Oleh Zia Ul Haq
(Desainer, Kuliah di ISI Yogyakarta)
Kenapa iklan rokok seringkali berada di "atas" baik dari segi kreativitas maupun kualitas, dibanding dengan iklan-iklan pada umumnya?
Sebagai orang yang berkecimpung di bidang komunikasi visual, saya memahami bahwa menggarap iklan rokok adalah godaan yang sangat besar.
Gimana enggak, ketika menggarap iklan-iklan produk lain, kreativitas agency sering "dipatahkan" oleh pemilik produk sendiri. Sudah bikin ide bagus-bagus, eksekusi yang keren, tapi ditolak, "hanya" karena nggak sesuai sama selera atasan perusahaan pembuat produk tersebut.
Ah, perkecualian untuk produk rokok.
Ketika menggarap iklan rokok, terutama merek-merek besar, agency diberi dana melimpah, dengan kebebasan berkreasi. Bahkan pernah denger dari salah seorang senior di agency ternama, bilang bahwa "Klien paling enak, paling kooperatif, paling menyenangkan, paling ngertiin, ya klien dari perusahaan rokok."
Yaa, seperti anak kecil diberi mainan kesukaannya, siapa sih yang nggak seneng?
Makanya saya bilang tadi, itu godaan besar. Kadang penggarap iklannya tau kalo mereka sedang mbantu jualin mesin pembunuh, tapi duit dan kebebasannya nikmat banget.
Khusus untuk A-Mild, iklan-iklan billboard garapan Bates Chi Agency telah menarik minat saya selama beberapa waktu terakhir ini. Permainan kata-kata -biasa kita sebut copywriting- yang gaul dan catchy, membuat saya galau. Seneng liatnya, tapi ini iklan rokok...
Tapi, untuk yang ini (iklan A Mild pada gambar diatas -red) menurut saya kelewatan. Maaf, Bates Agency. Iklan-iklan kalian bagus. Tapi untuk yang ini, saya nggak ragu untuk bergabung meminta kalian dan klien kalian menghentikan dan menurunkan billboard tak pantas itu.***
sumber : http://ift.tt/1AkEOIZ
No comments:
Post a Comment