Pro kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kalangan mahasiswa terus bergulir. Bahkan, Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) menantang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) untuk melakukan debat terbuka terkait kebijakan tersebut.
Menurut Ketua Senat FT Unhas, Derry Perdana Munsil, hal ini dilakukan karena pihaknya sangat menyayangkan sikap BEM FE UI yang mendukung kenaikan harga BBM. Pernyataan sikap tersebut disebarkan BEM FE UI ke berbagai media massa.
"Sebagai mahasiswa, jelas saja kami menolak seluruh kebijakan strategis yang diambil oleh pemerintah, jika itu malah makin menyusahkan rakyat kecil, termasuk pengalihan subsidi BBM yang berujung pada kenaikan harga BBM," ujar Derry, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya kepada Okezone, Rabu (26/11/2014).
Derry memaparkan, pemerintah bisa mengeluarkan dalih apa pun sebagai dasar pengambilan kebijakan mereka. Tetapi, Derry meyakini ada maksud tertentu yang disembunyikan pemerintah.
"Kami tegaskan, mensubsidi rakyat adalah kewajiban negara dalam menjalankan fungsinya sesuai perintah konstitusi pasal 33 dan 34 UUD 1945," imbuhnya.
Sayangnya, kata Derry, pemerintah hanya fokus pada pengalihan, pengurangan atau pencabutan subsidi. Dia menilai, pemerintah jarang memikirkan cara meningkatkan pendapatan di pos APBN hingga menasionalisasi berbagai aset Indonesia yang kini dikuasai asing.
Senat FT Unhas sendiri menghargai pernyataan sikap BEM FE UI yang mendukung penuh kebijakan kenaikan harga BBM. Namun, mereka bermaksud mengundang BEM FE UI untuk melakukan debat terbuka dengan MOSI "kenaikan harag BBM" dan disaksikan media nasional.
"Di kampus Unhas, kami sudah lakukan kajian panjang dan menghasilkan data-data yang bisa kami pertanggungjawabkan terkait isu ini," ujar Derry.
*sumber: Okezone
sumber : http://ift.tt/1FxlIPC
No comments:
Post a Comment