Wednesday, April 30, 2014

Fakta Swasembada; Import Daging Sapi Turun dari 53% Menjadi 13 % | by @Fahrihamzah















Fahri Hamzah

@Fahrihamzah









Tweet Selasa, (30/04/14)


Soal jokowi dan Sapi itu sama dengan orang mau makan nasi kapau eh malah pergi ke aceh...



Ada sih nasi kapau di aceh sebab di sana ada orang padang...tapi nasi kapau ya di padang...hehe..



Mau bisnis garmen ya ke Jawa barat...bukan ke Jawa tengah....



Kalau mau bisnis kopi ya di lampung sebab pusat kopi bukan di jakarta meski banyak Cafe...



Jokowi kan pengusaha kayu...pasti dia tahu itu pusatnya di Kalimantan...jangan ke bali...hutannnya gak ada..



Calon Presiden Republik Indonesia, negeri yang luasnya bagai benua gak boleh baca peta daerah...



Gak boleh salah baca fakta tentang Indonesia...



Kebetulan soal keadaan industri peternakan di timur saya paham...karena itu kampung saya...



Selain sapi, khususnya di SUMBAWA ada kerbau...ternak yang semakin langka...



Orang kota mungkin gak tau beda kerbau sama sapi...saya bahkan paham perilaku dan beda tekstur dagingnya...



Nah SUMBAWA adalah pulau yang populasi kerbaunya masih terhitung padat di dunia...



Memang masalah kerbau ini agak unik...mereka tergantung kepada sistem LAR...ini konsep Lokal...



LAR itu semacam Kubang...tapi juga komunitas...karena pagi2 mereka mencari makan...



Kerbau lebih tergantung kepada air daripada sapi...kerbau lebih lamban dari sapi...kerbau dagingnya lebih banyak..



Tapi sapi lebih produktif sebagai bisnis...reproduksinya cepat...kerbau lamban...makanya lebih mahal...



Rakyat memang lebih suka pelihara sapi...karena alasan Produktifitas tadi...tapi sapi lebih sensitif terhadap penyakit..



Sejak zaman Pak Anton Apriantono...NTB mendeklarasikan BSS (Bumi sejuta Sapi)...



Ini adalah bagian dari program pemerintahan SBY untuk swasembada daging...



Program swasembada itu diteruskan oleh menteri Suswono sampai sekarang...



Kita tidak perlu membela....lebih baik melihat statistik Pemerintah...bagaimana program swasembada ini...



Ini ada statistik menarik....









Data itu bisa diperiksa di kantor Pemerintah terkait...jika klaim itu benar maka program swasembada berjalan...



Tergambar bagaimana Import turun dari 53% lalu menjadi hanya 13%-An tahun lalu...



Sayang sekali swasembada ini gak pernah diungkap...dan dihancurkan oleh kasus suap...



Di tengah kasus suap itulah substansi prestasi menteri dalam mengurangi Import ditutupi...



Bahkan dibalik itu ada kampanye hitam seolah kementrian pertanian gemar mengimport...



Pertama statistik menunjukkan penurunan impor secara ekstrem...kedua, kemendaglah yang import..



Tapi kasus ini menutup banyak hal, tapi sudahlah...nasi sudah menjadi bubur....alhamdulillah PKS gagal mereka kubur...



Kembali kepada kebijakan daging nasional...jokowi perlu berhati-hati...basis pengembangan industri harus rakyat..



Industri berbasis modal konglomerasi itu salah jalan...itu sesat yang menyesatkan...



Memang cepat, tiba2 NTT eksportir daging ke seluruh Indonesia...tapi kalau basisnya konglomerasi bohong...



Membangun basis produksi rakyat adalah wajib...bahkan bisnis negara kadang harus dikalahkan demi rakyat..



Itu yang sedang dibangun di NTB....dan saya harap jokowi ketemu gubernur NTB @zainulmajdi untuk belajar..



Selamat belajar gubernur @jokowi_do2 ...semoga sukses.








sumber : http://ift.tt/Scbq4k

No comments:

Post a Comment