Monday, December 22, 2014

Film King Suleiman Yang Tayang di ANTV Penuh Kebohongan Sejarah






Oleh Bhara Widyastuti



Semakin lama semakin nyata rusaknya film dan tontonan yang tidak dibuat dengan tujuan sebagai tuntunan. Sejarah peradaban Islam yang pada zamannya diperjuangkan dengan tetesan keringat, darah bahkan nyawa dirubah sedemikian rupa sekehendak pembuatnya untuk memuaskan nafsu keserakahan manusia yang tidak bertanggung jawab.



Kasus terakhir adalah rencana penayangan film King Suleiman yang konon akan ditayangkan oleh salah satu srasiun telvisi nasional kita (ANTV). Walaupun bukan peminat tayangan televisi, rasanya tidak rela melihat kenyataan yang terjadi benar-benar berpotensi merusak generasi masa depan Indonesia yang kita cintai. Frekuensi adalah milik masyarakat selayaknya masyarakat harus mendapatkan haknya menerima informasi-informasi yang bermanfaat bukan tayangan-tayangan sampah seperti yang disaksikan di televisi-televisi kita.



Sultan Suleiman Agung (1520-1566, Turki Utsmani), mendapat julukan Sulaiman al-Qanuni, pada masanya disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur dan berhasil membawa kejayaan islam, dan ia pula berhasil menterjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Turki.



Suleiman juga berhasil menundukkan Irak, Belgrado, Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah Turki Utsmani pada masanya mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; Bulgaria,Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.



Sultan Suleiman menjadi raja pada usia 26 tahun. Suleiman adalah sosok yang hati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam setiap tindakan. Jika keputusan sudah diambil, beliau tidak akan mundur walau selangkah.



Sejak menjadi raja, sultan Suleiman sangat menyadari arti tanggungjawab mempertahankan tempat-tempat suci kaum muslimin. Sultan Sulayman berhasil mempertahankan kejayaan kerajaan Turki Utsmani dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Wajar jika saat itu sultan Suleiman berhasil menumpas pemberontak-pemberontak yang mencoba merongrong kerajaan Turki Utsmani pada saat itu bahkan berhasil membebaskan Rodhesia sehingga Rodhesia saat itu merasakan kesejahteraan di bawah pemerintahan Turki Utsmani.



Sejarah di atas sangat indah di ceritakan dan layak dijadikan sebagai motivasi kepada generasi penerus kita agar meneladani sifat dan perilaku sultan Suleiman saat itu, bukan sebaliknya mengekspos penyimpangan-penyimpangan dan kebohongan atas nama kebebasan seni.



Masyarakat berhak menyatakan keberatan dengan melakukan pengaduan kepada KPI melalui Hotline pengaduan KPI 021-63400626, sms 081213070000 untuk menyatakan keberatan penayangan film tersebut di Indonesia.







sumber : http://ift.tt/1wXVCmw

No comments:

Post a Comment