Sedikit orang tergerak bangun melakukan tahajud malamnya, lalu bersegera menuju Masjid menegakkan berjamaah shalat Subuh. Keutamaan bagi sedikit orang mendapatkan jaminan Allah dan lebih baik dari dunia dan seisinya.
“Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.” (HR. Muslim 725).
Sesuai sabda Rasul Muhammad SAW, "Shalat terberat bagi orang-orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh (berjamaah). Padahal seandainya mereka mengetahui pahala pada kedua shalat tersebut, tentunya mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak..."(HR Ahmad)
Kiasan berikut memberikan motivasi tersendiri bagi Haji Syahrulsyah, selaku pengurus dan marbot Masjid Al-Ikhlas Permata Duta, Depok, menebarkan informasi kegiatan dakwah melalui masjid ke penjuru perumahan Permata Duta dan komunitas suling (Subuh Keliling). “Kehidupan mukmin itu laksana burung. Berangkat pagi perut dalam keadaan kosong, pulang sore perut dalam keadaan kenyang“.
Apa kiat burung? Dalam segala musim selalu bangun sebelum subuh. Begitu bangun mereka berkicau. Bahasa agamanya berzikir. Kemudian mereka giat bekerja, disiplin memanfaatkan waktu, tidak serakah, dan yakin dengan jaminan Allah serta selalu menjalin tali persaudaraan.
Rutinitas mingguan di Masjid kelurahan Sukamaju Cilodong itu, selalu diisi dengan kegiatan taklim bada Shalat Subuh dengan kajian keislaman. Sepekan lalu (17/01), Al-Ikhlas pun menggelar Shalat Subuh Gabungan dengan mengundang masyarakat tamirul masajid sekecamatan Cilodong. Betapa musuh-musuh Islam akan ketakutan jika barisan jamaah Subuh itu banyak, rapat dan rapi.
Acara Sabtu pagi (24/01) ini, sehabis Shalat diisi dengan Zikir pagi AlMatsurat, Asmaul Husna dan Tasmi Quran oleh Imam Masjid Ustadz Muzayid al-hafiz. Rencananya dilanjutkan dengan Kuliah Subuh bersama KH Bakrun Syafii, Lc, MA tentang pentingnya dakwah bagi keluarga muslim sementara digantikan oleh Ustadz muda Muhlisin, Lc tanpa mengurangi semangat 70-an jamaah Subuh beranjak bangun dan pergi. "Esensi dakwah adalah perbaikan dengan proses teararah dan berkesinambungan, menyampaikan kebaikan Islam kepada umat sekitar dan mengajak berkomitmen pada setiap kondisi, dimana saja dan kapan saja dengan metodologi dan sarana tertentu sesuai kondisi dan zamannya. Begitupun dakwah dan keluarga serta masyarakat sangat berkaitan membangun kebaikan di negeri ini" nasihatnya.
Menariknya ketika sebelumnya kuliah subuh ada seorang dokter membagi-bagikan hadiah kepada jamaah berupa sikat dan pasta gigi,"Bersiwak (membersihkan mulut) atau menyikat gigi merupakan perbuatan yang sangat disukai oleh Rasulullah, baik sebelum shalat dan saat berwudhu. Menjaga kesehatan untuk menghilangkan warna kuning yang menempel pada gigi dan menghilangkan kotoran, sehingga mulut menjadi bersih, mewangikan mulut, diperoleh pahala dengannya dan menambah keridhoan Allah", petikan hadits yang dituturkan drg. H. Dwi Suprihartono.
Spesialis Orthodenti yang tinggal dan praktek di Sukamaju ini, perum Cimanggis Indah, Depok ini menambahkan bahwa Rasulullah senang bersiwak, lebih dari seratus hadits tentang keutamaan bersiwak. Kata beliau lanjutnya, "Gigi yang rapat dan utuh ibarat shalat berjamaah dengan barisan (shaf) yang teratur rapi akan tegaknya kekuatan Islam. Gigi yang tanggal, ompong dan berlubang akan sering terasa sakit, nyeri, ngilu itulah faktor kelemahan tubuh kita". Maka, "Seringlah berkonsultasi ke dokter gigi pentingnya tubuh yang sehat diawali gigi yang sehat dan janganlah buat anak-anak bahkan yang tua-tua ditakuti kalau berkunjung ke dokter gigi", pesannya menyemangati pentingnya sunnah tersebut.
Keutamaan shalat dengan bersiwak, dan ini sangat dianjurkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ
“Kalau bukan karena aku takut memberatkan umatku, aku benar-benar akan perintahkan mereka untuk bersiwak di setiap kali shalat”. (HR Muslim). Sungguh Islam sangat memuliakan dan menganjurkan kesehatan bagi umatnya.
Semoga kebiasaan baik ini bisa menyebar di kalangan masyarakat muslim lainnya, sebagaimana Muhammad SAW sang teladan manusia dan para sahabatnya terbiasa bangun malam dan menegakkan shalat berjamaah, menerapkan strategi pembinaan dan pengembangan melalui shalat subuh berjamaah
Bulatkan tekad bersama dari rasa kantuk dan malas sehingga umat Islam ini akan tegak kekuatan dan kesatuan barisannya sebagaimana kebiasaan Rasul dan para sahabatnya dahulu, menjadi jayalah Islam dan jadilah pemenang. (stio)
sumber : http://ift.tt/1yQfkSt
No comments:
Post a Comment