Presiden malam ini (Senin, 21/7 -- malam jelang Pleno Pilpres KPU -ed) mendadak memberhentikan Kepala Staf TNI AD, Jenderal Budiman. Masih ingatkan soal pidato SBY tanggal 2 Juni yang membocorkan adanya sekelompok jenderal TNI/Polri berkonspirasi untuk memenangkan salah satu capres (Jokowi).
Para jenderal pembelot tersebut bahkan menyebut SBY sebagai "kapal karam" yang sudah harus ditinggalkan anak buahnya.
"Saya tahu info ini. Ini bentuk subordinasi, harus hati-hati. Saya itu panglima tertinggi TNI-Polri," kata SBY di Kementerian Pertahanan, Senin, 2 Juni 2014. (pernyataan SBY yang dimuat oleh berbagai media).
Lebih lanjut SBY menegaskan: "Jangan tergoda, meski mungkin ditawarkan adanya jabatan teras politik," kata SBY.
Artinya uang cukong dan janji jabatan oleh kubu Jokowi bukan hanya mengalir ke politisi partai, media massa dan kelompok-kelompok terkait. Namun, sekelas institusi TNI/Polri pun sudah tersusupi oleh agenda busuk mereka.
Pantas saja KPU terlihat dengan jelas berada dalam kepungan tekanan pihak-pihak dimaksud, sehingga proses rekapitulasi suara yang dilakukan berlangsung curang dan tidak transparan.
Menurut saya, kalau sudah demikian maka Prabowo dan seluruh rakyat di negeri ini harus bangkit lakukan perlawanan. Selamatkan NKRI dari jaringan hitam pengusung capres boneka yang menipu rakyat !
salam
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98
sumber : http://ift.tt/Wt1jdi
No comments:
Post a Comment