Sejak dilantik 20 Oktober 2014, Presiden Jokow Widodo (Jokowi) berulangkali melakukan blunder atas keputusan yang diambil dan pengingkaran janji kampanye.
Dari soal kabinet ramping non transaksional yang diingkari Jokowi sampai puncaknya menaikan harga BBM (bahan bakar minyak) di saat harga minyak dunia turun.
Menurut Denny JA, pendiri Lembaga Survey Indonesia, hal ini mendorong Jokowi mulai jauh dari pendukung sesungguhnya yaitu, wong cilik.
Dalam kicauannya di twitter melalui akun @DennyJA_WORLD, menurut Denny JA berdasar survei LSI terbaru menunjukan kepuasan masyarakat atas pemerintahan Jokowi sangat rendah, dibawah 50 persen.
"Survei LSI muthakir, kepuasan publik atasnya sudah di bawah 50 persen sebelum 100 hari pemerintahannya," ujar Denny JA, Jumat, 21 Nopember 2014.
Denny JA memyebutkan kepuasan publik ini bukan karena tak percaya dengan kesungguhan Jokowi, tapi lebih pada meragukan kapabiltas kepemimpinan Jokowi.
"Publik tak meragukan kesungguhan Jokowi. Tapi publik mulai meragukan kapabilitasnya memimpin politik nasional yg kompleks," ujarnya.
Kepuasan publik yang rendah ini, menurut Denny JA, adalah warning (peringatan) keras bagi Jokowi.
"Mendapatkan kepuasan di bawah 50 persen sebelum 100 hari itu adalah warning yang akan menyulitkan pemerintahannya di kemudian hari," demikian twit Denny JA.
sumber : http://ift.tt/1uI6i6q
No comments:
Post a Comment