"Gang depan itu nanti belok kanan ya Bang", ujar Novie.
"Oke Dek", jawab Budi sambil nyetir mobil.
Sesampai di gang, Budi langsung belok kanan.
"Loh Bang, bukan ke sini. Salah belok nih. Harusnya yang ke sana tadi...." ujar Novie.
"Gimana sih Dek? Kan tadi kamu bilang belok kanan..... Aku kan cuma ngikuti kata-katamu...." jawab Budi.
"Maaf Bang.... maksudku tadi belok kiri....." ungkap Novie.
"Kamu itu sarjana S1 lulusan UI kok tidak bisa membedakan kanan dan kiri...." Budi masih ngedumel.
"Maaf Bang... Maaf... Namanya juga salah...." jawab Novie merasa bersalah.
***
Waw. Seru ya.... Andai Budi mengerti bahwa perempuan sulit membaca peta, tentu ia tidak perlu memarahi Novie.
Alan dan Barbara Pease dalam bukunya “Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps?” menyatakan, perempuan bisa memakai dua sisi otaknya secara bersamaan. Akibatnya, banyak perempuan yang bingung membedakan kanan dari kiri.
Sekitar 50% perempuan tidak bisa secara langsung menunjuk mana kanan dan mana kiri ketika mendadak ditanya.
Sementara itu, laki-laki memiliki kemampuan navigasi yang sangat bagus. Laki-laki bisa mengingat jalan yang baru sekali dilewatinya, dan mampu secara langsung mengidentifikasi kanan dari kiri.
Itu sebabnya, istri sering dimarahi suami saat di mobil, karena istri menyuruh suami belok ke kanan, padahal maksud sebenarnya adalah belok kiri.
(Cahyadi Takariawan)
sumber : http://ift.tt/1AtyhpX
No comments:
Post a Comment