Saturday, January 3, 2015

2 Presiden Hasil Insiden






By: Nandang Burhanudin



Teringat kaidah baku, "Kalau anda ustadz atau alim, saat anda melakukan 99 kali hal yang benar. Lalu satu kali melakukan kesalahan, maka orang akan melupakan 99 kebaikanmu dan menghukummu atas satu kesalahan. Namun jangan heran, saat seorang dukun melakukan 100 kesalahan. Si dukun akan selalu dianggap benar, atas satu kebetulan yang ia lakukan."



Setiap kali update status soal kebohongan Kabinet Jokowi yang sangat tega menyengsarakan rakyatnya, maka tuduhan yang harus siap diterima adalah: si pengkritik kader PKS yang otomatis salah karena korupsi sapi. Saat disampaikan fakta-fakta, maka jawabannya mudah ditebak, "Untuk kader PKS tidak boleh salah, karena partai yang membawa jargon agama." Lalu apakah PDIP sang juara korupsi, PKB, PPP, Golkar, Hanura, Nasdem, adalah partai yang tidak membawa jargon agama?



Sekali lagi jawabannya kita ketahui bersama.PKB boleh korupsi apapun dan sebesar apapun. PDIP boleh menjadi juara korupsi. Golkar ahli berkelit dari jeratan korupsi. Nasdem, Hanura, PPP, semua boleh korupsi apapun dan sebesar apapun, asal bukan PKS.



Saya sendiri sering tersenyum, kok ada manusia abad 21 yang begitu mendewakan orang tertentu. Nabi saja yang sempurna tidak mengajarkan umatnya untuk mendewakan beliau. Laah ini manusia biasa. Apalagi menjadi pejabat publik, harus siap dikritik siapapun itu.



"Lha anda hobinya cari-cari kesalahan Jokowi!", komen seseorang. Aneh juga, kapan saya mencari kesalahan-kesalahan Jokowi. Tidak perlu dicari-cari. Wong semuanya nampak jelas terpampang, terekam file-file media secara apik, dan jamak diketahui seluruh manusia normal di dunia ini.



Jujur saya akui, di dunia Islam saat ini ada dua Presiden yang sama-sama menjadi setengah dewa; Pertama, Presiden Mesir yang naik tahta setelah kudeta dan membantai rakyat yang anti kudeta. Kedua, Presiden Indonesia yang naik tahta berkat pemilu dengan kemenangan tipis.



Kedua Presiden sama-sama melakukan hal berikut:



1. Menguasai bos-bos media. Hobi tampil di TV dengan tutur bahasa yang tidak sesuai kaedah EYD untuk Bahsa Indonesia. Sedang As-Sisi sama sekali tidak menguasai Bahasa Arab Fusha.

2. Membiarkan asset-asset dan SDA dikuasai Asing dan Aseng. Kasus Mesir, cadangan gas di laut ZEE dikuasai Israel.

3. Melelang BUMN ke pihak asing dan aseng.

4. Menaikkan harga BBM.

5. Membiarkan mata uang lumpuh di hadapan dollar AS.

7. Membiarkan harga-harga bahan pokok melambung tinggi.

8. Memberlakukan politik adu domba antar masyarakat.

9. Memuliakan golongan dan aliran tertentu, lalu menistakan golongan dan kelompok tertentu.

10. Menguasai kepolisian, militer, dan juru pengadil (hakim-jaksa) untuk menghancurkan lawan politik.



Hanya ada satu perbedaan antara 2 Presiden. Jokowi hobi blusukan. Sedangkan As-Sisi tidak pernah turun menemui pendukungnya. Jokowi tahu, rakyat Indonesia tidak mungkin membunuhnya! Sedangkan As-Sisi paham, lengah sejengkal, maka nyawanya terancam pengkhianatan.***







sumber : http://ift.tt/1vZElFL

No comments:

Post a Comment