Saturday, July 25, 2015
"Yang Saya Lawan BUKAN Jokowi"
by Jonru
Banyak orang heran dengan sikap saya beberapa hari ini yang terlibat konflik dengan Faizal Assegaf (FA).
"Kalian sama-sama oposisi, sama-sama pendukung Prabowo, sama-sama pengkritik Jokowi. Kenapa harus pecah kongsi hanya gara-gara isu Syiah?"
Begini Teman, saya jelaskan ya:
Julukan terhadap saya sebagai "pengkritik Jokowi", itu datang dari Anda semua. Andalah -baik haters maupun lovers- yang melekatkan branding tersebut kepada saya.
Adapun bagi saya, setiap muslim tanpa kecuali (termasuk Anda, jika Anda muslim) mengemban tugas yang sangat mulia, yakni DAKWAH. Dan sungguh terlalu sempit jika tema dakwah hanya dibatasi seputar Jokowi.
Teman-teman bisa melihat status-status saya selama ini. Saya juga membahas soal pelurusan aqidah, soal poligami, soal Islam Nusantara, soal pengemis yang menyewa bayi untuk meraup keuntungan, soal pembagian kondom gratis, soal LGBT, dan masih banyak lagi.
Intinya, pembahasan saya tidak terbatas seputar Jokowi saja.
Spesialisasi saya adalah DAKWAH, karena saya percaya itulah tugas seorang muslim di dunia ini.
Jika belakangan ini saya rajin mengkritik Jokowi, itu bukan berarti spesialisasi saya adalah Jokowi. Itu semata-mata karena tema Jokowi sedang ngetren saja.
Jadi tak ada yang aneh ketika saya konflik dengan Faizal Assegaf. Banyak orang yang menilai bahwa si FA ini pendukung Prabowo juga, sama seperti saya. Jika sama-sama pendukung tokoh yang sama, kenapa harus bertengkar?
Hm, begini Teman:
Bagi saya, AGAMA haruslah diletakkan di atas urusan duniawi. Prabowo itu urusan duniawi. Pilpres itu urusan duniawi. Sedangkan syiah adalah urusan aqidah, urusan dunia dan akhirat.
Saya tidak menuduh Faizal Assegaf itu syiah (karena perlu bukti yang valid untuk "menuduh" seseorang). Namun yang jelas, status-status Facebooknya beberapa hari ini sangat kental beraroma dukungan terhadap Syiah. Ini fakta yang tak terbantahkan. Jika tidak percaya, silahkan cek sendiri di akun Facebooknya.
Jadi jika banyak teman yang bertanya, "Kenapa gara-gara syiah, ada pendukung prabowo yang pecah?" Saya justru hendak balik bertanya, "Kenapa gara-gara Prabowo, kita harus berkompromi terhadap pendukung syiah? Kenapa Prabowo kamu letakkan di atas urusan aqidah? Emangnya Prabowo bisa membawa kamu ke surga?"
"Musuh bersama kita kan Jokowi. Coba hilangkan dulu ego masing-masing. Lupakan perbedaan sunni-syiah. Sekarang kita bersatu dulu menentang Jokowi," ujar beberapa teman.
Hm, menurut saya, itu justru kebalik. Sebab musuh bersama kita bukan Jokowi. Musuh bersama kita adalah semua golongan yang memusuhi Islam, termasuk syiah.
Dan soal Faizal Assegaf, berikut saya beberkan beberapa fakta mengenai perseteruan kami:
1. Awalnya dia menuduh saya Syiah dengan alasan yang tidak jelas.
2. Saat saya konfirmasikan hal itu via inbox padanya, eh... dia malah balik menyerang saya, menciptakan situasi seolah-olah saya memang syiah dan dijebak untuk mengaku (untungnya saya tidak bodoh dan tidak mau terjebak oleh permainan si FA ini).
3. Si FA ini juga menuduh saya mencuri status Facebooknya. Sebuah istilah dan tuduhan yang sangat aneh bin ngawur. Yang saya lakukan sebenarnya hanya meng-capture statusnya, menutupi namanya karena saya ingin melindungi privasinya. Padahal status tersebut pun sudah saya hapus, dan saya sudah minta maaf karena membuat dia merasa tak berkenan.
Tapi si FA ini terus menyerang saya dengan argumen-argumen yang ngawur. Dia bahkan terus menuduh saya mengkafirkan dirinya (padahal dialah yang sejak awal menuduh saya syiah).
NB: Saya punya bukti screenshot yang menjelaskan poin 1 sd 3 di atas. Jika diperlukan, akan saya beberkan semuanya ke depan publik.
sumber : http://ift.tt/1S2axs7
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment