Tuesday, June 24, 2014

"Jokowi dan Leopard" Jadi Bahan Guyonan Para Ahli




Oleh Ramos Satriadhi



Haduh, gara - gara debat capres malam ini saya jadi ingin ikut komentar.



Pak dhe (Jokowi), saya maklumi anda tidak mampu menjabarkan spesifikasi dan kegunaan Main Battle Tank (MBT) Leopard karena keterbatasan anda. Tapi mbok tuluuung sanget, kalau ra paham mbok jangan nyenggol - nyenggol masalah MBT Leopard. Tenan sampean sekarang jadi bahan guyonane uwonk akeh yang paham masalah ini.



Tank Leopard itu jenis tank tempur utama dan bukan "tank" jenis angkut personil apalagi sejenis panser kelas ringan. Beda jauh pak dhe, saya yakin penasehat yang ada di belakang anda ini pasti si tebe. Soalnya yang dari dulu seneng mempermasalahkan pembelian MBT jenis ini ya cuma itu-itu saja manusianya.



Pak dhe bilang katanya Leopard tidak cocok di indonesia karena typical padang pasir. Sekarang saya tanya emangnya singapura itu negara padang pasir? dia juga punya mainan jenis Leopard juga lho. Australia apakah seluruhnya juga padang pasir? malahan Australia juga punya tank sekelas Leopard namanya M1 Abrams (Maaf : Bukan Abrams Somat). Terus liat Malaysia, dia juga menggunakan tank berat jenis PT91M. Tega sekali pak dhe ini nyuruh TNI jaga wilayah cuma dibekali tank kelas kambing? padahal kawasan sekitarnya sudah pada pakai tank kelas badak.



Kalau bilang Leopard itu berat ya memang berat wonk itu 65 Ton bobotnya lebih berat dari becak sebelah rumah. Tapi masalahnya bukan disitu pak dhe, sekalipun berat Leopard sekitar 65 ton, tapi tekanan jejak (bobot) pada tanah hanya 0.8 kg/cm2 atau 8.9 ton/m2. Tekanan jejak ini relatif sama dengan tank AMX-13 yang dimiliki TNI AD saat ini dengan berat 14.5 ton dan Scorpion dengan berat 8 ton. Kenapa kok begitu??



Karena beban tank keseluruhan akan di topang secara merata di atas roda rantai tank. Beda dengan panser beroda ban meski ringan bisa langsung ambles karena bobot benda (panser) bertumpu pada satu titik kecil pada roda-roda panser.



Contoh simple ya, pak dhe naik papan seluncur berdua diatas salju kemudian ganti naik sepeda ontel seorang diri di atas salju yang sama juga. Kira-kira cepet ambles yang mana pak dhe (Jokowi) ?



Tentu ambles yang sepeda onthel tho??? padaha berat papan seluncur yang dinaikin berdua.



Ini sekedar masukan saja, mohon maaf bila ada kekeliruan dalam hal penyampaian. Masalahnya ntar gara-gara penyampaian yang salah bisa - bisa masyarakat yang nonton tadi ikutan kebawa hal yang salah.



Btw anyway, saya tetep salut buat para capresnya. Semua punya pandangan yang bagus masalah pertahanan tinggal di pertajam sedikit saja pasti tokcer.



*sumber: http://ift.tt/1v3wIxb












sumber : http://ift.tt/1pLu8wf

No comments:

Post a Comment