Johan Budi Sapto Pribowo telah resmi melayangkan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Johan, surat tersebut sudah dilayangkannya pada hari Senin 5 Januari 2015.
Usai mengundurkan diri dari jubir "abadi" KPK, ternyata Johan Budi masuk list nominasi jubir Presiden. Hal ini seperti disampaikan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Seperti dilansir Sindonews, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan bahwa pihaknya tengah menyusun daftar nama calon juru bicara (jubir) Presiden Joko Widodo. Keberadaan jubir nanti di bawah lembaga kepresidenan di mana di lembaga tersebut di antara deputinya adalah bagian komunikasi.
“Kita sedang bikin list panjang. Prinsipnya membantu dan meringankan kerja dan lebih baik dengan publik. Bukan hanya peran, tetapi juga orang yang tepat,” kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin. Soal nama-nama yang masuk dalam daftar, Pratikno belum mau membeberkan.
Tetapi, secara prinsip pihaknya siap menerima masukan publik. Saat disinggung perihal Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Johan Budi, mantan rektor UGM itu secara tidak langsung menilai bahwa Johan memang orang yang masuk kriteria. “Menarik kali ya Pak Johan jadi jubir. Ya, kira-kira begitu (Johan Budi) masuk list. Tapi, sekali lagi ini belum kita ajukan kepada Presiden,” ungkapnya.
Hal yang pasti harus dipenuhi kriterianya, kata Pratikno, jubir harus bisa memahami prioritas program pemerintahan Jokowi, mengikuti ritme kerja dan gaya kepemimpinan dan manajerial presiden yang bisa memahami dengan cepat, yang dekat dengan rakyat. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Gun Gun Heryanto menilai posisi jubir memang sangat urgen untuk Jokowi.
Tidak semua pernyataan harus bergantung langsung pada pernyataan Jokowi. Hanya, Gun Gun mengusulkan peran dan posisi jubir itu harus diubah dari jubir presiden menjadi jubir kepresidenan. “Jadi bukan personal, melainkan lebih melembaga dan sistemik seperti juru bicara Gedung Putih di Amerika Serikat,” kata Gun Gun.
Peran tersebut, kata dia, diperlukan untuk menjadikan pernyataan- pernyataan resmi kepresidenan lebih tergarap secara serius dan terkendali. Karena itu, sosok yang mengisinya memang harus punya kapasitas dalam urusan mengembangkan pendekatan grunigian atau membentuk mutual understanding dengan publik.
“Harus punya pengendalian emosi yang bagus karena akan berada dalam situasi heteronomi komunikasi atau situasi penuh tekanan komunikasi dari beragam pihak. Maklum, karena Jokowo-JK berada dalam situasi fragmentasi kekuatan yang terbelah tajam,” ungkapnya.
Anggota DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan, kebijakan pengangkatan tersebut dinilai bagus. Jubir punya peran untuk meminimalisasi kemungkinan terjadi kesalahan pada interpretasi dan persepsi saat menyampaikan pernyataan. “Saya melihatnya bagus. Itu berarti meminimalisasi kemungkinan terjadi salah interpretasi dan salah persepsi,” ujarnya kemarin.
Sementara itu, Johan Budi yang disebut-sebut masuk nominasi jubir Presiden mengaku belum mengetahui. “Belum ada informasi soal itu, bagaimana saya menjawab mau atau tidak mau,” ujarnya. Johan telah mengundurkan diri sebagai jubir KPK mulai awal Januari 2015. Johan mengaku akan fokus pada jabatan baru di Deputi Pencegahan KPK.
sumber : http://ift.tt/1DoyjGm
No comments:
Post a Comment