Thursday, February 13, 2014

Estafet Kebaikan




Dia masuk ke sebuah restoran dan langsung memesan makanan. Setelah selesai makan ia minta kwitansi pembayaran. Dia rogoh sakunya, sayang ia tidak menemukan dompet.



Wajahnya menjadi pucat, ia baru ingat kalau ia telah kelupaan dompetnya di kantor sesudah mengeluarkan KTP dari dalamnya.



Dia jadi bingung, bagaimana ia bisa keluar dari kondisi sulit itu.



Dia terus meraba-raba sakunya dengan tampang cemas, berharap ia menemukan uang terselip. Sampai akhirnya ia putus asa dan memutuskan untuk menemui pemilik restoran dengan niat menggadaikan jam tangannya, sampai ia kembali membawa uang untuk membayar makanannya.



Baru saja ia mau membuka mulut untuk bicara, pemilik restoran sudah lebih dahulu memulai bicara: "Kawan, kwitansi anda sudah ada yang membayarkan".



Laki-laki itu heran: "Siapa yang sudah membayarnya?



Pemilik restoran: "Laki-laki yang sudah duluan keluar sebelum anda. Dia melihat kegelisahan anda, lalu ia bayarkan kwitansi anda dan ia pun berlalu".



Laki-laki itu bertanya: Bagiamana aku bisa mengembalikannya, sementara aku tidak kenal orangnya?



Pemilik restoran jadi ketawa: "Anda tidak perlu melakukan itu. Bisa saja anda membayarnya dengan cara lain. Anda bayarkan kwitansi orang lain, di tempat lain. Dengan demikian akan berkelanjutan kebaikan di antara manusia".



Kalau tidak bisa membalas kebaikan kepada orang yang sudah berbuat baik kepada kita, balas lah kepada siapa saja.



Ketika kebaikan sudah merata di tengah-tengah manusia, kebaikan itu akan sampai sendiri kepada orang yang sudah berbuat baik kepada kita.





*by Zulfi Akmal










sumber : http://ift.tt/1nwIfBb

No comments:

Post a Comment