Gaya kemepimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dinilai telah berubah sejak diambil sumpahnya pada 20 Oktober 2014 lalu sebagai Presiden Indonesia 2014-2019.
Sebab saat ini, Jokowi cenderung mengedepankan kompromi politik dalam mengambil kebijakan.
Direktur Eksekutif Lingkaran Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, dengan kepemimpinan Jokowi saat ini sangat rentan untuk digulingkan oleh lawan politiknya di internal.
"Kalau Jokowi masih seperti dulu itu akan kuat dan sulit dijatuhkan. Tapi kalau dengan sikap sekarang saya tidak yakin bahkan saya kira paling cuma 2 tahun (bertahan)," ujar Ray, dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Minggu (23/11/2014).
Menurutnya, gaya kepemimpinan Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta jauh lebih baik dibandikan saat ini.
Sebab saat menjabat sebagai presiden, Jokowi belum terlihat membuat sebuah keputusan yang berani dalam hal apapun.
Dengan sikap ini, justru menunjukan bahwa Jokowi sangat mengutamakan kompromi politik dengan parpol koalisinya. Namun hal itu justru akan membahayakan kepemimpinan Jokowi.
"Sebab parpol juga tidak akan berani dengan presiden yang populer," katanya.
Ray mengatakan, dua tahun pertama ini adalah ujian yang berat bagi Jokowi. Sebab manuver politik internal masih akan terjadi, salah satunya menggoyang kepemimpinannya.
"Ini ujian Jokowi di dua tahun awal, sebab masuk tahun ketiga dan seterusnya itu sudah aman karena semua parpol sibuk untuk mempersiapkan pemilu," katanya. [gus/inilah]
sumber : http://ift.tt/1zhC5fc
No comments:
Post a Comment