Saturday, March 29, 2014

PKS Inggris Gelar Dialog di Newcastle




Newcastle - Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera (PIP PKS) di Inggris Raya menggelar dialog bertema ‘Menjadi Pemilih Cerdas dalam Pemilu’ di Universitas Newcastle, pada Kamis 27 Maret.



Dialog yang menampilkan tiga pembicara dan dihadiri oleh warga Indonesia yang bermukim di sekitar Newcastle Upon Tyne ini merupakan bentuk pelayanan PKS kepada bangsa.



“Kami berharap acara dialog seperti ini bisa memberikan informasi yang utuh tentang pemilu kepada masyarakat Indonesia di Inggris. Ini juga salah satu bentuk pelayanan dari kami,” kata Dr Abram Perdana, Ketua Bidang Pembangunan Umat PIP PKS.



Abram Perdana juga menjelaskan bahwa sebagai partai PKS bekerja sepanjang waktu, tidak hanya menjelang pemilu. Kader-kader PKS terus bekerja baik di Indonesia maupun di luar negeri.



“Kami mendorong tiap kader untuk membantu mahasiswa yang baru datang dari Indonesia untuk segera beradaptasi dengan lingkungan Inggris. Di berbagai kota, di rumah kader diselenggarakan pendidikan Alquran bagi yang memerlukan,” jelas Abram.



Pria yang pernah tinggal di Swedia tersebut menjelaskan fakta ini untuk menampik padangan Ganjar Widhiyoga, kandidat doktor Ilmu Politik dari Universitas Durham, yang mengatakan partai-partai di Indonesia ramai beraktifitas menjelang pemilu saja.



Ganjar memprediksi pemenang pemilihan umum tahun ini adalah partai golput.



“Pada pemilu lalu, suara Partai Demokrat saja tidak bisa melampaui suara golput. Artinya, terjadi pembiaran terhadap proses yang menentukan hajat hidup orang banyak. Ini kan repot,” papar Ganjar.



Melihat fakta ini ia mengajak masyarakat untuk secara cerdas berperan aktif di pemilu.



Tampil juga di acara ini adalah Maimon Herawati, kandidat doktor bidang media dari Universitas Newcastle, yang banyak mengupas kongkalikong media dengan penguasa.



“Media tidak lagi patuh pada 10 elemen jurnalistik yang menuntut media untuk jujur menyampaikan kebenaran dan berdiri di atas kepentingan rakyat banyak, bukan kepentingan pemiliknya,” kata Maimon.



“Media digunakan pemiliknya sebagai alat pencapai kekuasaan,” ungkap Maimon.



Ia menambahkan sebagian besar dari 12 pemilik kelompok media di Indonesia memiliki afiliasi politik, sehingga berita di media sudah bias dan terpengaruh oleh kepentingan pemilik.



Selain Ganjar dan Maimon, tampil pula Dr Ali Sophian, pengurus PKS Inggris yang antara lain memaparkan prestasi-prestasi sudah dicapai para kader PKS.



Dialog berlangsung seru dan hangat, yang membuat acara berakhir lebih lama untuk mengakomodasi berbagai pertanyaan dari para peserta. (*)










sumber : http://ift.tt/1jJhLQN

No comments:

Post a Comment