Logo Jogja yang baru menimbulkan polemik masyarakat Jogja. Menurut mereka logo baru yang dibuat oleh MarkPlus tidak artistik dan tidak mencerminkan budaya Jogja. Penolakan masyarakat Jogja atas logo baru marak di social media hingga tulisan JOGJA pada logo baru itu diplesetkan dengan TOGUA.
Namun warga Jogja yang dikenal kreatif dan solutif tak cuma bisa mengkritisi, mereka pun membuat Logo Tandingan. Salah satunya yang dibuat oleh Subagiyo warga Bantul. Untuk mensosialisasikan Logo Tandingan ini, Subagiyo membuat tulisan di Kompasiana. Berikut tulisannya:
“Logo Jogja Tandingan” muncul untuk mensejahterakan rakyat Jogja
Kami satu dari sekian desainer grafis akar rumput, mencoba memberikan alternatif logo. Bagi teman-teman, logo harus membanggakan. Kami dan segenap masyarakat Jogja harus bangga dengan logo Jogja, sehingga kami dengan sadar akan turut menjual logo itu untuk mensejahterakan dan menghidupi kami.
Maka seandainya ada dari logo teman desainer grafis akar rumput yang bisa membanggakan warga Jogja , yang bisa sesajar dengan logo kota-kota lain baik di dalam maupun luar negeri, yang bisa memutar roda ekonomi kreatif, yang bisa mensejahterakan, “ monggo” silahkan digunakan, disebarkan seluas-luasnya, ke semua lapisan dan semua penjuru. Kedepannya kami berharap kota kami lebih dikenal sehingga rakyat semakin sejahtera.
Kami sangat malu jika Jogja punya logo yang tidak membanggakan dan tidak bisa menghidupi kami. Kami sangat malu bila logo Jogja tidak sederajat dengan logo kota-kota Indonesia apalagi logo-logo kota- kota dunia. Mengapa demikian? karena Jogja salah satu kota yang banyak mendapat julukan, kota seniman, kota seni, kota budaya, kota pelajar, kota pendidikan, kota tempat lahir para seniman-seniman, kota tempat lahir tokoh-tokoh besar. Malu jika branding logonya tidak membanggakan kami.
Mengapa branding logo bisa mensejahterakan masyarakat? Karena logo yang baik mudah diaplikasikan dalam berbagai produk-produk kreatif, dalam beraneka ragam bentuk dan kreasi yang dapat memutar roda ekonomi. Masyarakat Jogja pasti tidak kehabisan ide untuk menerapkan pada berbagai macam alat-alat keperluan hidup yang pada gilirannya dapat mempunyai efek mensejahtrakan masyarakat.
Masyarakat tidak meminta banyak, cuma satu logo yang sesuai dengan kami dan bisa mensejahretakan kami. Terakhir, siapapun nanti yang akan membuat logo harus bagus dan harus bagus, yang mempunyai nilai jual ekonomi yang tinggi dan cocok untuk memenuhi kebutuhan kami. (Subagiyo)
*sumber: http://ift.tt/1u9HhTN
Logo TOGUA yang menimbulkan kontroversi |
sumber : http://ift.tt/13toBU5
No comments:
Post a Comment