PADANG – Presiden PKS, Anis Matta melempar guyonan soal tiga nama yang telah ditetapkan majelis syuro partai bernomor urut 3 itu sebagai calon presiden (capres), di pemilu presiden 2014 nanti. Dia pun merujuk soal ketentuan Allah soal perjalanan hidup umat manusia, yang telah tertulis di lauhul mahfuzh.
“Kita sengaja melempar tiga nama ke publik, siapa tahu salah satunya cocok dengan apa yang telah tertulis di lauhul mahfuzh,” kata Anis Matta disambut tawa peserta dialog rombongan DPP PKS dengan awak redaksi Riau Pos Grup (RPG) Divre Padang (Padang Ekspres, POSMETRO Padang, PadangTV, padangtoday.com, Rakyat Sumbar) di Graha Pena, Rabu (5/2).
Anis Matta datang didampingi Taufik Ridho (Sekjen), Khairul Anwar (ketua Wilda Sumatera DPP PKS), Syaurium (musrif Wilda Sumbar), Trinda Farhan Satria (ketua DPW PKS Sumbar), Masrizal Munaf (pengurus wilda Sumatera PKS) dan lainnya.
Dalam dialog santai yang dipandu Pemred Padang Ekspres, Nasrian Bahzein itu, juga hadir awak redaksi RPG Divre Padang seperti Twoefly (Pimpinan Perusahaan Padang Ekspres), Heri Sugiarto dan Revdi Iwan Syahputra (Wapemred), Romi Delfiano (Redpel), Al Imran (Wapemred POSMETRO), Noval Wiska (Asmen Produksi Padang TV) dan awak redaksi lainnya.
Walau melemparnya secara guyon, Anis Matta memastikan, tiga nama yang telah ditetapkan 99 anggota majelis syuro PKS itu (Anis Matta, Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Heryawan-red), lahir melalui cara-cara yang terukur dan terencana yakni melalui mekanisme pemilu raya (pemira) yang pemilihnya adalah seluruh kader.
“Siapa yang akan diusung nanti, tergantung hasil uji publik yang tengah dijalani ketiga tokoh itu sekarang, selain juga bergantung pada perjuangan caleg di pemilu legislatif 9 April nanti,” tegas Anis.
Apakah PKS mampu menembus perolehan suara parliamentary threshold (PT) sebesar 20 persen, sebagai syarat bisa mengajukan kandidat capres sendiri? Anis tampak bersikap lebih realistis. Menurutnya, PKS berdasarkan survei berbagai lembaga, masih berada di kelompok papan tengah.
“Survei terakhir kita pada awal Januari lalu, posisi PKS turun ke peringkat lima. Tapi, antara nomor 3 dan 4, elektabilitas berada pada jarak margin error. Begitu juga dengan dua nomor (6 dan 7-red) yang ada di bawahnya. Sementara, angka pemilih yang belum menentukan pilihannya masih cukup besar. Kita optimistis bisa mencapai target 3 besar sebagaimana dicanangkan dulu,” tegas Sekjen PKS selama 15 tahun itu.
Pengalaman PKS di pilkada, terangnya, tingkat elektabilitas itu masih bisa naik sampai angka 4-5 persen di dua minggu terakir jelang pencoblosan. “Ini yang terus kita kejar sekarang. Seluruh kader bergerak bersama tiga capres yang ditetapkan ini,” terang pria kelahiran Bone, Sulsel itu.
Terkait judicial review yang diajukan Yusril Ihza Mahendra, Anis memprediksi, putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nanti, antara pemilu legislatif dan presiden, tetap dalam waktu berbeda. Tak serentak sebagaimana vonis MK terhadap gugatan Efendi Gazali cs yang akan dilaksanakan pada 2019 nanti.
“Ini perkiraan saya saja. Tapi, syarat PT menjadi tidak ada lagi sebagaimana gugatan Yusril Ihza Mahendra. Dengan begitu, saya memperkirakan, akan ada 12 calon presiden nantinya,” terangnya.
“PKS akan tetap mengusung salah satu dari tiga nama itu sebagai capres nanti. Kita telah sangat berpengalaman mendukung pencapresan di pemilu setelah era reformasi. Karenanya, kini lah saatnya jadi partai pengusung,” tambahnya dengan nada optimistis.
Tagline PKS
Selain bicara pencapresan, Anis Matta juga memastikan, PKS tidak akan mengubah azaz Islam sebagai platform partai. Penggunaan kata “cinta, kerja, harmoni” di periode kepemimpinannya, tak lebih dari perwujudan dari nilai-nilai “jujur, peduli dan bersih” yang jadi tagline di periode sebelumnya.
“Sejarah mencatat, masuknya Islam ke Indonesia tanpa pertumpahan darah. Dengan latar belakang itu lah, kita akhirnya menetapkan ‘cinta, kerja, harmoni’ sebagai core valuepartai ini ke depannya. Mudah-mudahan bisa ketemu dengan nilai-nilai yang diyakini rakyat Indonesia,” terangnya.
Selain itu, terangnya, tagline baru ini diharapkan bisa jadi identitas ke-Indonesia-an PKS. “Ada kesan selama ini, DNA-nya PKS itu bukan dari Indonesia. Tapi dari negeri Arab sana. Dengan ‘cinta, kerja, harmoni’ maka ini akan meneguhkan bahwa PKS itu DNA-nya itu adalah Indonesia asli,” harap pria yang begitu dilantik jadi presiden partai, langsung mencanangkan pertobatan nasional itu. [posmetropadang/pkspadang]
sumber : http://ift.tt/1d85tg4
No comments:
Post a Comment