Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama, mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat 27 Februari 2015. Ahok terlihat tiba sekitar pukul 16.57 WIB dengan memakai mobil Land Cruiser B-1966-RFR.
Berkemeja putih, Ahok menyebut kedatangannya itu untuk melaporkan adanya penyimpangan yang diduga terjadi pada APBD DKI Jakarta. “Mau melaporkan temuan kami mengenai APBD DKI,” ujar Ahok.
Dia menyebut telah menemukan sejumlah barang bukti yang mendukung adanya dugaan penyelewengan itu. Ahok mengatakan turut serta membawa barang bukti itu.
“Ini bukti yang kita bawa bukti yang ditandantangani DPRD semua. Kami temukan ini menyimpang dari KUA PPAS (Kebijakan Umum Anggaran Priorotas Plafon Anggaran Sementara) yang kami tanda tangani,” tutur dia.
Ahok menambahkan dia yakin bahwa bukti-bukti itu sangat jelas dan dappat membantu KPK untuk mendalami penyelewengan itu. “Biar KPK saja yang melakukan penyidikan semua bukti-bukti ini,” tukas dia.
Ahok Harus Dipertanyakan Kenapa Tanda Tangan Dana UPS
Sementara itu pengamat politik Yunarto Wijaya dalam perbincangan twitter dengan wakil ketua DPRD dari FPKS, Triwisaksana mempertanyakan dua hal, yaitu mengapa Ahok menandatangani anggaran pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) jika Ahok sendiri merasa ada yang salah dengan penganggaran tersebut. Kedua, Yunarto juga mempertanyakan darimana dan siapa yang pertama kali mengajukan anggaran tersebut.
Sebagaimana diketahui dalam RAPBD yang disepakati bersama antara DPRD dan Pemprov terdapat anggaran untuk pengadaan UPS bagi sekolah-sekolah di DKI Jakarta. Yang menjadi masalah, dana yang dianggarkan untuk setiap unit UPS mencapai Rp 5,8 miliar. Sementara berdasarkan penelusuran sharia.co.id harga UPS paling mahal hanya berkisar 7-10 juta rupiah.
Menanggapi pertanyaan Yunarto tersebut, Triwisaksana yang akrab disapa Sani menjawab bahwa sangat perlu dipertanyakan mengapa Ahok ikut menandatangani pengajuan anggaran tersebut lalu kemudian dia sendiri yang melaporkannya ke KPK.
Untuk pertanyaan siapa yang kali pertama mengusulkan anggaran pengadaan UPS, Sani menjawab agar mempertanyakan hal tersebut kepada dinas terkait, sebab usulan tersebut bukan berasal dari DPRD. (Mas Azzam/Sharia)
sumber : http://ift.tt/1Dh7CyE
Halo, nama saya Setiabudi, seorang korban penipuan di tangan pemberi pinjaman, saya telah penipuan semua paling 13 juta karena saya membutuhkan pinjaman modal besar 40 juta, saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi, bisnis saya adalah hancur dalam proses yang saya kehilangan anak saya. saya tidak dapat berdiri lagi. semua hal ini terjadi Desember 2014, sampai saya mearnt seorang teman yang memperkenalkan saya kepada ibu yang baik ibu Alexandra yang akhirnya membantu saya mengamankan pinjaman di perusahaannya, ibu yang baik saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih, Semoga Tuhan terus memberkati Anda, saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyarankan sesama Indonesia, bahwa ada banyak penipuan di luar sana, jika Anda membutuhkan pinjaman dan pinjaman yang dijamin hanya cepat mendaftar melalui Ibu Alexandra melalui email perusahaan: alexandraestherloanltdd@gmail.com atau alexandraestherfastservice@cash4u.com
ReplyDeleteAnda alos dapat menghubungi mereka melalui situs web mereka: globalfastservice.org
Anda dapat menghubungi saya melalui email ini; setiabudialmed@gmail.com untuk informasi yang perlu Anda ketahui. silahkan dia adalah satu-satunya orang yang dapat diandalkan dan dapat dipercaya.
Terima kasih.