Thursday, November 26, 2015

Antara Hidup dan Gaya Hidup


Antara Hidup dan Gaya Hidup

Oleh Mas Saptuari*

Kenalan saya seorang perencana keuangan di Jakarta punya banyak klien dari kalangan artis, dia cerita waktu itu pernah dicurhati seorang artis yang tiap hari nongol di tv, terkenal dimana-mana, tapi buat bayar cicilan mobil 5 juta saja tidak punya.. Gaya hidup akhirnya meremukkan hidupnya.

Saya pernah kenal seorang presenter TV nasional, kalo sedang tampil rapi pakai jas rapi sekali, hanya sekali ketemu di seminar, dia minta nomer HP. Sebulan kemudian dia SMS..
"Mas, saya pinjam uangnya 1 juta bisa? Minggu depan saya kembalikan.."
Walaaah..

Tahun 2009 malah ada vokalis band terkenal, saya kenal sejak 2003 ketika dulu masih kerja di EO sering saya ketemu waktu saya jadi stage manager. Lagunya ngehits di semua radio, satu sore ngajak ketemu.. Ujung-ujungnya pinjam uang dengan alasan ini itu.. Dan sampai hari ini tidak pernah dikembalikan hingga tahun-tahun berlalu.

Kisah Ustad Luqmanul Hakim gak kalah unik, waktu masih kuliah S2 di Malaysia dia diundang makan di sebuah restoran mewah oleh salah satu kawannya. Ustad Luqman bahkan diminta memindahkan parkiran motor  bututnya agar tidak menggangu pemandangan di halaman depannya. Usai makan, kawannya justru curhat dan minta nasehat, sambil menunjuk mobil mewah di halaman depan yang sudah 6 bulan cicilannya belum terbayar.

Betul kan, rejeki dari Allah itu PASTI CUKUP untuk hidup, tapi TAK AKAN CUKUP untuk gaya hidup.

Kisah nyata sebaliknya dari Ustad Luqman,
Seorang ibu tua dengan kain jarik datang ke sebuah masjid usai jumatan, panitia dan takmir sedang berkumpul sambil duduk menghitung uang hasil infak jamaah hari itu. Ketika ibu itu datang dengan baju sangat biasa dan berkain jarik, salah seorang dari mereka berdiri, mendekati ibu itu sambil berkata, "maaf bu, disini tidak menerima sumbangan.."

Ibu itu membuka lipatan kain jariknya,  mengeluarkan uang berwarna merah, biru, merah, biru, merah, biru.. berlembar-lembar banyaknya, sambil berkata, "Maaf nak, saya mau ikut bersedekah untuk pembangunan masjid ini.. Ini uangnya mohon diterima.."

Seketika para takmir itu menunduk, tak ada yang berani memandang wajah ibu itu.. Salah tingkah dan menahan malu..

Kawanku.. Hari terus berganti, matahari datang pagi ini, dan menghilang sore nanti..

Usia kita terus bertambah, tanpa sadar banyak hal yang begitu saja kita lewatkan hanya untuk mengejar dunia yang sementara.

Padahal esok pada waktunya, kita semua saat pulang ternyata hanya dibungkus kain kafan tak bersaku.. Tak ada bekal uang yang berlaku.

Semua harta yang selama ini kita kejar habis-habisan, ternyata semu belaka.. Pangkat, jabatan, kemewahan yang selama ini dibanggakan akan berakhir ditimpun tanah kuburan.

Banyak orang yang mengejar label kaya dengan menggadaikan dunianya, harga diri sudah musnah entah kemana. Sementara, banyak orang yang diam-diam ternyata kaya raya, dan lebih suka mencari muka hanya pada Tuhannya.

Benar kata kawan saya Mas Arief Budiman..
ORANG KAYA adalah orang yang selalu merasa cukup, sehingga dia terus berbagi..
ORANG MISKIN adalah orang yang selalu merasa kurang, hingga dia terus meminta-minta...

Salam,
@Saptuari

__
Sumber: fb




sumber : http://ift.tt/1lNaSAq

No comments:

Post a Comment