Saturday, May 3, 2014

Pasukan Hitam Putih Dibelakang PKS




Oleh : Abu Haniyya



Pemilu legislatif (pileg) sudah hampir pada tahap akhir. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan segera merampungkan penghitungan suara di selurih Indonesia. Perolehan kursi dan siapa yang akan duduk menjadi wakil rakyat dari tingkat DPR, DPRD Provinsi hingga DPRD Kabupaten/Kota akan segera dipastikan.



Pileg boleh saja berakhir tapi kisah-kihsa heroik dan fantastis dari kader dan simpatisan Partai Keadikan Sejahtera (PKS) di penjuru Nusantara tidak akan pernah terlupakan. Jejak-jejak perjuangan berbagai elemen dari struktur, tim pemenangan pemilu dan akar rumput kader dan simpatisan akan terus terukir indah dalam sejarah.



Banyak orang-orang yang tak pernah dikenal selama ini bahkan bukan kader meninggalkan kisah indah dalam pertempuran di lapangan dakwah siyasi yang mendapat pujian dari banyak kalangan. Mereka tak hanya mengorbankan harta, bahkan beberapa kader harus gugur dalam berjuang mengamankan amanah suara dari rakyat. Semoga mereka yang wafat dalam menjalankan tugas daam pemilu lalu dicatat sebagai syahid di jalan Allah.



Ada kisah tak terlupakan lainnya yang sungguh sayang untuk saya dilewatkan begitu saja. Kisah tentang tim pengamanan pemilu dari kalangan warga non-kader di DPD PKS Kota Bogor. Mereka kami juluki pasukan hitam-hitam (PH). Memang dari warna kulitnya mereka rata-rata berkulit nyaris hitam. Tapi bukan karena warna kulit disebut PH, tapi mereka sering memakai seragam bak sekuriti kantor berwarna hitam-hitam.




Pak Yusuf, yang merupakan ‘komandan’ PH, memberi kesan tersendiri bagi saya. Beliau bertugas mengkoordinir dan memberi komando kemana saja dan apa yang harus dilakukan anggota PH. Pak Yusuf juga memantau lalu-lalang orang yang keluar masuk markas dakwah. Dengan memegang Radio Komunikas (radkom) beliau mampu mengakses informasi dari berbagai frekuensi yang kami, Kepanduan PKS Kota Bogor, tidak bisa masuk sebelumnya.



Laki-laki tinggi berpenampian rambut rapi ini juga membuat catatan sangat rapi tentang kondisi keamanan di masrkaz dakwah dan laporan anggota-anggotanya. Meski sebagai ‘komandan’ Pak Yusuf dengan ringan tangan juga menjadi tukang parkir yang baik sehingga kendaraan yang diparkir di halaman Markas Dakwah tertata rapi dan aman. Kerja Pak Yusuf sangat professional. Lelaki bercucu dua ini takkan pulang bila belum ada kami, dari personel Kepanduan yang piket Ribath datang. Beliau tidak akan meninggalkan markas dakwah dalam keadaan kosong tanpa tim pengamanan.



Pak Yusuf professional dalam kerja pemgamanan karena beliau sudah kenyang makan asam garam dalam dunia pengamanan. Beliau sering mendapat pekerjaan pengamanan di tempat-tempat elit seperti SICC (Sentul International Convention Center), tempat konser-konser artis mancanegara. Sampai saat ini Pak Yusuf masih tercatat sebagai koordinator tim pengamanan SICC. Beliau juga pernah menjadi tim inti pengamanan pertandingan-pertandingan sepakbola di Gelora Bung Karno (GBK).



Selain Pak Yusuf beberapa anggota lain juga bekerja sangat baik. Salah satunya adalah Pak Mansur yang sering kita panggil Bang Gondrong. Bang Gondrong berbadan gempal, gagah dengan rambut gondrong ini ternyata sudah memiliki cucu dua orang. Saya sempat mendalami sedikit profesi Bang Gondrong sebelum bergabung dengan Tim Pengamanan PKS Kota Bogor.



“Saya dulu kerja di Tanjung Priok, jagain barang-barang dari container yang bongkar muatan. Sehari bisa dapat dua juta bila kontanernya isiny barang mahal. Pernah terjadi bentrok antar tenaga pengamanan, saya sampai kena tebas parang jari tangan saya, hampir putus, Mas.”



“Saya pernah juga ngambil barang yang digadaikan orang sudah tangan ke tiga. Pas saya masuk ke tempat mobil itu, saya dihadang 17 orang yang masing-masing bawa dua parang. Sementara saya Cuma bawa pistol enam peluru. Lalu saya bilang ke mereka: Apa kamu bisa nangkis peluru saya?”



Kisah Bang Gondrong selama hidup dari pekerjaan “keras” ini membuat bulu kuduk saya bergidik. Mereka ternyata dulunya “penguasa jalanan” yang hidupnya dalam risiko tinggi. Dan saat pemilu mereka memilih bergabung dengan kami, bersama-sama Kepanduan PKS mengamankan rangkaian kegiatan pileg 2014 dari Apel Siaga hingga Penghitungan akhir oleh Komisi Pemilihan Umum (KPUD) Kota Bogor.



Selama sebulan lebih interaksi kami bersama pasukan hitam-hitam terjalin akrab. Beliau merasa nyaman dengan kami. Awalnya mungkin mereka bekerja sebagai petugas keamanan yang dibayar, namun melihat pengalaman dan cara kerja mereka yang penuh disiplin, rapi dan penuh loyalitas, rasanya mereka sudah memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar bekerja karena uang. Ada benih cinta di hati mereka yang mulai tumbuh pada Partai dakwah ini. Mereka merasakan lingkungan bekerja yang nyaman dan adem bersama kader PKS, khususnya bersama Kepanduan.



Pak Yusuf, Bang Gondrong dan kawan-kawan adalah secuil elemen kecil yang menjadikan PKS tetap Eksis dan memukau di Pemilu 2014 ini. Kontribusi mereka sangat penting dan jangan pernah hilang dalam ingatan kita semua. Mereka ikut berperan mengamankan suara sampai mengantarkan beberapa kader mendapat amanah menjadi wakil rakyat.



Banyak lagi elemen lain yang sangat panjang untuk dituliskan. Dan meskipun tak tertulis, mereka, pejuang tak terceritakan, mujahid tak terpublikasi dan petarung tangguh penuh peluh tanpa keluh yang jangan sampai hilang dalam ingatan kita. Atas peluh bahkan darah hingga nyawa mereka, banyak suara rakyat terselamatkan. Melalui kerja senyap mereka, PKS masih bisa berdiri tegak untuk melanjutkan kerja-kerja untuk bangsa ini.



Semoga Allah meridloi dan member balasan terbaik untuk mereka.



Salam dari Bogor untuk Indonesia.










sumber : http://ift.tt/1na5fdX

No comments:

Post a Comment