Thursday, January 1, 2015

[Musibah AirAsia] Penjelasan Al-Quran tentang Awan Cumulus Nimbus






Pesawat Airbus Air Asia A 320 dengan nomor penerbangan QZ 8501 telah hilang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura, Minggu (28/12/2014).



Sebelum hilang kontak, pilot Air Asia QZ 8501 meminta ijin mengubah jalur penerbangan karena ada Awan Cumulus Nimbus.



Plt Direktorat Jendral Perhubungan Udara Djoko Murdjatmojo mengatakan, bahwa pesawat Air Asia QZ8501 sempat meminta izin untuk naik ke ketinggian 38.000 kaki. Namun sebelum disetujui ATC (Air Traffic Control), pesawat rute Surabaya-Singapura tersebut hilang.



Djoko mengungkapkan, sebelumnya pilot meminta izin untuk menghindari awan kumolo nimbus (Cumulus Nimbus). Kemudian ATC memberikan persetujuan untuk menghindari awan, dan menyarankannya untuk berbelok ke sebelah kiri.



“Setelah menghindari awan ke arah kiri dari jalur penerbangan, dan mereka meminta naik ke ketinggian 38000 kaki, tapi belum di setujui,” kata Djoko saat megadakan jumpa pers, di kantor Otoritas Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Ahad (28/12) sore, seperti diberitakan ROL.



Apa itu Cumulus Nimbus?



Cumulus Nimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok. Awan ini menciptakan petir dari dalam inti awan.



Cumulus Nimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Awan ini terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar.



Awan Cumulus Nimbus menjadi musuh utama penerbangan karena bisa menghasilkan microbust, atau angin dengan tekanan tinggi. Microbust yang menerpa pesawat akan menekan pesawat ke bawah dan pesawat kehilangan daya angkat. Microbust yang muncul mengakibatkan aliran angin dari ujung sayap melingkar dan tumbuh ke bawah. Lintasan yang dilalui pesawat mengakibatkan berbahaya turbulensi angin di belakang pesawat.



Otoritas penerbangan Amerika Serikat, FAA ( Federal Aviation Administration ) memberi perhatian besar pada masalah ini sejak 1960. Mereka mencatat sekitar 500 pesawat berada dalam bahaya atau nyaris celaka karena dihempaskan microbust saat take off dan landing .



Awan Cumulus Nimbus yang yang tinggi seperti gunung-gunung raksasa yang dapat menyebabkan turbulensi dan mesin mati. Oleh karena itu, awan ini kerap dihindari oleh para pilot.



“Di dalam awan Cumulus Nimbus terdapat butiran es yang menyebar, dan badai petir yang mengkilat, kalau butiran es itu masuk ke engine maka dapat menyebabkan engine mati,” jelas pakar dirgantara.



Al-Quran Menjelaskan Cumulus Nimbus



Fenomena awan Cumulus Nimbus ternyata telah dijelaskan didalam Al-Quran. Nabi Muhammad SAW 1400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong, tanpa teknologi dapat menjelaskan jenis awan Cumulus Nimbus yang dituliskan dalam kitab Al-Quran.



أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِن جِبَالٍ فِيهَا مِن بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَن مَّن يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ



"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan." (QS. An-Nur 24 : 43)



Penyebab pasti jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 sampai saat ini belum diketahui karena black box pesawat yang menyimpan data penerbangan (flight data recorder) dan suara di cockpit (cockpit voice recorder) belum ditemukan.







sumber : http://ift.tt/1AgHsNk

No comments:

Post a Comment