Saturday, July 5, 2014

Rezim Kudeta As-Sisi Sengsarakan Rakyat Mesir, Krisis Ekonomi Makin Parah




Krisis ekonomi menjadi ancaman serius bagi Mesir saat ini, disebabkan lemahnya pengelolaan keuangan negara yang memaksa pemerintah kudeta Mesir menaikkan harga bahan bakar minyak. Sabtu kemaren (5/7) rezim kudeta Mesir yang dipimpin oleh Abdul Fattah Asisy mengeluarkan peraturan mengenai kenaikan harga BBM dan gas.



Sumber di kementrian urusan minyak dan energi Mesir menyebutkan bahwa rencana kenaikan BBM dan gas di negeri tersebut dimulai sejak sabtu dini hari, premium yang ber-oktan 92 yang biasanya EGP 1,80 per liter menjadi EGP 2,60 per liter, naik 40%, premium yang ber-oktan 80 menjadi EGP 1,80 per liter yang harga sebelumnya EGP 0,90 per liter, naik 78%, begitu juga dengan harga bahan bakar diesel, ikut mengalami kenaikan.



Di sektor gas, negara yang terkenal memiliki harga gas sangat terjangkau tersebut juga menaikan tarif dasar gas menjadi EGP 1,10 per meter kubik yang sebelumnya EGP 0,40 per meter kubik.



Krisis ekonomi yang mengancam Mesir semakin memprihatinkan sejak terjadinya kudeta militer terhadap pemerintahan sah Muhammad Mursi, keamanan negara yang tidak stabil membuat investor dalam dan luar negeri memilih angkat kaki dari negara tersebut, bahkan aljazeera melaporkan nilai tukar pound mesir terhadap dollar amerika menjadi EGP 7 per dollar Amerika.



Lebih dari itu, Menteri Perencanaan Mesir Ashraf al Arabi memprediksi bahwa kenaikan tarif dasar listrik dan gas serta sektor energi lainnya akan terus berlanjut, mengingat belum stabilnya kondisi ekonomi Mesir disebabkan aksi penolakan rakyat terhadap pemerintah kudeta yang sekarang berkuasa terus berlanjut.



Pemerintah Mesir pada tahun lalu telah mengeluarkan biaya sebesar EGP144 milyar atau USD 20juta US dollar untuk subsidi energi, dan rencananya tahun ini subsidi akan dipangkas sebesar EGP 40 milyar, mengingat sulitnya keuangan negara jika harus menanggung beban yang begitu besar.



Sejak terjadinya kudeta, Mesir dihadapkan dengan persoalan ekonomi yang serius. Pada awal terjadinya kudeta, Mesir masih bisa bertahan dari dana sumbangan negara sahabat seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, tetapi itu semua tidak menjadi solusi terhadap ekonomi Mesir yang semakin memprihatinkan, akibat dari krisis ini rakyat lembah nile tersebut semakin akrab dengan pemadaman listrik bergilir. (aljazeera/bakhtiar)









sumber : http://ift.tt/1kqKQvr

No comments:

Post a Comment