Thursday, June 19, 2014

Nasehat Imam Syafi'i Tentang Sikap Menghadapi Hinaan






Nasehat Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat:



“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi. Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.”



Apabila ada orang bertanya kepadaku,“Jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam?”



Jawabku kepadanya: “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya. Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan.”



“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong. Berkatalah sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, toh diamku dari orang hina adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban, tetapi tidak pantas bagi Singa meladeni anjing.”



“Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek. Maka aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi.”



“Aku MAMPU BERHUJAH dengan 10 orang yang BERILMU, tetapi aku PASTI KALAH dengan SEORANG YANG JAHIL, karena orang yang jahil itu TIDAK PERNAH FAHAM LANDASAN ILMU.”



Maka dari itu, lebih baik kita MENGALAH saja dalam menghadapi orang yang jahil. Jika tidak, maka kita akan sama2 TURUT JAHIL. Maka DIAM saja itu PENYELAMAT, daripada diteruskan saling berbantahan yang TIADA KESUDAHAN.



Dan Nabi Muhammad saw bersabda :



“Aku akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” [HR. Abu Dawud]



Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:



“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil.” [QS. Al-A’raf:199]



“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” [QS An-Nahl :125]



Sudaraku... Berdebat tidaklah terlarang secara mutlak, karena terkadang untuk meluruskan sebuah syubhat memang harus dilalui dengan berdebat. Dan debat itu terkadang terpuji, terkadang tercela, terkadang membawa mafsadat (kerusakan), dan terkadang membawa mashlahat (kebaikan), terkadang merupakan sesuatu yang haq dan terkadang merupakan sesuatu yang bathil. Namun jika debat dilakukan orang jahil, justru malah memberikan madhorot yang besar, karena hanya akan berujung debat tanpa dasar pondasi ilmu, menang-menangan dan hanya ingin menuruti hawa nafsu (debat kusir), maka hal itu tidak perlu.



Semoga bermanfaat. Hanya pada Allah Swt kita memohon petunjuk.



Wallahu Ta'ala A'lam bish showaab...





sumber : http://ift.tt/1l8p6Zd

No comments:

Post a Comment