Oleh: Nasrulloh Mu*
pkssumut.or.id, Selama liburan kader PKS fokus untuk memasang pamflet-pamflet PKS di kampung ku. Ada sekitar 6 orang yang dibagi menjadi 3 kelompok.
Kami berjalan menyusuri jalan setapak yang sudah diplester semen kada masih tanah merah. Hari pertama dan kedua, kami memasang panflet hingga sagunya habis. Hari ketiga berjalan hingga persediaan pamfletnya habis. Hampir 3 rim pamflet yang sudah terpasang di 5 RW.
Kami memasang pamlet dari jam 9 sampe Dzuhur, hanya dalam waktu 3 hari kami berhasil melakukan pamfletisasi hampir di 75% kampung kami. Liburan menjadi ranah perjuangan PKS.
Cukup unik, pamlet yang telah terpasang, tak lekang dimakan air, angin, hujan dan waktu. Setelah pemasangan pamflet, kami mencoba untuk memeriksanya kembali. Apakah ada yang luntur karena hujan atau tidak. Ternyata pamfletnya masih tetap kokoh terpasang.
Disetiap area yang kami temui, kadang masih terpasang pamflet Aher-Demiz, sepengetahuanku sudah 1 tahun yang lalu pamflet itu terpasang, namun masih saja kokoh terpasang. Yang lebih luar biasa lagi. Pamlet calon bupati dari PKS 6 tahun yang lalu masih juga terpasang dengan kokoh.
Aku berfikir mengapa mereka tetap kokoh pada posisinya? Mungkin para kader memasang pamlet dengan cinta dan kesungguhan. Sehingga angin, hujan, panas dan waktu tidak sanggup untuk mengikis dari dinging-dinding tembok.
Memasang pamflet dengan hati dan kesungguhan lebih rekat dan kuat dibanding memasang pamflet karena bayaran dan tender pemasangan. Padahal kami memasangnya hanya dengan sagu singkong dan kertas HVS biasa.
Itulah makna cinta kesungguhan, sudah terbukti dengan kokohnya pamlet yang terpasang ditembok-tembok jalan.
*kompasiana.com
sumber : http://ift.tt/1hdnmaf
No comments:
Post a Comment