Sejak kemunculan 'fenomena' Jokowi di pentas perpolitikan nasional, sudah ada beberapa kali pernyataannya yang memperlihatkan begitu rendahnya semangat 'responsibility' kepemimpinan. Sering pernyataannya berupa 'lempar masalah' saja atau bahkan menyalahkan pihak lain. Maka, muncul lah beberapa istilah 'popular' dengan gayanya ini. Di antaranya, 'Bukan urusan saya', 'Jangan tanya saya', 'Itu urusan polisi'. dll.
Dan kini gaya itu sudah tertular pula kepada Ahok. Tidak sanggup mengatasi banjir atau entah karena sudah frustasi, beliau malah membebankan kepada anak buahnya. Bahkan sampai diancam untuk dipecat. Harusnya pemimpin memberi petunjuk dan arahan pada anak buahnya agar bisa menjalankan perintahnya. Kalau gagal, harusnya Ahok juga mundur. Jangan cuma bawahannya yang dipecat. (quote dari komentar bang @agus nizami)
Sungguh beda dengan leadership hirarki yang ada di dunia militer; 'Tidak ada prajurit yang salah, komandan lah yang salah!'. Ada masalah di bawah kepemimpinannya, maka komandan siap bertanggung jawab.
Semangat leadership ala militer ini pula yg tampaknya juga dipahami oleh PM Korea Selatan. Ada kapal Ferry yang tenggelam dan menewaskan penumpangnya beberapa waktu yang lalu, beliau (sang PM) mundur dari jabatannya, sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
Di Indonesia, pada diri Presiden RI dan Gubernur Jakarta, prinsip responsibilty itu sepertinya sudah dihapus dari kamusnya masing-masing.
Masih ada yang bangga dengan pemimpin berwatak demikian???
*dari wall fb Feri Susanto
sumber : http://ift.tt/1A6t49J
No comments:
Post a Comment