Friday, October 17, 2014

Ketua DPR: Pengusaha Wajib Menjaga Kedaulatan Bangsa




KETUA DPR RI Setya Novanto menegaskan negara sangat membutuhkan peran aktif pengusaha untuk mendorong perekonomian nasional. Dalam era pasar bebas ini peran pengusaha juga seperti pejuang yang menjaga kedaulatan bangsa. Pengusaha itu dapat menjaga pasar domestiknya dari serbuan produk asing yang sudah terjadi sekarang ini dan menuju pasar bebas masyarakat Asean tahun 2015.



“Pengusaha adalah pejuang bangsa, kalau dulu pejuang kita melawan penjajah dengan bambu runcing. Sekarang pengusaha Indonesia bertugas menjaga kedaulatan bangsa, menjaga pasar domestik Indonesia dari serbuan produk asing,” tegas Setya Novanto dalam acara makan malam bersama Kadin dan Asosiasi Industri Nasional/Asing di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (16/10/14) malam.



Acara silaturahim ini merupakan perkenalan Pimpinan DPR, Pimpinan Fraksi dan anggota DPR RI periode 2014-2019 dengan para pengusaha Indonesia sebagai salah satu forum komunikasi anak bangsa. Ia juga menyampaikan rapat paripurna telah menetapkan jumlah dan komposisi Alat Kelengkapan Dewan (AKD) sehingga siap untuk menjalankan tugas dan fungsinya. Dengan kewenangan yang dimiliki, DPR bertekad agar kebijakan yang akan dilahirkan dapat bermanfaat dan mendukung upaya pembangunan yang dicita-citakan.



Karena itu, Setya Novanto menekankan bahwa saat ini Indonesia sudah menjadi salah satu negara berkembang yang diperhitungkan oleh dunia. Dinamika politik yang terjadi baru-baru ini harus menjadikan bangsa ini semakin matang dalam berdemokrasi. Ia meyakini dengan kematangan politik, negara ini dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan konstruktif yang tidak saja terkait dengan bidang politik tetapi juga bidang ekonomi yang dapat memajukan bangsa sesuai dengan aspirasi masyarakat.



Salah satu modal penting untuk meraih capaian lebih baik dalam periode lima tahun ke depan adalah prestasi sebagai salah satu negara di dunia dengan pertumbuhan ekonominya cukup tinggi bahkan Bank Dunia dan International Comparation Program (ICP) memproyeksikan Indonesia akan masuk 10 besar negara terkaya dilihat dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).



Selain keunggulan itu kata Novanto, pada kenyataannya Indonesia masih dihadapkan pada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, antara lain: pemerataan pembangunan, penciptaan lapangan pekerjaan, meminimalisir biaya logistik melalui pembangunan infrastruktur perhubungan dan energi serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.



Tantangan paling penting yang sudah berada di depan mata adalah menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jika MEA diberlakukan pada akhir 2015 pasar di antara negara anggota ASEAN akan terbuka. “Dengan kata lain akan terjadi perdagangan barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil secara bebas, ini harus disikapi sebagai tantangan dan peluang bagi Indonesia,” Bendahara Umum DPP Golkar ini.



Untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi ke depan termasuk pemberlakuan MEA, DPR periode 2009-2014 bersama pemerintah telah berhasil mengesahkan UU No.3/2014 tentang Perindustrian, UU No.7/2014 tentang Perdagangan dan UU No.20/2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian. “Produk legislasi ini sebagai upaya meningkatkan daya saing produk industri dan barang serta jasa yang diperdagangkan sekaligus memberikan perlindungan bagi industri dalam negeri,” pungkasnya. (beritakmp.com)











sumber : http://ift.tt/1ntfVWu

No comments:

Post a Comment