Organisasi paling berpengaruh di Mesir, Ikhwanul Muslimin dan organisasi lainnya yang tergabung dalam pendukung konstitusi sah Mesir akan melakukan aksi besar-besaran pada 28 November mendatang. Dalam pernyataan resminya hari ini, Ikhwanul Muslimin menyeru seluruh elemen masyarakat penentang kudeta untuk ikut aksi tersebut guna mengembalikan revolusi 25 Januari.
Menurut Ikhwanul Muslimin, aksi ini akan menjadi puncak dari kemarahan rakyat Mesir yang menginginkan kembalinya konstitusi yang sah, yaitu kembalinya presiden dan DPR yang dipilih rakyat Mesir secara langsung.
Masih menurut pernyataan organisasi tersebut, aksi yang akan dilakukan nanti bukan hanya dari unsur Ikhwanul Muslimin, tetapi merupakan gabungan dari banyak organisasi, dengan tujuan mengembalikan hak-hak rakyat Mesir yang diambil paksa melalui kudeta militer 30 Juni, dan meneruskan cita-cita revolusi 25 Januari yang merupakan revolusi sesungguhnya dari rakyat Mesir.
Aksi ini diharapkan mampu memaksa presiden kudeta saat ini, Abdul Fatah Asisi segera lengser dari jabatannya yang dinilai tidak sah, demi menjaga kehormatan rakyat Mesir dalam bernegara dan beragama.
Seperti yang selama ini sering terjadi, pemerintah kudeta Mesir melalui militer dan kepolisiannya sudah sangat keterlaluan, mereka merampas kehormatan rakyat Mesir dan juga kehormatan Mesir secara konstitusi, melecehkan perempuan, bahkan melecehkan mesjid dan alquran.
Dalam beberapa hari belakangan, media Mesir yang merupakan corong dari pemerintah kudeta gencar memberitakan bahwa 28 November akan menjadi hari buruk bagi Mesir dengan kembalinya Ikhwanul Muslimin, bahkan Syaikh Al Azhar Ahmad Thayyib yang dikenal memiliki hubungan sangat dekat dengan pemerintah kudeta secara resmi menolak seruan aksi tersebut dengan alasan menimbulkan fitnah ditengah rakyat Mesir.
Dalam pernyataan resminya, Ikhwanul Muslimin menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kekejian yang dilakukan tentara kudeta, dengan mudah membunuh rakyat sipil yang menyampaikan aspirasi mereka dengan damai, dan menyayangkan sikap dari sebagian ulama pendukung kudeta menjual ayat alqur'an dengan murah demi kekuasaan, dan menghalalkan darah sesama muslim untuk dibunuh, disisi lain ulama tersebut diam melihat kebiadaban tentara kudeta, ini merupakan bukti nyata bahwa umur pemerintahan kudeta tidak akan lama.
Ikhwanul Muslimin bersama rakyat Mesir akan terus maju merebut revolusi 25 Januari yang dirampok oleh pemerintah kudeta, sampai hak-hak rakyat Mesir kembali, rakyat harus kembali memiliki ruang untuk berpendapat, tanpa ada rasa takut dan demi terwujudnya nilai-nilai demokrasi sehingga kebebasan, keadilan dan kesejahteraan benar-benar terwujud di Republik Arab Mesir.
Sumber: http://ift.tt/1xSrYk7
sumber : http://ift.tt/1y3MI5Z
No comments:
Post a Comment