Saturday, March 28, 2015

[Informasi seorang perwira] 'Semoga saja tidak terjadi...'






Semoga saja tidak terjadi...



Akan adanya gejolak berbentuk kerusuhan yg lebih parah dari kerusuhan Mei 1998 menjadi firasat dan obrolan serius tadi malam (28/3/2015). Kenapa bisa lebih parah? Pasalnya sederhana, tingkat kekecewaan masyarakat kepada pemerintah sudah begitu memuncak. Masyarakat lapisan bawah yg jumlahnya sangat banyak itu sudah mulai muak dibohongi dengan janji. Dan jurang antara si miskin dan si kaya saat ini sudah sangat menganga. Yg kaya semakin kaya, apalagi yg dekat dengan penguasa. Dan yg miskin semakin miskin.



Masih ingat penjarahan dan pembakaran yg berlatar belakang SARA terhadap WNI keturunan Cina pada 1998? Jika kerusuhan ini terjadi, penjarahan dan tindakan diskriminasi kekerasan terhadap WNI keturunan Cina akan lebih parah lagi. Bukan cuma di Ibukota, melainkan bisa terjadi di setiap penujuru kota di Indonesia.



Di media, apalagi media mainstream, boleh saja umpatan kata-kata kotor sang penguasa dan ingkar janji dan kebohongan sang raja dipoles dan direkayasa. Namun, tataran masyarakat bawah, obrolan di warung kopi bukan begitu kenyataannya. Apa yg dilakukan oleh penguasa, sudah dianggap arogansi atau 'songongisasi' WNI keturunan Cina terhadap pribumi. Ya, obrolan sarat SARA ini sudah menyebar.



Intelejen tahu kondisi ini? Sangat tahu. Itulah kenapa intelejen pemerintah berusaha menutupi ini itu dengan membuat masyarakat khawatir dan hilang fokus akan obrolan kerusuhan. Mulai dari begal, APBD, ISIS bahkan hingga mati listrik pun dijadikan 'pemadam kebakaran'. Mungkin seakan padam, namun obrolan kekecewaan yg berujung pada rencana kerusuhan ini sudah menjadi sekam. Baranya tetap menyala. Tinggal menunggu waktu saja.



Menurut seorang rekan yg adalah salah seorang perwira tadi malam, ungkapan terang-terangan pembelaan terhadap penguasa yg dilakukan oleh saudara-saudara non-muslim dan atau WNI keturunan Cina sebetulnya menjadi bumerang. Apa yg mereka lakukan sekarang (dalam membela pemerintah) menjadi pemicu terjadinya kerusuhan SARA. Upaya kaum liberal dengan membenturkan kaum fundamentalis justru semakin membakar suasana.



Saya harap, penguasa sadar diri. Dan mau menurunkan egonya, mendengarkan dan memperhatikan informasi intelejen dari berbagai sumber. Menutup telinga dan hanya membuka telinga kepada informasi intelejen dari kubu pembelanya saja akan sangat berbahaya dan berakibat fatal. Bukan hanya pemakzulan. Bukan hanya pelengseran dari kursi kekuasaan. Lebih dari pada itu, akan berdampak sosial. Akan terjadi kerusuhan massal.



Sekali lagi, semoga ini tidak akan terjadi. Semoga ini tidak akan terjadi.



#‎SelamatkanIndonesia‬



(Azzam Mujahid Izzulhaq)









sumber : http://ift.tt/1a3UOor

No comments:

Post a Comment