Palestina itu seperti gadis yang diperkosa, berkali-kali, setiap hari, dan pemerkosaan masih terus terjadi, lalu diminta untuk bernegosiasi baik-baik di meja perundingan dengan pemerkosanya.
Sayangnya, di meja perundingan, pemerkosanya berulangkali punya opini yang berbeda dan si gadis harus menghormati opini itu. Jika si gadis frustasi dan berteriak sedikit, maka seluruh jari telunjuk dari yang berwenang, para cendikia dan alim ulama yang mengaku diri sudah 'tercerahkan' akan menuding si gadis sebagai kelewatan dan tidak tahu sopan santun.
Uniknya orang-orang ini tidak mau dikatakan tidak berpihak pada keadilan, sembari berpendapat seperti itu, mereka juga tetap ingin dipuji sebagai pembela si gadis atau pahlawan pembela kebenaran.
Penjajahan di masa kini dan jaman dulu sama saja. Tidak ada hubungannya dengan manusia sudah pergi ke bulan atau belum.
(Priyo Jatmiko)
sumber : http://ift.tt/1vMZmn1
No comments:
Post a Comment