Saturday, November 22, 2014

Mungkin Tukang Bajaj yang Dulu Antar Jokowi Bunuh Diri











Effendi Simbolon - PDI P

Hampir sepekan sejak Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM. Di sana sini masih terdengar keluhan warga dan kebingungan para ibu yang harus menghemat pengeluaran rumah tangganya.



Kebijakan tak bijak Jokowi itu, menggerus logika para pendukungnya. Termasuk beberapa kader PDI P yang teguh menolak kenaikan harga BBM. Salah satu anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPR RI yang dengan lantang menolak kenaikan harga BBM adalah Effendi Simbolon. Ia masih tak habis pikir dengan keputusan Presiden Jokowi yang juga merupakan kader partainya.



Ia menyayangkan kebijakan tak bijak Jokowi, dan menggugat kepura-puraan Jokowi yang selama ini terkesan menipu rakyat.



"Kok bisa-bisanya tega gitu lho. Dulu naik bajaj ke Kantor KPU bilang akan memperjuangkan energi murah. Mungkin sekarang tukang bajaj (yang dulu antarkan Jokowi) bunuh diri karena frustrasi, karena dia malu," kata Effendi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 18 November 2014, persis sehari setelah kenaikan harga BBM.



Effendi menyadari, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi tidak hanya dirasakan rakyat kecil. Bahkan anggota dewan sepertinya pun turut merasakan imbasnya.



Effendi mengatakan, ia tetap akan menyuarakan pendapatnya dan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi. Meyakini bahwa upayanya tak mudah, Effendi mengungkap langkah politiknya.



"Langkah politik saya, berdoa pada Tuhan, agar Tuhan mengampuni dosa-dosa mereka," cetusnya.



Effendi tak berlebihan. Di tengah riuh kekuatan politik yang mendukung Jokowi, pernyataan Effendi hanya seperti denting jarum yang jatuh ke lantai. (fs)










sumber : http://ift.tt/1z7BqwH

No comments:

Post a Comment