
Ketika Suraqah mendengar sayembara yang diadakan oleh para pemuka Quraisy; siapa saja yang mampu membawa Muhammad dalam keadaan hidup atau mati, akan diberi hadiah sebanyak 100 ekor unta, dia langsung menyiapkan diri untuk memenangkannya. Dengan penuh kehati-hatian ia keluar kota Makkah sambil mencari jejak ke mana arah perjalanan Rasulullah.
Singkat cerita, ia pun berhasil menemukan beliau dan Abu Bakar yang sedang berjalan menunggang unta dipandu oleh Abdullah bin Uraiqit yang waktu itu masih kafir. Dengan nafsu menggebu Suraqah menghunus pedang dan menggebrak kudanya supaya lari kencang ke arah Rasulullah.
Berkat perlindungan dari Allah, tiba-tiba kaki depan kuda Suraqah terperosok masuk pasir. Dia pun jatuh bergulingan di atas pasir. Dengan sigap dia berusah bangun dan menarik kudanya supaya cepat bangkit untuk meneruskan pengejaran terharap Rasulullah. Sampai tiga kali ia melakukan itu, tapi kudanya selalu terperosok dan dia jatuh.
Setelah lelah baru dia menyerah. Dia pun berteriak memanggil Rasulullah dan berjanji tidak akan berusaha mencelakai beliau lagi. Saat itu Suraqah belum juga mau menyatakan keislamannya. Dia diberi jaminan keamanan oleh Rasululah dan diizinkan untuk kembali ke Makkah.
Sebelum pergi, Rasulullah sempat mengatakan suatu hal kepadanya; "Bagimana kalau suatu saat nanti kamu memakai pakaian kebesaran Kisra wahai Suraqah?" Kisra raja Persi, penguasa dunia waktu itu.
Perkataan itu terus terngiang-ngiang di telinganya. Dia yakin bahwa Muhammad tidak pernah bohong. Apa yang dikatakannya pasti jadi kenyataan. Tapi kapan hal itu akan terjadi?
Bertahun-tahun ia menunggu terwujudnya mu'jizat yang dikatakan Rasulullah. Di hari penaklukan kota Makkah barulah hidayah masuk ke dalam hatinya. Dia pun akhirnya mengucapkan dua kaliamat syahadat.
Hanya beberapa bulan ia melihat Rasulullah dalam kondisi sebagai seorang muslim, Rasul pun kembali keharibaan Tuhannya. Hatinya dipenuhi kesedihan yang menyesak. Kenangan lamanya akan membunuh Rasulullah dan janji Rasulullah yang sampai saat itu belum terwujud selalu menyertai pikirannya.
Zaman pemerintahan Abu Bakar pun berlalu dengan cepatnya. Apa yang dia tunggu belum juga terbukti.
Pada suatu kali, ketika Umar bin Khattab sudah menjadi Khalifah menggantikan Abu Bakar, dia duduk di mesjid Nabawy mendampingi Umar dengan beberapa orang shahabat yang lain. Tiba-tiba datang pembawa berita dari Parsi bahwa pasukan yang dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash sudah berhasil menaklukkan kerajaan besar itu.
Sebagai bukti kemenangan tersebut, utusan yang dikirim oleh Sa'ad membawa bersamanya pakaian kebesaran Kisra, yang terdiri dari baju, celana, jubah, perhiasan dan mahkota untuk diserahkan kepada Khalifah Umar bin Khattab. Melihat itu Umar bin Khattab langsung saja memerintahkan Suraqah yang duduk di sampingnya untuk berdiri dan memakaikan kepadanya pakaian raja itu.
Melihat itu suara takbir bergemuruh di dalam masjid; Allahu Akbar…..Allahu Akbar…..Allahu Akbar!!!
Hanya sesaat Suraqah mampu berdiri memakai baju kebesaran raja itu. Kakinya tiba-tiba bergetar, lututnya tidak berdaya, air matanya pun tidak bisa lagi tertahankan. Akhirnya dia tersungkur sujud, mensyukuri nikmat Allah yang tidak terkira itu.
Semenjak itu dia puas, apa yang dijanjikan Rasulullah kepadanya sudah terbukti. Mu'jizat Rasulullah berlaku pada dirinya. Dia tenang meninggalkan dunia, untuk menyusul kekasih hatinya dan kekasih umat Islam sampai akhir hayat dunia.
Itulah salah satu pelajaran yang ditinggalkan Rasulullah kepada kita melalui shahabatnya yang bernama Suraqah. Selalu optimis dan memberikan harapan, sekalipun kondisi beliau sendiri ketika itu sangat lemah. Dikejar mau dibunuh, diusir dari tanah kelahiran dan didustakan. Namun Rasulullah tetap menjanjikan sesuatu yang besar, meskipun beliau sendiri tidak mencicipinya.
Yakinlah, harapan itu selalu ada. Dan jadikanlah diri supaya pantas menjadi harapan itu!
Allahu akbar wa lillahil hamd!
Selamat tahun baru 1436 H.
(Zulfi Akmal)
sumber : http://ift.tt/1oJPQmY
No comments:
Post a Comment