TPS sepi, sebaliknya Demonstran anti kudeta marak di seluruh negeri |
Pemerintah Kudeta Mesir memperpanjang penyelenggaraan pemungutan suara pemilu presiden hingga hari ini, Rabu (28/5/2014). Hal tersebut diumumkan setelah dua hari digelar (26-27 Mei) dilaporkan tidak ada peningkatan jumlah pemilih.
Mantan panglima angkatan bersenjata Abdel Fattah al-Sisi yang mengkudeta Presiden Mohammad Mursi ini akan dipermalukan jika tenggat waktu itu tidak ada kenaikan signifikan jumlah pemilih.
Karena jika hanya sedikit pemilih legitimasi al-Sisi jika terpilih menjadi presiden akan terancam. Direktur eksekutif lembaga monitor pemilu, Shayfeenkom, Ahmed Hafez, mengatakan, bahwa wilayah Mesih benar-benar kering.
“Diperkirakan hanya 15-20 persen pemilih terdaftar yang muncul pada hari Senin, dan lebih rendah lagi pada hari Selasa,” ujarnya, Selasa. Salah satu stafnya di TPS dekat kota Qena, katanya, melaporkan hanya enam dari ribuan pemilih terdaftar yang memberikan suara. Desakan koran-koran swasta dan pemerintah yang mendesak pemilih untuk hadir ke TPS hanya sia-sia saja.
Agar semua pegawai negeri bisa memilih, Perdana Menteri Ibrahim Mehleb pun mengumumkan hari libur nasional. Begitu juga juga dengan pasar modal yang ikut-ikutan libur mendadak.
Ternyata Selasa pagi, jumlah pemilih hanya sedikit bahkan di sejumlah TPS tidak ada sama sekali pemilih yang datang. [pelitaonline/im]
Data partisipasi pemilih |
___
NB: Pemilihan Presiden rezim kudeta diboikot oleh Ikhwanul Muslimin dan semua elemen anti kudeta. Mereka menyatakan pilpres ini ilegal yang dilakukan oleh rezim yang tidak sah yang telah merampas hasil pilpres yang sah (Presiden Mursi). Bahkan Syaikh Yusuf Al-Qardhawi memfatwakan Haram hukumnya untuk mencoblos dan mengajak seluruh rakyat Mesir untuk memboikot pelaksanaan pemilu presiden di Mesir.
Saat menghadiri acara penutupan konferensi tentang Al-Quds di Doha, Ahad (11/5/2014), Qardhawi mengatakan, “As-Sisi telah menjatuhkan Muhammad Mursi yang merupakan presiden terpilih secara demokratis, lalu menguasai pemerintahan dengan paksa. Bagaimana orang seperti ini dipilih menjadi presiden?”
Ketika ditanya, apakah dengan begitu beliau mengharamkan mengikuti pemilu presiden yang akan diadakan tanggal 26-27 Mei mendatang, beliau menjawab, “Iya, jelas.”
Pilpres ini diikuti dua kandidat: As-Sisi sang pengkudeta, dan Hamdeen Sabahi dari kalangan kiri.
sumber : http://ift.tt/1riiZ9a
No comments:
Post a Comment