Turkey vs. ISIS: The facts speak for themselves
(Turki vs ISIS: Fakta Berbicara Sendiri)
by Enes Calli*
Turki telah dituduh membantu ISIS, dan banyak politisi di Turki juga menyalahkan pemerintah Turki karena gagal untuk mencegah munculnya kelompok ini di perbatasan Turki-Suriah. Namun banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Turki telah bekerja keras untuk menghancurkan jaringan ISIS di Turki dengan penahanan massal, perintah pengasingan, dan menargetkan “ibukota” kelompok tersebut dan garis depan mereka dalam operasi-operasi militer.
ISIS ditetapkan sebagai sebuah organisasi teroris pada Oktober 2013
Turki menetapkan ISIS sebagai sebuah organisasi teroris pada 10 Oktober 2013. Menurut data pada Oktober 2015, sekitar 1000-3000 warga Turki telah bergabung dengan kelompok tersebut dan kembali baik hidup maupun mati dari Suriah. Penting untuk digarisbawahi bahwa Turki, yang memiliki populasi muslim sebanyak 80 juta jiwa dan memiliki perbatasan darat sepanjang 1300 kilometer dengan Suriah dan Iraq, tidak termasuk diantara 10 besar Negara sumber perekrutan ISIS.
Turki adalah anggota aktif dari koalisi internasional melawan organisasi teroris tersebut dan Turki ikut mengetuai Working Group on Foreign Terrorist Fighters bersama dengan Belanda sejak Maret 2015. Pasukan koalisi telah terbang dari pangkalan strategis Turki di Incirlik untuk menghantam target-target ISIS sejak juli 2015. Turki juga merupakan bagian dari gugus tempur udara koalisi ini, secara rutin menghantam tempat-tempat persembunyian kelompok ekstrimis tersebut di utara Suriah.
Turki telah menahan ribuan tersangka ISIS
Menurut data yang dikumpulkan oleh kantor perdana menteri Turki, jumlah orang yang ditahan karena melintasi perbatasan Turki-Suriah secara illegal antara 1 januari 2014 hingga 27 oktober 2015 adalah 196.763.
2.545 tersangka telah ditahan dalam operasi-operasi anti terror terhadap ISIS, dan 810 diantaranya merupakan warga Negara asing.
Sejak 2013, jumlah operasi-operasi anti-teror melawan ISIS dan penahanan yang berkaitan dengannya telah meningkat secara dramatis. Pada 2013, 230 tersangka ISIS ditahan, 78 diantaranya dipenjara dan 12 diantaranya merupakan orang asing.
Pada 2014, sejumlah 615 orang anggota ISIS ditahan dalam berbagai operasi dan 87 diantaranya dipenjara. Ini termasuk 240 orang, dan diantara mereka, 21 diantaranya dijatuhi hukuman penjara.
Pada 2015, 1700 anggota ISIS ditahan dan 492 diantaranya merupakan orang asing. Dari jumlah itu, 419 diantaranya dipenjara termasuk 95 orang asing.
Selama operasi-operasi tersebut, aparat keamanan telah menyita sejumlah besar dan berbagai variasi senjata termasuk 19 rifle, 170 granat tangan, 51 peledak buatan tangan, 98 pistol, 84 rifle, 341 kilogram peledak 18.091 selongsong.
Ribuan orang asing dilarang dari memasuki Turki
Untuk mencegah para petempur teroris memasuki Turki:
- Badan intelijen polisi Turki, unit kontra-terorisme dan penyelundupan telah bergabung dan membentuk “Pusat Analisis Resiko” di bandara-bandara dan stasiun-stasiun bus di seluruh wilayah.
- Sekitar 4.700 warga asing yang dicurigai telah diwawancarai di Pusat Analisis Resiko; 1300 individual telah dilarang memasuki Turki dan sekitar 500 warga Negara asing yang teridentifikasi didalam Turki telah dideportasi
- Pasa 2011, Turki menciptakan sebuah daftar berisi para petempur teroris yang dilarang memasuki Negara tersebut. Sekitar 20.500 orang dari 110 negara dimasukkan dalam daftar tersebut.
- Sekitar 50 percen dari para individual yang ada di daftar tersebut berasal dari Afrika Utara dan timur tengah, sementara 26 persen berasal dari amerika utara dan eropa barat, dan 24 persen sisanya berasal dari eropa timur dan asia.
ISIS telah membunuh puluhan warga sipil Turki
Sejak 2014, ISIS telah melakukan beberapa serangan teroris mematikan terhadap Turki:
- Maret 2014 : seorang petugas keamanan Turki terbunuh dan 8 warga Turki lainnya terluka di Nigde.
- Juni 2014 : konsul jendral Turki di Mosul dan para anggota staf diplomatik lainnya diculik.
- 20 Juli 2015: 33 warga sipil Turki tewas dalam sebuah serangan bom bunuh diri.
- 23 Juli 2015 : seorang perwira Turki tewas dalam sebuah serangan di Kilis.
- 10 Oktober 2015 : ISIS adalah tersangka utama dalam serangan bunuh diri yang menyebabkan kematian 102 warga Turki di Ankara. Ini juga merupakan serangan teroris terburuk dalam sejarah Turki.
- 26 Oktober 2015 : dua petugas keamanan Turki dibunuh, 5 petugas keamanan terluka, 7 teroris terbunuh, dan 12 teroris lainnya tertangkap dalam sebuah operasi terhadap sebuah rumah di Diyarbakir.
Pada bulan Agustus 2015, ISIS merilis sebuah video dan memanggil kepada orang-orang Turki “untuk menaklukkan Istanbul dan Turki dari mereka yang bekerjasama dengan barat.” Dalam video tersebut, ISIS menyerang Presiden Turki Erdogan karena mendukung koalisi internasional pimpinan AS melawan ISIS.
Turki secara rutin menghantam posisi-posisi ISIS
Tentara Turki menghantam posisi-posisi ISIS dengan tembakan artileri di Suriah selama juli 2015, setelah serangan kelompok ekstrimis tersebut yang menewaskan seorang perwira Turki dan melukai 2 prajurit. Turki juga meluncurkan sebuah operasi yang dinamakan dengan Yalcin Nane, seorang prajurit yang gugur karena ISIS, dan menghantam 3 posisi ISIS dengan jet-jet F-16 pada juli 2014.
Untuk membalas serangan-serangan ISIS terhadap warga sipil dan para prajurit Turki, Turki secara resmi bergabung dalam sayap militer koalisi anti-ISIS dan telah menargetkan 22 basis ISIS antara 28 Agustus hingga 18 Oktober 2015.
Sejak saat itu Turki telah menghantam posisi-posisi ISIS setiap harinya dari udara.
Turki berangus kehadiran ISIS di dunia maya
Lebih dari setengah lusin website diblokir oleh Turki pada juli 2014, menyebabkan salah satu kelompok yang menyatakan sumpah setia pada ISIS menuduh Turki menyiksa umat islam dan memperingatkan pembalasan tanpa menyebut secara spesifik.
Lebih lanjut, DarulHilafe.com, sebuah situs berbahasa Turki yang mendeskripsikan dirinya sebagai cabang lokal dari sayap media ISIS Al-Hayat, menyebut bahwa keputusan tersebut menunjukkan “meningkatnya tekanan” terhadap umat islam di Turki, dan juga meminta otoritas Turki untuk mencabut larangan tersebut.
Pada bulan maret 2015, Reuters juga melaporkan bahwa sebuah pengadilan Turki telah menutup 2 website lainnya karena terbukti memiliki kaitan dengan ISIS dan usaha mereka merekrut warga Turki.[]
*Enes Çallı, adalah penulis lepas lulus dari Departemen Ilmu Politik di Universitas Kocaeli pada tahun 2012. Dia saat ini sedang mengambil Master (S2) Hubungan Internasional di Universitas Bilgi, Istanbul, Turki.
diterjemahkan dari http://ift.tt/1MJELKQ
sumber : http://ift.tt/1MJF1tm
No comments:
Post a Comment