OLEH ARIF RAHMAN HAKIM
Kemaren siang (Jumat, 28/11/2014) saya dapat keberuntungan ditugasi untuk menjemput Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR RI) dan Ust Jazuli Juawini (Ketua fraksi PKS DPR RI) dari Bandara Adi Sucipto, Jogjakarta.
Nggak setiap saat bisa nyupiri Wakil Ketua DPR dan Ketua Fraksi khan?
Nah dalam perjalanan dari Bandara ke Kantor DPW PKS DIY yang cuma 15 menit itu, saya sempatkan diskusi sedikit dengan FH (Fahri Hamzah) yang duduk disebelah saya mengemudi.
Setelah pasang sabuk pengaman, FH buka gadgetnya dan mulai memeriksa komunikasi yang masuk ke smartphone nya….
Tak berapa lama, saya (S) bertanya :
S : "Bang FH ini saya amati banyak sekali nulis Kultwit….. itu nulis sendiri atau ajudan Bang? "
Yang jawab justru ustadz Jazuli : "itu mah Pahri sendiri yang nulis….. (pakai Pe bukan pakai Ep), dia mah orangnya suka ama yang kayak gitu…nulis-nulis…”
FH senyum aja….. sambil terus sibuk dg Smartphonenya…
S : “nggak semua orang sempat dan mau lho bang ngetwit banyak kayak gitu….”
FH : “Orang suka ngetwit itu khan ada dua jenis orang, jenis yang passionnya disitu dan jenis orang yang addict twitt…. alias kecanduan ngetwit… kalau saya begitu ada mood ngetwit ya ngetwit banyak….”
Buat kawankawan yg masih belum paham maksud obrolan ini, kira2 begini :
Saat kita melakukan sesuatu yang sesuai dengan passion kita, maka kita bisa menikmati kegiatan tersebut, dan hal itu bisa melepaskan kepenatan dan kejenuhan kita serta bisa menghilangkan stress dari kegiatan sehari-hari….
Nah, bang FH ini rupanya menjadikan ngetwit sebagai salah satu kegiatan yang menyegarkan dia dari aktivitas dia sehari-hari…
Setelah itu ada beberapa obrolan biasa yang tak perlu ditulis disini….
Obrolan kedua yang saya catat menarik adalah pendapat FH soal BBM.
S : "Kalau soal kenaikan BBM nih bagaimana ceritanya Bang?”
FH : "Soal BBM itu begini, kita (PKS dan KMP) nggak akan bisa ketemu (dengan sikap pemerintah) kalau landasan berpikirnya berbeda. Kita menggunakan landasan berpikir pasal 33 UUD NRI tahun 1945 yang menganggap bahwa segala sesuatu yang menjadi hajat hidup orang banyak harus digunakan seluas2nya untuk kepentingan orang banyak, tidak boleh diperdagangkan, tidak boleh negara berbisnis dengan rakyatnya, (Negara) tidak boleh ambil untung dari rakyat. Konstitusi kita mengatur bahwa harga BBM kita tidak boleh mengikuti harga dunia, demikian juga hasil keputusan MK tentang hal ini….
Nah, sementara itu landasan berpikir para Neolib, BBM adalah KOMODITAS PERDAGANGAN yang harganya bisa berubah kapan saja sesuai dengan permintaan pasar. dan BBM juga diperdagangkan pada rakyat, rakyat harus membeli sesuai harga pasar.
ini khan nggak ketemu cara berpikirnya…..”
S : Trus bagaimana bang?
FH : “Ada inkonsistensi pemerintah disini, dulu pak SBY menaikkan BBM saat harga minyak dunia mencapai diatas USD 110/ barrel, dan undang2 kita memperbolehkan menyesuaikan harga BBM di APBN jika harga minyak dunia diatas USD 105/Barrel sebagai angka kritis. tapi kemarin khan harga BBM dinaikkan oleh pemerintah saat harga minyak dunia USD 70 an/barrel”
Kawan2 tentu masih ingat saat PKS dianggap penghianat karena menolak kenaikan BBM di masa pak SBY. PKS sebagai bagian dari partai koalisi pemerintah menolak kenaikan harga BBM yang ketika itu juga ditolak oleh kawan2 dari PDIP yang secara atraktif membuat spanduk dan Baliho penolakan kenaikan harga BBM….
Pembicaraan terhenti karena mobil kami memasuki halaman kantor DPW PKS DIY….
Sebetulnya saya masih ingin tanya soal lain seperti Interpelasi…. sikap DPR ketika Jokowi melarang mentri2 menghadiri Undangan DPR…..Soal e-KTP yang silang sengkarut…..soal Kartu-kartu sakti yang tak jelas anggarannya….. dll…
Harusnya tadi dari Bandara muter dulu ya….ke mana kek gitu…. he he he…
Selamat pagi Kawan….
Tetep semangat yaaaa….
*dari wall fb Arif Rahman Hakim, Humas DPW PKS DIY
sumber : http://ift.tt/1z2AwSp
No comments:
Post a Comment