Saudara-saudara sekalian, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan yang memiliki sekalian alam, telah memberikan kita kehidupan yang mungkin lebih dari kebanyakan rakyat Indonesia.
Karena itu, saya dan saudara-saudara sekalian memiliki tanggung jawab yang lebih. Tanggung jawab untuk memahami keadaan negara, bangsa, masyarakat dan rakyat Indonesia. Tanggung jawab juga untuk mencari solusi-solusi, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan tantangan-tantangan yang berada di hadapan bangsa dan rakyat Indonesia.
Kalau bukan kita, siapa lagi?
Dengan kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, bumi menjadi semakin sempit. Kalau kita tidak bisa menjaga kekayaan kita sendiri, kita akan terus menjadi bulan-bulanan bangsa lain. Kita akan terus menjadi bangsa yang selalu tergantung, bangsa yang lemah. Padahal kita diberikan oleh Tuhan kekayaan alam yang sangat melimpah.
Sikap saya seperti inilah yang mungkin ditakuti oleh beberapa pihak.
Ditakuti oleh para oligarki, para komprador. Ditakuti oleh mereka-mereka yang serakah, mereka yang ingin terus mengeruk kekayaan tanpa peduli apa yang terjadi pada rakyat banyak. Mungkin mereka takut pada pemerintah yang bersih. Mungkin mereka senang dengan aparat yang korup. Mungkin mereka senang dengan pejabat yang bisa dibeli.
Saudara-saudara, saya katakan di berbagai kesempatan bahwa sistem ekonomi kapitalis tak terkendali, atau sistem kapitalis murni tidak mungkin membawa kesejahteraan kepada rakyat banyak. Ujung dari sistem kapitalis murni atau laisse-faire capitalism juga neoliberalisme adalah konsentrasi kekayaan bangsa kepada segelintir keluarga saja.
Tetapi sebaliknya kita juga sadar bahwa sosialisme murni sangat sulit tercapai.
Kondisi kemasyarakatan yang sama rasa, sama rata, yang semuanya harus mendapat penghasilan yang sama tidaklah memungkinkan. Karena itu kalau kita rasional, kalau kita pakai akal sehat, kalau kita ingin belajar dari sejarah, kita akan sadar bahwa para pendiri bangsa Indonesia adalah pribadi-pribadi yang realistis, bijak, dan melihat jauh ke depan.
Mereka telah mengalami penjajahan. Mereka telah mengalami penderitaan imperialisme yang tidak lain adalah perpanjangan tangan dari kapitalisme. Mereka telah merasakan penderitaan rakyat yang begitu dahsyat. Kelaparan dimana-mana. Sebuah kondisi dimana rakyat terpaksa mengenakan pakaian dari karung goni.
Akibat dari pengalaman merekalah, mereka merumuskan sebuah rancangan ekonomi bangsa yang terkandung dalam UUD 1945, sebuah rancangan yang pada hakekatnya adalah ekonomi kerakyatan.
Saudara-saudara, sumber daya kita besar.
Kita tinggal memiliki tim yang kuat, yang bisa mengendalikan, mengatur, memimpin roda pemerintahan, roda kenegaraan yang cerdik, yang efektif, yang kuat, yang bersih, yang disiplin, yang berorientasi kepada hasil sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa. Untuk kepentingan rakyat banyak. []
(sumber: fanpage Prabowo Subianto)
sumber : http://ift.tt/SzIqna
No comments:
Post a Comment